|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 13 Februari 2014

Hari Raya Capgome / Yuanxiaojie (元宵节)

 


Kebajikan ( De 德 ) -  Hari Raya Yuanxiaojie (元宵节) yang lebih dikenal dengan sebutan Hari Raya “Cap Go Me” artinya adalah malam ke-15 Tahun Baru Imlek. Bulan Pertama (Zhen Yue (正月) dalam penanggalan Imlek disebut juga dengan istilah “Yuan Yue (元月).”

Di tempat asalnya di Tiongkok, perayaan ini tidak dikenal sebutan Cap Go Me, yang lazim disebut adalah Yuanxiaojie (元宵节, baca: yuen siau cie) yaitu hari ke 15 (Cia Gwe Cap Go) atau (zheng yue shi wu, 正月十五, baca ceng yue se u).  Dalam lafal Hokkian disebut dengan Goan Siau, yang artinya sama dengan Yuan Xiao. 

Yuan Xiao Jie sering juga disebut dengan Shang Yuanjie (上元节) yang tahun ini jatuh pada hari Jumat tanggal 14 Februari 2014. Perayaan ini juga merupakan penutup dalam rangkaian perayaan menyambut Sin Cia (Tahun Baru Imlek).

Yuanxiaojie (元宵节) dalam bahasa mandarin, Yuan () artinya “awal”, bulan 1 pada awal tahun disebut bulan Yuan (元月), xiao () artinya “malam”, jie () artinya “hari raya”, jadi Yuanxiaojie (元宵节) artinya “Hari raya bulan purnama pertama awal tahun”, sedangkan Cap Go Me (十五晚) berasal dari bahasa Mandarin dialek Hokkian, yang berarti malam hari pada tanggal 15 bulan 1 Imlek. 

Yuanxiaojie (元宵节) atau Capgome adalah hari raya yang sangat penting di kota dan desa dalam masyarakat tradisional, yang melambangkan semangat berpesta-pora yang khas dari masyarakat Tionghoa, sejarahnya panjang, pengaruhnya luas, adalah hari raya yang sarat dengan kandungan kebudayaan bangsa. 

Perayaan Yuan Xiaojie ini selalu ditandai dengan pemasangan lampion, makan ronde/yuanxiao (元宵), main tebak-tebakan, ke luar rumah untuk melihat bulan, dan makan bersama seluruh anggota keluarga. 

Asal usul Yuanxiaojie

Capgome atau Yuanxiaojie (元宵节) memiliki sejarah yang panjang. Konon pada awal dinasti Han Barat (西汉), ibu suri L| () memegang kekuasaan, banyak yang memberontak, baginda Wen (汉文帝) mendapat dukungan menteri Zhou Bo (周勃), berhasil menumpas pemberontakan dan naik takhta. 

Kebetulan hari itu adalah tanggal 15 bulan 1, maka selanjutnya pada tanggal tersebut setiap tahun, baginda Wen (汉文帝) keluar istana, berpesta-pora bersama rakyatnya, dan menetapkan hari itu sebagai Yuanxiaojie (元宵节) atau Capgome.

Cara menjadikan peristiwa sejarah sebagai asal-usul hari raya ini mudah diterima, juga mudah disebar-luaskan, namun satu hal terabaikan, yaitu sumber kebudayaan dalam sejarah.

Pertama, agama Tao yang lahir di tanah Tiongkok sendiri, sarat dengan warisan kebudayaan tradisional. Bahkan jauh sebelum agama Tao diresmikan, sumber kebudayaan tradisional tersebut sudah mengalami proses perkembangan selama ribuan tahun. Dalam agama Tao ada yang disebut “triyuan” (三元), yaitu “yuan atas” (上元) istana langit, “yuan tengah” (中元) istana bumi dan “yuan bawah” (下元) istana air. 

Hari jadinya masing-masing adalah tanggal 15 bulan 1, 7 dan 10, pada ketiga hari jadi tersebut harus diadakan ibadah sembahyang. Di antaranya, tanggal 15 bulan 1 disebut “Hari jadi yuan atas” (上元节), inilah cikal bakal Yuanxiaojie (元宵节) atau Capgome. Jadi, sebetulnya Capgome asalnya dari kegiatan ibadah menyembah “yuan atas” (上元) atau istana langit.



Selain itu, kebudayaan Tao dan Capgome masih ada sangkut-paut yang lain. Menurut Catatan Sejarah Buku Gembira (史记•乐书) : “Keluarga Han () umumnya menyembah Taiyi Ganquan (太一甘泉) pada tanggal 15 bulan 1, mulai petang hari, sampai pagi keesokan harinya.”

Taiyi (太一,泰一,泰乙) adalah Dewa yang sangat manjur pada zaman negeri perang (战国), posisinya di atas “tiga baginda lima raja” (三皇五帝). Baginda Wu (汉武帝) sangat khidmat menyembah Taiyi (太一), kebetulan pada tanggal 15 bulan 1, mulai senja, sampai besok pagi. Upacara sembahyang begini merupakan motivasi yang kuat bagi diresmikannya Yuanxiaojie (元宵节) atau Capgome.

Pada zaman Han (), di ibukota diberlakukan jam malam, petugas piket akan menangkap orang yang berkeliaran pada malam hari, namun pada tanggal 15 bulan 1, jam malam dicabut sementara, sehingga seluruh rakyat dapat berpesta bersama-sama. 

Pada zaman dinasti Selatan Utara (南北朝), kegiatan merayakan Capgome lebih meriah lagi dari pada zaman Han (). Baginda Jianwen dinasti Liang (梁简文帝) pernah menulis Puisi Barisan Lampion (列灯赋) menggambarkan terang benderangnya lampion pada malam Capgome: “Terisi penuh minyak selatan, lampu warna warni menyala bersaingan. Pada malam yang biasanya tenang dan gelap, nyala lampion berbaris bagaikan sungai naga.”

Pada awal dinasti Sui (), ada menteri mengusulkan larangan merayakan Capgome, alasannya perayaan tersebut merupakan pemborosan, lagi pula pria-wanita bersama-sama pesta semalam suntuk, melanggar tatasusila. 

Baginda Wen (文帝) mengingat dinastinya baru didirikan, ekonominya masih lemah, juga menimbang aspek tatasusila, mengeluarkan perintah larangan merayakan Capgome, bahkan ada pejabat yang kurang serius melaksanakan larangan ini, dipecat. 

Akan tetapi, penerusnya baginda Yang (隋炀帝), baginda yang terkenal zalim di sejarah, malah dengan giat menganjurkan perayaan Capgome, antara lain memperbanyak permainan dan pemasangan lampu secara besar-besaran.  

Kitab Sui Catatan Musik (隋书•音乐志) mencatat, “Bulan 1 tiap tahun, banyak orang asing datang dan tinggal di Tiongkok. Sampai pada tanggal 15, dari luar pintu Duan (), sampai dalam pintu Jianguo (建国), di jalan sepanjang 4 kilometer,  dibuat panggung pertunjukan atau permainan. 

Para pejabat membangun tenda di tepi jalan, dari senja sampai pagi dan ikut menyaksikan keramaian yang terus berlangsung dan baru berakhir pada tanggal 30. Para artis berbusana mentereng, warna warni. Yang naik panggung kebanyakan berbusana wanita, dengan asesorinya yang gemerincing. Lebih dari 30.000 orang berdesak-desakan di jalan itu.

Baginda Yang (隋炀帝) berkali-kali menonton pesta malam Capgome. Menurut Kitab Sui• Catatan Baginda Yang (隋书•炀帝纪), “Bulan 1 musim semi tahun ke 6 hitungan Dingchou (丁丑), di pojok jalan Duanmen (端门), ada pertunjukan. 

Semua artis yang terkenal dan semua acara yang luar biasa, berkumpul di sana, berpesta sampai habis bulan. Baginda berkali-kali menyaksikan pesta itu dengan menyamar.” Baginda Yang (隋炀帝) pernah menulis Naik ke Loteng Selatan pada Malam Perayaan Capgome (正月十五于通忂建灯夜升南楼) :

                Rembulan bersinar di langit, 
                musik dan nyanyian seakan turun dari langit.
                Pohon berlampu ribuan batang menerangi malam, 
                bunga mekar semua dibawah sinar lampu.

                             Sinar bulan seperti aliran air, 
                             angin semi mendatangkan harum bunga Mei. 
                             Bendera berkibar di atas tanah mas, 
                             suara genta datang dari menara genteng kristal.

Dinasti Tang () adalah zaman  ekonominya berkembang subur, tata tertib masyarakat luar biasa kodisif, jadi perayaan Capgome lebih ramai dan meriah, sehingga perayaan zaman Baginda Yang (隋炀帝) menjadi kecil bila dibandingkan dengannya. Baginda Ming (唐明皇) kebetulan bertakhta pada era mas itu, untuk memamerkan keamanan negara dan kemakmuran rakyat, dia memerintahkan pada tanggal 14, 15 dan 16 bulan 1, menghias kota dan berpesta-pora selama 3 hari. Penyair zaman Tang () Su Weidao (苏味道) pernah menulis syair yang terkenal Malam 15-1 (正月十五夜) :

                   Pohon berapi dipenuhi bunga perak,
                   Jembatan Bintang gemboknya sudah terbuka.
                   Debu gelap mengikuti kuda cepat,
                   Sinar bulan datang mengikuti orang.
                  
                              Penarinya menggiurkan,
                              Penyanyinya mempesona.
                             Jam malam dicabut,
                             Jam pasir seakan menjadi lambat.

“Yuanxiao” (元宵) sebagai nama hari raya, kira-kira mulai pada zaman Tang (), syair Han Wo (韩偓) yang berjudul Perjamuan Tukang Kayu Yushan (玉山樵人集元夜即席诗) sebagai buktinya, “Pesta Yuanxiao tidak semeriah Chunjie, hujan rintik-rintik semalaman.”
          
Pada zaman Song (), kehidupan kota lebih berkembang, lampion Yuanxiao atau Capgome juga lebih semarak lagi. Raja-raja ingin memamerkan ketentraman, “bersenang-senang bersama rakyat”, pada malam Capgome menjamu para pejabat makan minum sambil menyaksikan cemerlangnya lampion yang dipasang. Jumlah malam memasang lampion dari 3 malam menjadi 5 malam, tambahannya ialah malam tanggal 17 dan 18 bulan 1. Awalnya pesta lampu hanya ada di ibukota Kaifeng (开封), kemudian daerah-daerah ikut-ikutan sehingga pesta lampu menjadi pesta nasional.
          
Pada zaman Yuan (), Capgome masih dibolehkan, tetapi pesta lampu, seperti mengadakan keramaian hiburan lainnya, dilarang oleh pemerintah.
          
Sampai pada zaman Ming (), sistem zaman Song () seluruhnya dipulihkan, pada tahun Yongle (永乐), jumlah hari pesta diperpanjang menjadi 10 hari, pejabat ibukotapun diliburkan selama 10 hari. Namun di daerah, jumlah malam berpesta beraneka ragam, ada yang 3 malam, 5 malam, 10 malam dan lain-lain. Pujangga Jiangnan (江南) Tang Yin (唐寅) membuat syair Yuanxiao (《元宵》) menggambarkan lampion Capgome dan rembulan saling mengerangi :

                   Ada lampion tiada rembulan orang tidak terhibur,
                   Ada rembulan tiada lampu bukan musim semi.
                   Musim semi tiba membuat orang seperti giok,
                   Lampion di bawah rembulan membuatnya seperti perak.

Sesudah pertengahan zaman Ming (), kehidupan kota berkembang lagi lebih maju. Capgome sebagai ciri penting kehidupan kota, penampilannya semakin beraneka ragam dan menarik. Puisi Jinpingmei (《金瓶梅词话》) Bab 15 Si Cantik Menikmati Lampion di Menara Rembulan (佳人笑赏玩月楼) menggambarkan keramaian penduduk kota dan semaraknya lampu-lampu hias:
          
Lampion-lampion sambung-menyambung seperti naga turun dari gunung masuk ke air, ada juga yang seperti bangau menghadap ke langit. Lampion teratai mas, lampion menara giok, seperti kumpulan mutiara; lampion bunga teratai, lampion bunga furong, ibarat sulaman sutra. Lampion bola sulam, putih cemerlang; lampion salju, bergoyang-goyang. 

Lampion sarjana, digantung tinggi-tinggi untuk mewarisi semangat Konghucu (孔子) dan Mensius (孟子); lampion menantu, tampak lembut mewarisi kesucian Meng Jiangn| (孟姜女). Lampion biksu, menggabungkan sinar bulan dan kehijauan pohon; lampion jaksa, ibarat Zhong Kui (钟馗) duduk bersama adik kecil. 

Lampion nenek sakti, memegang kipas, seakan sedang menangkap roh jahat; lampion Liu Hai (刘海), duduki katak mas, mempermainkan jimat. Lampion unta, muatannya bernilai tinggi, lampion singa hijau, seakan sedang mengaum; lampion kera, lampion gajah putih, masuk ke kota terlarang, bermain-main. 

Lampion kepiting, delapan kakinya menendang-nendang; lampion ikan mulut besar, menelan rumput air. Lampion warna perak, bersaing dengan sinar bulan, warna putih salju, bersaing dengan hijau pohon. 

Sepasang-sepasang bola wangi bersulam, serenceng-serenceng gantungan berumbai. Ikan dan naga bermain di pasir, orang tua Nantian (南天) usia tujuh puluh tahun membaca buku; lampion gantung, orang udik 98 tahun mempersembahkan jimat. Genderang desa, berkelompok-kelompok ditabuh, riuh rendah; pedagang kelontong, seperti pemain sandiwara, bersaingan mempromosikan dagangannya. Lampion putar berganti-ganti adegan, lampion gantung ada yang tinggi, ada yang rendah.

Pesta lampion Capgome pada zaman Qing () masih tetap diadakan, hanya waktunya dibatasi menjadi 5 malam yang puncaknya pada tanggal 15 bulan 1. Menurut Catatan Tahunan Ibukota (燕京岁时记) yang ditulis Fucha Dunchong (富察敦崇), pesta lampu di Beijing (北京) paling ramai di Pal Timur IV (东四牌楼) dan Pintu Bumi Selamat (地安门). 

Kemudian di Departemen Perindustrian (工部), Departemen Hankam (兵部), Pintu Selamat Timur (东安门), jalan Mulut Baru (新街口), Pal 24 (两四牌楼) juga lumayan ramainya. Lampion hias dibuat dari kain sutra, kaca, bergambar cerita kuno dan baru, untuk dinikmati. Lampion es lain dari yang lain, dibawa oleh orang Man () dari utara. Lampionnya “mewah tapi tidak boros, sederhana tapi tidak murahan”, sangat bernilai untuk dinikmati. Selamat merayakan Hari Raya Cap Go Me...Salam kebajikan
 

Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.

Tidak ada komentar:
Write komentar