|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 24 Agustus 2014

Bagaimana Mengenali dan Menghadapi Orang Kerdil?

 


KEBAJIKAN (De 德) -  Berikut ini tulisan tips dari Zhuge Liang, tokoh legendaris dari zaman Samkok. Kitab Kejiwaan Zhuge Liang adalah sebuah kitab strategi perang, sekaligus merupakan kitab tak­tik dalam mengenali dan mempergunakan sum­ber daya manusia.

Dalam buku tersebut, Zhuge Liang mengambil contoh 5 jenis manusia yang merugikan baik negara maupun dalam kemiliteran. Kelima jenis manusia tersebut, sekarang secara umum disebut sebagai "orang kerdil" (小人 / Xiao Ren), adalah orang yang hina, licik dan suka menelikung dari belakang.
 

Kalimat asli dalam buku tertulis demikian
 
Tidak peduli dalam hal mengu­rus militer atau memerintah negara, terdapat 5 jenis manusia yang harus selalu diperhatikan, mereka adalah akar bencana terjadinya kekacauan dalam negara maupun militer.
 

Ke­lima jenis manusia itu  

1. Orang yang membentuk kroni secara ilegal, membentuk kelompok kecil, paling suka mem­fitnah dan menjatuhkan orang lain, menyerang orang yang bermoral dan berkemampuan.
 

2.  Berpenampilan sangat ber­lebihan, boros, dan suka berdandan lain daripada yang lain, bersifat sangat suka berlagak, mengambil hati masyarakat dengan perkataan yang muluk-muluk.

3. Orang yang suka membesar-besarkan dan menyebarkan isu-isu untuk meracuni dan menipu ma­syarakat.


4. Orang yang gemar meng­hasut, demi keuntungan pribadi menggerakkan pasukan dan meng­hasut rakyat.


5. Orang yang sangat me­medulikan untung rugi pribadi dan diam-diam bersekongkol dengan musuh. Terhadap lima jenis orang kerdil yang licik dan munafik serta berperilaku amoral tersebut hanya boleh dijauhi dan sama sekali tidak boleh didekati.

Sebenarnya 5 jenis orang kerdil yang diambil sebagai contoh oleh Zhuge Liang (181-234, perdana menteri legendaris dari Kerajaan Shu-Han di zaman Samkok (Tiga Negara) adalah perilaku dan tin­dakan mereka, disebut oleh Zhuge sebagai 5 Keburukan, seperti lima kutu busuk dalam teori Han Feizi (280 SM - 233 SM, seorang filsuf dan salah satu pendiri aliran Legal­isme), lima jenis orang seperti ini adalah akar atau sumber dari keru­gian negara dan militer. 


Sebenarnya manusia itu sangat sulit untuk dipa­hami, dikarenakan semua orang mempunyai pemikiran sendiri yang unik, independen dan pemikiran semacam ini juga mengikuti me­kanisme dan bersifat dinamis, bisa terpengaruh oleh berbagai faktor dan bisa berubah seiring dengan perubahan dari faktor eksternal.

Bahaya dari orang kerdil

Perilaku orang kerdil bisa memengaruhi pengambilan keputusan yang hakiki, bisa membuat titik berat kekuasaan kehilangan keseimbangan. Misalnya orang yang suka membentuk kelompok kecil, melalui cara-cara tertentu, misal­nya makan dan minum bersama, menggunakan bersama sesuatu yang berselera rendah dan lain-lain, pada saat mabuk atau pikiran kacau saling menyebut sebagai saudara. Nampaknya saja sangat meriah, se­benarnya hanya persekongkolan se­mentara yang dilakukan demi suatu keuntungan bersama.

Hal seperti ini adalah sangat berbahaya, karena dengan demikian akan berada di luar jangkauan pimpinan pusat se­cara tidak kasat mata, menghasil­kan sebuah kelompok kecil yang lain, dan di dalam kelompok kecil ini juga akan melahirkan sebuah inti yang kecil. Lama kelamaan, pusat kecil ini akan memengaruhi pusat besar, bahkan bisa menantang kewibawaan pusat besar, sehingga membuat energi kelompok besar kehilangan keseimbangan, dan jalur dari pusat lantas ikut menyim­pang juga, kewibawaan kepemimpinan akan menjadi hambar bahkan hilang total.

Orang kerdil merupakan par­tikel bebas dalam medan magnit kekuasaan. Mereka tidak bisa meninggalkan pusat, tetapi mereka se­lalu konflik dan berbenturan dalam medan magnit, berpengaruh sangat besar sekali terhadap gaya mag­netik pusat. Orang kerdil mempunyai ciri-ciri khas yang sama yakni selalu menjadikan dirinya sebagai pusat, dan sangat iri dengan orang yang bijak dan berkemampuan.

Dirinya sendiri tidak berkemampuan tetapi tidak sanggup menam­pung kebaikan orang lain, tidak ingin melihat orang lain diberi po­sisi penting, tidak ingin orang lain kelihatan lebih unggul dari dirinya. Karena itu menggunakan cara-cara yang licik dan rendahan, melalui praktek curang untuk menonjolkan diri sendiri, bergembar-gembor, membual, bahkan bisa menghasut, menyebarkan omongan menyesat­kan khalayak, dengan demikian tercapai pengacauan pendapat umum. 


Mereka selalu menghalal­kan segala cara untuk mendirikan rintangan bagi orang lain dan men­ciptakan kerunyaman, sepertinya berkepribadian psikopat kompulsif (sifat memaksakan kehendak yang sangat kuat), melihat orang lain sial, hatinya baru nyaman. Semua pemikiran orang kerdil dicurahkan ke dalam hal-hal seperti itu.

Ciri khas orang kerdil

 
Orang kerdil adalah lawan kata dari orang budiman. Ada peribahasa, orang budiman berlapang dada, orang kerdil berintrik, orang kerdil melakukan segala sesuatu selalu bersembunyi-sembunyi, sangat mengibakan, hina dan menggelikan. 


Jika orang kerdil melakukan hal-hal picik, secara permukaan ha­rus dilakukan seolah seperti orang berlapang dada, maka orang kerdil tersebut bermutu terbaik dari orang kerdil yang lain, adalah orang kerdil tulen. Orang seperti ini me­miliki sifat menyesatkan yang sangat besar sekali, sangat sulit untuk dibedakan, tetapi mereka juga me­miliki ciri-ciri khas yang sama.

Ketrampilan orang kerdil se­luruhnya terletak pada mulutnya, karena mereka tidak mempunyai kemampuan yang sesungguhnya, hanya bisa menjadi orang raksasa yang sebatas berteori saja. Zhuge selain itu juga mengatakan ciri luar orang kerdil: mengejar alternatif, senang kemewahan, pemborosan tiada batas, senang memamerkan diri, khusus memilih dan melaku­kan hal-hal yang tidak dilakukan oleh orang lain, itu merupakan re­fleksi dari keegoisan dan kesom­bongan.

Orang yang selamanya menempatkan diri pada posisi no­mor satu, demi keuntungan pribadi, tega melakukan hal-hal yang meru­gikan kelompok. Sama halnya dengan seseorang yang memiliki sifat berlagak yang sangat kuat, Anda juga jangan mengharapkan orang semcam itu bisa memberikan kontribusi pada kelompok. Karena si­fat berlagak itu berlawanan dengan sifat bertanggung jawab, semakin berat sifat berlagaknya, rasa ber­tanggung jawabnya semakin buruk, terhadap pekerjaan pun semakin asal-asalan.

Bagaimana menghadapi orang kerdil

 
Terhadap tokoh inti yang memi­liki kekuasaan, siapapun berharap bisa merapat dekat dengan tokoh itu. Di sekitar pimpinan, selain ter­dapat orang budiman yang tulus dan jujur, juga dipastikan terdapat orang kerdil yang munafik. Dalam taraf tertentu, upaya orang kerdil pada diri pimpinan akan lebih be­sar, karena mereka akan memper­gunakan kekuatan pimpinan untuk menyingkirkan orang lain, agar tu­juan keuntungan pribadinya terca­pai. 


Acapkali mereka menunjukkan keganjilan yang luar biasa, menerobos dan berlompatan kesana-ke­mari, kesibukannya melebihi orang lain, juga lebih bersemangat dari­pada orang lain. Tetapi semuanya ini hanyalah penampakan luar, adalah kamuflase untuk mengela­bui orang lain. Maka menghadapi orang kerdil, hanya bisa dijauhi dan tidak boleh didekati, jika tidak, si pemimpin akan tersesat jalannya.

Zhuge Liang sebenarnya juga pernah mengatakan perkataan yang serupa, di dalam Surat pengiriman pasukan tempur, "Dekatlah dengan pejabat berbudi luhur, jauhi-lah orang kerdil, itulah sebab kemakmuran dari Dinasti Han Awal; mendekati orang kerdil dan men­jauhi pejabat berbudi luhur, itulah sebab keruntuhan dari Dinasti Han Akhir."

Dua perbandingan yang kontras ini, juga mengungkap sifat memba­hayakan dari orang kerdil. Sebenarnya tidak hanya dua Dinasti Han tersebut, kemakmuran dan kerun­tuhan dari setiap zaman, juga tidak lebih dari ini saja. Bekerja bagaikan berada di dunia persilatan, antara ikan dan naga memang bercampur aduk. 


Apalagi, kekuasaan itu tidak berperasaan, dengan sendirinya ti­dak memiliki daya untuk membe­dakan, tidak bisa menentukan siapa orang berbudi dan siapa orang kerdil. Orang yang memiliki ke­mampuan seperti itu adalah orang yang memegang kekuasaan.

Sebenarnya yang dibicarakan ini adalah masalah kualitas dari kepemimpinan. Seorang pemimpin yang sukses, bukan hanya orang yang memegang kekuasaan, ia juga harus piawai menggunakan kekuasaannya dan memiliki kemampuan untuk menilai dan menggunakan orang (sumber daya manusia). Menilai dan menggunakan orang, hal tersebut mudah dikatakan tapi sebenarnya sangat sulit dilakukan dengan baik.

Orang kerdil selalu bersembu­nyi dalam-dalam, dua kata 'orang kerdil' juga tidak tertera di atas dahi, hal ini membuat penilaian orang tidak terlepas dari perbedaan. Sedangkan perkataan dari Zhuge Liang ini bagaikan sebuah mercu­suar, menyinari arah bagi kita. 


Lalat tidak akan mengerubungi di atas telur yang tidak ber­cela, asalkan dalam hati kita semua mempunyai kewaspadaan terhadap orang kerdil, bisa menjauhi mereka pada waktu yang tepat, maka orang-orang kerdil tersebut tentu­nya juga akan kehabisan akal. Salam kebajikan (theefochtime)

Tidak ada komentar:
Write komentar