Kebajikan ( De 德 ) - Ini adalah hukum universal yang baik dihargai dengan kebajikan dan yang jahat mendapat ganjaran. Itulah yang selalu ditekankan oleh almarhum ayah. Saya menemukan kebenaran ini dari tangan pertama selama masa Revolusi Kebudayaan di Tiongkok.
Suatu
hari, saya mengunjungi rumah orangtua, Ayah saya sedang duduk di
halaman menikmati sore yang indah, beliau baru saja sembuh dari penyakit
serius. Seorang peramal lewat dan berkata, "Hai Tuan, Anda tampak
hebat. Anda pasti baru pulih dari penyakit serius. Jangan khawatir. Anda
akan memiliki umur panjang."
Si
peramal itu duduk di samping ayah dan menjelaskan, bahwa Ayah telah
menyelamatkan banyak nyawa di masa lalu, dan karena itu Tuhan telah
memperpanjang hidupnya. Peramal menjelaskan bahwa usia Ayah telah
diperpanjang dari 64 tahun menjadi 84 tahun, dan semua keturunannya
akan diberkati.
Sebelum berangkat,
peramal itu berpaling kepada saya dan berkata, "Anda akan memiliki apa
yang Anda ingin miliki. Jangan memaksa untuk mendapat apa yang tidak
dimaksudkan untuk menjadi milik Anda. Kehidupan biasa hanyalah awan dan
kabut, tetapi menjaga kebajikan dan kebaikan akan membawa keberuntungan
dan umur panjang."
Saya tidak
menganggap kata-katanya dengan serius, tetapi Ayah bilang, "Ayah tahu
kamu tidak bisa memahaminya, tapi kamu harus ingat satu hal, Ayah tidak
peduli apa yang kamu lakukan di tempat kerja, tapi jangan pernah
menggertak orang lain. Apa yang kamu lakukan sebagai komisaris disiplin,
secara umum, mengintimidasi orang lain. Peramal itu benar, memang Ayah
pernah menyelamatkan nyawa seluruh desa ketika kamu berusia 8 tahun..."
Keluarga diasingkan ke daerah pedesaan yang keras
Ayah
pernah diklasifikasikan sebagai golongan kanan selama masa Revolusi
Kebudayaan. Sebagai hukuman, seluruh keluarga kami diasingkan ke daerah
pedesaan yang kehidupannya keras.
Setelah
itu, ayah diangkat menjadi pemimpin dari organisasi komunis setempat.
Ini terjadi pada tahun-tahun ketika Partai Komunis China (PKC)
mengumbar janji-janji manis kepada kaum petani, yang menyebabkan banyak
rumah tangga tidak memiliki makanan.
Saat
itu terjadi selama kampanye baja dan besi pada tahun 1958, awal dari
Lompatan Jauh ke Depan, di mana setiap keluarga harus bekerja pada
tungku pembuatan baja, dan setiap rumah tangga harus menyerahkan panci
dan wajannya sehingga militer bisa menggunakan untuk bahan baku baja.
Lompatan
Jauh ke Depan (1958-1961), adalah salah satu kampanye yang menjadi
bencana terbesar dari Mao Zedong untuk Tiongkok. Hal ini didasarkan pada
paksaan, teror, dan kekerasan sistematis. Juga menyebabkan bencana
kelaparan Tiongkok terbesar, salah satu kelaparan massal terburuk dalam
sejarah manusia. Lompatan Jauh ke Depan menyebabkan kematian 18 -45
juta orang.
Menyembunyikan makanan menyelamatkan seluruh desa
Suatu
hari diumumkan bahwa pejabat daerah berencana datang ke desa untuk
mencari dan menyita pasokan gandum yang tersisa di gudang desa yang
hampir kosong. Ini adalah praktek umum selama kampanye Lompatan Jauh ke
Depan. Ayah khawatir, dan bertemu dengan aparat desa lainnya hingga
larut malam untuk membahas bagaimana menjaga persediaan makanan yang
tersisa. Ini adalah masalah hidup dan mati.
Semua
orang di desa bekerja sama menggali ruang bawah tanah di sebuah lokasi
tersembunyi untuk menyembunyikan sisa beras. Pada saat yang sama, mereka
bergegas memanen ubi jalar yang tersisa di ladang. Hal ini dilakukan
dengan kerahasiaan maksimal saat malam hari di bawah sinar bulan.
Akhirnya
semua ubi jalar habis dipanen sebelum fajar tiba dan menyembunyikan
semua bahan pangan tersebut. Ayah jatuh pingsan di tanah akibat stres
dan kelelahan. Pada tengah hari, ayah menerima pejabat dari kabupaten,
tetapi mereka tidak bisa menemukan persediaan makanan apapun.
Ayah
berkelakar, "Seumur hidup, baru kali ini saya menjadi seorang pencuri,
pemimpin pencuri, yang menggerakkan seluruh desa untuk mencuri. Jadi
saya bertindak sebagai penjahat waktu itu, tapi telah menyelamatkan
nyawa sebuah desa. Untuk alasan ini, umur Ayah telah diperpanjang
selama 20 tahun. Tuhan maha adil."
Ayah
berkata, "Saya tidak pernah ingin bekerja untuk pemerintah, dan tidak
memiliki kesempatan untuk menjadi golongan kanan, jadi saya menjadi
seorang pejabat desa yang sederhana.
Kini
Ayah berusia 80 tahun, saya tahu bahwa Tuhan memberkahi di tahun ini.
"Anakku, jangan lagi percaya ateisme. Berhati-hati lah atas perilakumu
dan menghargai kebajikan. Teruskan cerita Ayah kepada anak-anakmu.
Selalu berbaik hati, ini pasti akan memiliki manfaat bagimu dan
keluargamu," pesan terakhir beliau. Ayah hidup selama 84 tahun dan 112
hari.
Saya menceritakan kisah ayah
untuk menghormatinya, dan memberikan pembaca contoh konkret dari
pepatah Tiongkok kuno yang mengatakan kebaikan akan dibalas dengan
kebaikan, dan kejahatan membawa ganjaran. (Sumber)
Jika anda merasa artikel ini bermanfaat dan menurut Anda bisa mengilhami orang untuk menjadi baik dan berbuat
kebajikan, maka anda dipersilahkan untuk
mencetak dan mengedarkan semua artikel yang dipublikasikan pada Blog Kebajikan ( De 德 ) ini; Mengutip atau mengcopy artikel di Blog ini harus mencantumkan Kebajikan ( De 德 ) sebagai sumber artikel.
Tidak ada komentar:
Write komentar