Kebajikan ( De 德 ) - Fu Lu Shou (福祿壽) adalah Tiga Dewa yang juga disebut Fu Lu Shou Sanxing (福祿壽三星; lit. Tiga Bintang Fu Lu Shou). Secara terpisah, mereka adalah Fu Xing, Lu Xing, dan Shou Xing ("Xing" 星 memiliki arti "bintang").
Ketiga Dewa ini telah menjadi populer selama berabad-abad dalam kultur tradisional China yang sangat menganggap penting kebahagiaan, kemakmuran, dan umur panjang.
Fu Lu Shou juga merupakan sebuah konsep Keberuntungan (Fu), Kekayaan (Lu), dan Umur Panjang (Shou).
Konsep Taois ini diperkirakan berasal dari Dinasti Ming, serta dipersonifikasi oleh Bintang Fu, Bintang Lu, dan Bintang Shou. Istilah ini umum digunakan dalam budaya China untuk menunjukkan ketiga ciri kehidupan yang bagus (sempurna).
Di dalam rumah banyak
dipasang gambar-gambar Cai zi-shou (Cay-cu-siu – Hokkian) yang melukiskan
Tiga Orang Dewa yang masing – masing melambangkan Dewa Kekayaan
(Cai-shen), Dewa Keturunan atau kebahagiaan (Zi-shen atau Fu-shen) dan
Dewa Panjang Usia (Shou-shen).
Gambar Tiga Dewa ini terdapat dimana -
mana dan banyak digunakan untuk perhiasan, pigura, ukiran kayu dan lain -
lain. Kebahagiaan, kekayaan dan panjang umur merupakan dambaan manusia,
sebab itu mereka mengharap berkah dari para Dewa dalam hidupnya.
Siapa
sebetulnya ketiga Dewa ini, dibawah akan kita teliti satu persatu.
Tentang Dewa Keturunan atau Dewa Kebahagiaan dicatat kisah seperti di
bawah ini Pada jaman Kerajaan Liang pada masa pemerintahaan Kaisar Wu Di
( 502 – 549 M), kaisar mengeluarkan maklumat yang isinya membebankan
pajak yang berat pada penduduk kabupaten Dao Zhou, propinsi Hunan dan
banyak mengambil orang – orang kerdil dari wilayah itu untuk dijadikan
pelayan dan pelawak di istana.
Jumlah pajak dan orang - orang kerdil
yang diminta oleh kaisar semakin meningkat, sehingga menimbulkan
kegoncangan di kalangan rakyat. Untung, Yang Cheng yang pada waktu itu
menjabat Hakim Tinggi di wilayah Dao Zhou terketuk nuraninya untuk
membela nasib penduduk.
Ia lalu menerangkan pada kaisar bahwa menurut
undang - undang, orang - orang kerdil itu juga termasuk rakyatnya, bukan
budak. Kaisar rupanya sadar akan tingkahnya yang menyengsarakan orang,
lalu menghentikan perbudakan atas orang – orang kerdil. Penduduk sangat
berteima kasih pada hakim budiman ini, terlebih - lebih orang - orang
kerdil yang diselamatkan nasibnya.
Mereka merasa berhutang budi pada Yang Cheng, lalu membuat arcanya dan
memujanya sebagai Dewa Kebahagiaan. Seorang tokoh lain yang dianggap
sebagai Dewa Kebahagiaan adalah Li Giu Zu yang dikenal sebagai Zheng Fu
Xiang Gong atau Tuan Muda yang melipatgandakan kebahagiaan.
Beliau
pernah memangku jabatan perdana mentri pada masa pemerintahan Kasiar Wen
Di dari Kerajaan Wei, pada masa San-guo (Sam Kok – Hokkian). Masih ada
seorang tokoh lagi yang masih popular, yaitu penyelamat dinasti Tang
yang pada waktu itu sudah diambang keruntuhan akibat pemberontakkan An
Lu Shan.
Dia adalah Guo Zi Yi (Kwe Cu Gi – Hokkian). Ia berasal dari
Hua-zhou, propinsi Shanxi. Gambarnya seringkali tampak dengan pakaian
biru, sambil mendukung seorang anak kecil. Anak itu adalah putranya yang
bernama Guo Ai.
Menurut cerita Guo Zi Yi mempunyai tujuh orang anak.
Karena disertai anak kecil, maka Dewa Kebahagiaan seringkali disebut
juga Dewa Keturunan. Tentang Dewa Kekayaan, sudah kita bicarakan diatas,
tapi Dewa Kekayaan yang dilukiskan dalam tiga serangkai Cai-Zi-Shou ini
bukanlah Zhao Gong Ming yang terkenal sebagai Xuan Tan Yuan Shuai itu,
tapi adalah seorang yang lahir pada jaman dinasti Jin dan bernama Shi
Chong.
Selain kisah diatas, masih ada anggapan
lain bahwa Tian Guan (Thian Koan - Hokkian) salah satu dari San Guan Da
Di yang juga seorang Cai Shen. Sebab itu hari kelahirannya dirayakan pada
tanggal 15 bulan satu Imlek.
Dewa Panjang Usia atau Shou Xing mulanya
adalah seorang Dewa dari bintang yang turun ke dunia dalam wujud
manusia. Ia berasal dari Bintang Nan-dou (Gantang Selatan). Wujudnya
seorang tua berjenggot panjang, dahinya menojol dan membawa tongkat,
beserta sebuah Tao atau buah persik. Ia disebut juga dengan panggilan
Nan Ji Xian Weng (Lam Kek Sian Ong - Hokkian) atau “orang tua dari kutub
selatan”.
Qin Shi Huang kaisar pertama dari dinasti QIn (246 – 210 SM)
mengadakan sembahyangan pada Dewa ini pada tahun 246 SM. Dan sejak itulah
persembahan kepada Nan-ji Xian Weng atau orang tua Dewa dari kutub
selatan ini diteruskan sampai sekarang.
Gambar Dewa ini sering
ditampilkan bersama - sama dengan kelelawar yang terbang di atasnya dan
tangannya menggenggam buah Tao. Buah ini adalah buah suci yang menurut
cerita bila dimakan manusia, maka panjanglah usianya.
Menjangan dan
kelelawar keduanya melambangkan kebaikan. Menjangan atau “LU” adalah
sama suaranya dengan “LU” yang berarti kekayaan atau kepangkatan.
Sedangkan kelelawar atau “FU” sama dengan suara “FU” yang berarti Rejeki.
Gan Luo adalah Dewa Anak atau Dewa Keturunan juga. Gambar anak
yang ada dalam gambar Cai-zi-shou, ada yang berpendapat sebagai gambar
Gan Luo. Ia hidup pada jaman Zhan-guo (475 – 221 SM) dan pada usia 7
tahun sudah jadi menteri kerajaan Qin. Sayang, ia tidak berusia panjang.
Dia kemudian dianggap sebagai Dewa Anak atau Zi Shen dan banyak dipuja
terutama di dalam perumahan. Hari lahirnya tidak jelas.
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar