KEBAJIKAN (De 德) - Berikut ini tulisan tips dari Zhuge Liang, tokoh legendaris dari zaman Samkok. Kitab Kejiwaan Zhuge Liang adalah sebuah kitab strategi perang, sekaligus merupakan kitab taktik dalam mengenali dan mempergunakan sumber daya manusia.
Dalam buku tersebut, Zhuge Liang mengambil contoh 5 jenis manusia yang merugikan baik negara maupun dalam kemiliteran. Kelima jenis manusia tersebut, sekarang secara umum disebut sebagai "orang kerdil" (小人 / Xiao Ren), adalah orang yang hina, licik dan suka menelikung dari belakang.
Kalimat asli dalam buku tertulis demikian
Tidak peduli dalam hal mengurus militer atau memerintah negara, terdapat 5 jenis manusia yang harus selalu diperhatikan, mereka adalah akar bencana terjadinya kekacauan dalam negara maupun militer.
Kelima jenis manusia itu
1. Orang yang membentuk kroni secara ilegal, membentuk kelompok kecil, paling suka memfitnah dan menjatuhkan orang lain, menyerang orang yang bermoral dan berkemampuan.
2. Berpenampilan sangat berlebihan, boros, dan suka berdandan lain daripada yang lain, bersifat sangat suka berlagak, mengambil hati masyarakat dengan perkataan yang muluk-muluk.
3. Orang yang suka membesar-besarkan dan menyebarkan isu-isu untuk meracuni dan menipu masyarakat.
4. Orang yang gemar menghasut, demi keuntungan pribadi menggerakkan pasukan dan menghasut rakyat.
5. Orang yang sangat memedulikan untung rugi pribadi dan diam-diam bersekongkol dengan musuh. Terhadap lima jenis orang kerdil yang licik dan munafik serta berperilaku amoral tersebut hanya boleh dijauhi dan sama sekali tidak boleh didekati.
Sebenarnya 5 jenis orang kerdil yang diambil sebagai contoh oleh Zhuge Liang (181-234, perdana menteri legendaris dari Kerajaan Shu-Han di zaman Samkok (Tiga Negara) adalah perilaku dan tindakan mereka, disebut oleh Zhuge sebagai 5 Keburukan, seperti lima kutu busuk dalam teori Han Feizi (280 SM - 233 SM, seorang filsuf dan salah satu pendiri aliran Legalisme), lima jenis orang seperti ini adalah akar atau sumber dari kerugian negara dan militer.
Sebenarnya manusia itu sangat sulit untuk dipahami, dikarenakan semua orang mempunyai pemikiran sendiri yang unik, independen dan pemikiran semacam ini juga mengikuti mekanisme dan bersifat dinamis, bisa terpengaruh oleh berbagai faktor dan bisa berubah seiring dengan perubahan dari faktor eksternal.
Bahaya dari orang kerdil
Perilaku orang kerdil bisa memengaruhi pengambilan keputusan yang hakiki, bisa membuat titik berat kekuasaan kehilangan keseimbangan. Misalnya orang yang suka membentuk kelompok kecil, melalui cara-cara tertentu, misalnya makan dan minum bersama, menggunakan bersama sesuatu yang berselera rendah dan lain-lain, pada saat mabuk atau pikiran kacau saling menyebut sebagai saudara. Nampaknya saja sangat meriah, sebenarnya hanya persekongkolan sementara yang dilakukan demi suatu keuntungan bersama.
Hal seperti ini adalah sangat berbahaya, karena dengan demikian akan berada di luar jangkauan pimpinan pusat secara tidak kasat mata, menghasilkan sebuah kelompok kecil yang lain, dan di dalam kelompok kecil ini juga akan melahirkan sebuah inti yang kecil. Lama kelamaan, pusat kecil ini akan memengaruhi pusat besar, bahkan bisa menantang kewibawaan pusat besar, sehingga membuat energi kelompok besar kehilangan keseimbangan, dan jalur dari pusat lantas ikut menyimpang juga, kewibawaan kepemimpinan akan menjadi hambar bahkan hilang total.
Orang kerdil merupakan partikel bebas dalam medan magnit kekuasaan. Mereka tidak bisa meninggalkan pusat, tetapi mereka selalu konflik dan berbenturan dalam medan magnit, berpengaruh sangat besar sekali terhadap gaya magnetik pusat. Orang kerdil mempunyai ciri-ciri khas yang sama yakni selalu menjadikan dirinya sebagai pusat, dan sangat iri dengan orang yang bijak dan berkemampuan.
Dirinya sendiri tidak berkemampuan tetapi tidak sanggup menampung kebaikan orang lain, tidak ingin melihat orang lain diberi posisi penting, tidak ingin orang lain kelihatan lebih unggul dari dirinya. Karena itu menggunakan cara-cara yang licik dan rendahan, melalui praktek curang untuk menonjolkan diri sendiri, bergembar-gembor, membual, bahkan bisa menghasut, menyebarkan omongan menyesatkan khalayak, dengan demikian tercapai pengacauan pendapat umum.
Mereka selalu menghalalkan segala cara untuk mendirikan rintangan bagi orang lain dan menciptakan kerunyaman, sepertinya berkepribadian psikopat kompulsif (sifat memaksakan kehendak yang sangat kuat), melihat orang lain sial, hatinya baru nyaman. Semua pemikiran orang kerdil dicurahkan ke dalam hal-hal seperti itu.
Ciri khas orang kerdil
Orang kerdil adalah lawan kata dari orang budiman. Ada peribahasa, orang budiman berlapang dada, orang kerdil berintrik, orang kerdil melakukan segala sesuatu selalu bersembunyi-sembunyi, sangat mengibakan, hina dan menggelikan.
Jika orang kerdil melakukan hal-hal picik, secara permukaan harus dilakukan seolah seperti orang berlapang dada, maka orang kerdil tersebut bermutu terbaik dari orang kerdil yang lain, adalah orang kerdil tulen. Orang seperti ini memiliki sifat menyesatkan yang sangat besar sekali, sangat sulit untuk dibedakan, tetapi mereka juga memiliki ciri-ciri khas yang sama.
Ketrampilan orang kerdil seluruhnya terletak pada mulutnya, karena mereka tidak mempunyai kemampuan yang sesungguhnya, hanya bisa menjadi orang raksasa yang sebatas berteori saja. Zhuge selain itu juga mengatakan ciri luar orang kerdil: mengejar alternatif, senang kemewahan, pemborosan tiada batas, senang memamerkan diri, khusus memilih dan melakukan hal-hal yang tidak dilakukan oleh orang lain, itu merupakan refleksi dari keegoisan dan kesombongan.
Orang yang selamanya menempatkan diri pada posisi nomor satu, demi keuntungan pribadi, tega melakukan hal-hal yang merugikan kelompok. Sama halnya dengan seseorang yang memiliki sifat berlagak yang sangat kuat, Anda juga jangan mengharapkan orang semcam itu bisa memberikan kontribusi pada kelompok. Karena sifat berlagak itu berlawanan dengan sifat bertanggung jawab, semakin berat sifat berlagaknya, rasa bertanggung jawabnya semakin buruk, terhadap pekerjaan pun semakin asal-asalan.
Bagaimana menghadapi orang kerdil
Terhadap tokoh inti yang memiliki kekuasaan, siapapun berharap bisa merapat dekat dengan tokoh itu. Di sekitar pimpinan, selain terdapat orang budiman yang tulus dan jujur, juga dipastikan terdapat orang kerdil yang munafik. Dalam taraf tertentu, upaya orang kerdil pada diri pimpinan akan lebih besar, karena mereka akan mempergunakan kekuatan pimpinan untuk menyingkirkan orang lain, agar tujuan keuntungan pribadinya tercapai.
Acapkali mereka menunjukkan keganjilan yang luar biasa, menerobos dan berlompatan kesana-kemari, kesibukannya melebihi orang lain, juga lebih bersemangat daripada orang lain. Tetapi semuanya ini hanyalah penampakan luar, adalah kamuflase untuk mengelabui orang lain. Maka menghadapi orang kerdil, hanya bisa dijauhi dan tidak boleh didekati, jika tidak, si pemimpin akan tersesat jalannya.
Zhuge Liang sebenarnya juga pernah mengatakan perkataan yang serupa, di dalam Surat pengiriman pasukan tempur, "Dekatlah dengan pejabat berbudi luhur, jauhi-lah orang kerdil, itulah sebab kemakmuran dari Dinasti Han Awal; mendekati orang kerdil dan menjauhi pejabat berbudi luhur, itulah sebab keruntuhan dari Dinasti Han Akhir."
Dua perbandingan yang kontras ini, juga mengungkap sifat membahayakan dari orang kerdil. Sebenarnya tidak hanya dua Dinasti Han tersebut, kemakmuran dan keruntuhan dari setiap zaman, juga tidak lebih dari ini saja. Bekerja bagaikan berada di dunia persilatan, antara ikan dan naga memang bercampur aduk.
Apalagi, kekuasaan itu tidak berperasaan, dengan sendirinya tidak memiliki daya untuk membedakan, tidak bisa menentukan siapa orang berbudi dan siapa orang kerdil. Orang yang memiliki kemampuan seperti itu adalah orang yang memegang kekuasaan.
Sebenarnya yang dibicarakan ini adalah masalah kualitas dari kepemimpinan. Seorang pemimpin yang sukses, bukan hanya orang yang memegang kekuasaan, ia juga harus piawai menggunakan kekuasaannya dan memiliki kemampuan untuk menilai dan menggunakan orang (sumber daya manusia). Menilai dan menggunakan orang, hal tersebut mudah dikatakan tapi sebenarnya sangat sulit dilakukan dengan baik.
Orang kerdil selalu bersembunyi dalam-dalam, dua kata 'orang kerdil' juga tidak tertera di atas dahi, hal ini membuat penilaian orang tidak terlepas dari perbedaan. Sedangkan perkataan dari Zhuge Liang ini bagaikan sebuah mercusuar, menyinari arah bagi kita.
Lalat tidak akan mengerubungi di atas telur yang tidak bercela, asalkan dalam hati kita semua mempunyai kewaspadaan terhadap orang kerdil, bisa menjauhi mereka pada waktu yang tepat, maka orang-orang kerdil tersebut tentunya juga akan kehabisan akal. Salam kebajikan (theefochtime)
Tidak ada komentar:
Write komentar