|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 12 Februari 2014

Asal Mula Kesenian Cai Gao Qiao (踩高跷) atau Egrang

 


Cai Gao qiao (踩高跷) atau Egrang disebut juga jangkungan adalah sebuah pertunjukan ketrampilan rakyat di Cina pada perayaan Tahun Baru Imlek dan hari besar lainnya. Pertunjukan ini dilakukan oleh seorang penari yang berjalan menggunakan egrang yang terbuat dari kayu, merupakan kesenian rakyat Cina yang sempurna karena menggabungkan pemain yang menari dengan diiringi musik. Hal ini juga dikenal sebagai "Melihat ke atas Drama" karena penonton harus mengangkat kepala mereka untuk melihat pertunjukan ini.
 
Asal usul Egrang ini telah ada sejak zaman primitif yang terpikir oleh manusia purba, terutama kehidupan nelayan yang hidup di sepanjang pantai mencari ikan dan untuk memetik buah liar di pohon. 

Catatan tentang "Changgu Kingdom" di The Classic of Mountains (475 BC-221 BC) menceritakan tentang adegan penangkapan ikan di laut oleh nelayan yang berjalan di atas tongkat kayu panjang dan memegang alat tangkap yang panjang di tangan mereka. Kebiasaan ini masih umum terjadi di kalangan nelayan etnis Jing yang tinggal di sepanjang pantai laut di Fangcheng City, Guangxi Zhuang Autonomous Region.
 
Pada waktu itu pertanian belum berkembang, manusia purba yang menghuni gua hidup dari buah liar di pohon, tapi pohonnya tinggi, buah liar sering kali susah dipetik, sesudah meraba-raba dalam kurun waktu yang panjang, akhirnya menemukan, bila betisnya diikatkan tongkat kayu panjang, tinggi badan bertambah, tidak mengganggu kebebasan, malah dapat memetik buah liar di pohon tinggi dengan sangat mudah. Lama kelamaan, tindakan mencari makan yang begini, diwariskan menjadi kebiasaan beregrang.

Hal itu juga dijelaskan dalam buku-buku yang memperkenalkan tentang egrang dari Dinasti Jin di China bahwa seseorang terikat dengan egrang, dua kali lebih lama bertahan dari yang berjalan dengan kaki seperti biasa. Bagian bawah yang melemparkan dan mengambil kembali tujuh belati ketika menjalankan, menunjukkan bahwa kinerja egrang adalah semacam akrobatik yang terampil dalam Dinasti Wei dan Jin.  

         
Konon, Cai Gao qiao (踩高跷) atau Egrang adalah karya Lie Yukou (列御寇) pada zaman Negeri Perang (战国), (475 BC-221 BC) namun mulai dari Liu Zongyuan (柳宗元) pada dinasti Tang (), banyak yang menyangsikan keasliannya, mereka mengira Cai Gao qiao (踩高跷) atau Egrang atau Stilt adalah karya orang zaman Wei () atau Jin () yang memalsukan tahun/zamannya. Tetapi bagaimanapun yang sebenarnya, sudah cukup memastikan bahwa egrang pada zaman Wei () atau Jin () sudah tinggi sekali levelnya.
         
Pada zaman Selatan Utara (南北朝), egrang disebut “pijak tinggi”. Pada tahun Tianjian (天监) ke 4, yaitu 505 M, zaman baginda Wu dinasti Liang (梁武帝), pernah diadakan pertunjukan besar, yang disebut “100 pertunjukan”. Pada daftar acaranya ada tulisan “siapkan pijak tinggi”, yaitu pertunjukan egrang.
          
Sampai pada zaman Tang () dan Song (), permainan egrang lebih tersebar merata lagi, bahkan beberapa pakarnya masuk ke barisan penari istana.
          
Pada zaman Qing (), egrang sudah menjadi acara penting pada pesta Tahun Baru Imlek dan Capgome. Catatan Ranting Bambu tentang 100 Pertunjukan (百戏竹枝词) mencatat, “Pemain memerankan sepasang suami istri orang desa, masing-masing memijak dua tongkat yang panjangnya satu meter, injakan kaki di titik tengahnya, sehingga tinggi badannya bertambah 50 cm. Sambil menari, mereka menyanyikan sebangsa lagu persemaian.” Jadi nyata, bahwa pertunjukan tersebut adalah cikal bakal “Egrang yang Menyemai” sampai sekarang ini.
        
Egrang terbuat dari kayu, di tengahnya disisipkan kayu pendek sebagai titik topang tempat kaki berpijak, lalu tongkatnya diikatkan ke betis. Egrang terbagi tiga macam: tinggi, sedang dan pendek, masing-masing disebut: egrang tinggi, egrang sedang dan egrang lari.Egrang tinggi ada yang 3 meter, egrang lari 50 cm, egrang sedang biasanya 1 meter.
          
Pemain egrang biasanya dirias seperti tokoh dalam aneka macam sandiwara, sesuai irama genderang dan simbal/gong, atau berbaris, atau berjalan, atau melompat, atau berlari, berputar terasa santai, melompat terasa ringan. Menggunakan egrang sedang 60-100cm dapat melakukan macam-macam atraksi, misalnya lompat tinggi, lompat jauh dan lain-lain gerakan sandiwara, juga ada lompat menukik, lompat meja, lompat jembatan dan lain-lain gerakan yang mendebarkan. 

Ada pertunjukan yang kocak, pemain sering seakan hampir jatuh karena kurang berhati-hati, membuat penonton mengeluarkan keringat dingin saking cemasnya, tapi tiba-tiba, yang hampir jatuh bangkit melompat, melanjutkan banyolannya, membuat banyak penonton mendecak. Egrang yang tingginya 3 meter hanya untuk menampilkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam Riwayat Shuihu (水浒),Certa Tiga  Negeri (三国演义), Mengembara ke Barat (西游记).
          
Egrang juga terbagi atas kasar dan halus, egrang kasar cirinya sering mempertunjukkan gerakan yang mendebarkan, misalnya membacok, berputar, salto, melompati kepala orang dan lain-lain, gayanya kasar, berani dan gagah perkasa. Egrang halus biasanya berkeliling di gelanggang, membawakan lagu persemaian.
          
Cerita Fu (列子•说符) mencatat sebuah cerita tentang egrang

Di negeri Song (宋国), ada seorang pengembara yang mengatakan bahwa dirinya memiliki ketrampilan luar biasa sehingga memohon baginda Yuan (宋元君) untuk memakainya dan memberinya jabatan. Baginda Yuan (宋元君) lalu menyuruhnya untuk mempertunjukkan  kebolehannya. 

Pengembara itu kemudian mengikat tongkat yang panjangnya dua kali tinggi badannya pada betisnya, lalu berjalan dengan cepat bahkan berlari. Tapi hal itu belum apa-apa, yang lebih mengagumkan lagi, tangannya memegang tujuh bilah pedang, yang lima dilemparkan ke atas, yang dua di tangan, lalu lempar tangkap, lempar tangkap, bergiliran, selalu lima di atas, dua di tangan, silih berganti. 

Pertunjukannya ini membuat semua penonton terpesona dan terganga termasuk Baginda Yuan (宋元君) sehingga pengembara itu diberi uang banyak sebagai hadiah.

Egrang awalnya mengandung ciri aktobat, setelah masuk ke masyarakat, berbaur dengan sendratari, sandiwara dan seni rakyat, berangsur-angsur berciri seni kebudayaan, akhirnya menyatu dengan lagu persemaian, menjadi suatu seni rakyat tradisional yang sangat digemari masyarakat luas.  Salam kebajikan


Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar