KEBAJIKAN (De 德) - Ratu Inggris Elizabeth II adalah sosok yang sangat anggun, terhormat dan serius di mata masyarakat. Ratu tidak pernah menguap pada setiap acara resmi, juga tidak pernah terlihat gelisah.
Selain beberapa pemimpin negara asing yang pernah berbincang dengan ratu, sangat sedikit orang yang mengetahui sikap politik dan pandangan sang ratu. Menurut berita, teman ratu sangat sedikit, ratu lebih senang menghabiskan waktu semalaman untuk bermain jigsaw dan tidak suka ikut dalam kegiatan sosial.
Ratu Elizabeth memiliki karakter yang ada kaitannya dengan proses pertumbuhannya. Ratu Elizabeth II lahir di rumah kakek dan nenek dari ibunya di London. Saat berusia 10 tahun, pamannya Raja Edward VIII turun dari tahta, ayahnya George VI memangku tahta sebagai raja, dengan sendirinya Elizabeth pun menjadi penerus tahtanya.
Saat PDII meletus Elizabeth hanya berusia 13 tahun, Raja George VI sibuk dengan urusan perang sehingga sama sekali tidak ada waktu memperhatikan putrinya.
Masa kecil yang kesepian membuat Elizabeth bersifat mandiri dan pendiam. Setiap kali orang dewasa sibuk dan tidak mempedulikan dirinya, Elizabeth akan membawa sebuah buku dan pergi ke taman bunga, dia suka duduk di bawah pohon walnut (sejenis kenari) sambil membaca buku.
Musim semi 1945, Elizabeth yang berusia 18 tahun mewujudkan harapan sang ayah terhadap dirinya, yakni menjadi seorang perwira di kesatuan dinas wilayah Kanbori, yang bertanggung jawab untuk perbaikan dan perawatan mobil.
Dalam kesehariannya yang penuh dengan kesulitan selama Perang Inggris, dia selalu berjuang bersama dengan rakyat di dalam negeri, hingga berhasil meraih kemenangan akhir. Pengalaman di masa perang itu membuatnya menjadi kuat dan tenang.
Saat berusia 20 tahun, untuk pertama kalinya Elizabeth berkunjung ke luar negeri, bersama sang ayah dia pergi ke Afrika Selatan yang dilanda kelaparan. Elizabeth membawa banyak roti walnut dari Eropa, aksi amalnya itu telah memenangkan hati banyak orang. Lalu di ulang tahunnya yang ke-21, Elizabeth menyampaikan pidato di radio. Dia mendeklarasikan sumpahnya untuk mengabdikan diri melayani Kerajaan Inggris dan rakyat Inggris.
Dan yang selama ini diam-diam terus mendukung impian politik Ratu Elizabeth adalah Pangeran Philip. Ratu Elizabeth berusia 13 tahun saat dirinya jatuh hati pada pandangan pertama dengan Pangeran Philip pada usia sang pangeran 18 tahun. Waktu itu Elizabeth melihat Pangeran Philip dari Yunani yang sedang studi di Royal Navy School. Di masa mudanya, Philip memiliki tinggi badan lebih dari 1,9 meter dan mata yang berwarna "biru baja" yang langka.
Setelah 8 tahun, Elizabeth dan Philip pun menikah. Sebagai seorang penerus tahta, Elizabeth tidak bisa menikah keluar, Philip pun membuat keputusan terpenting dalam hidupnya yakni: melepaskan haknya untuk meneruskan tahta Raja Yunani dan menjadi warga negara Inggris. Dalam pernikahan itu, cincin kawin yang digunakan oleh Elizabeth adalah diambil dari bongkahan emas dari Skotlandia, dan gambar pada cincin itu adalah hasil lukisan tangan Philip sendiri.
Ini adalah cincin yang diketahui khalayak ramai, sementara secara pribadi, Elizabeth membelah sebuah kacang walnut menjadi dua bagian sebagai patron pembuatan sepasang cincin yang terbuat dari amber berbentuk walnut. Kini, pernikahan mereka telah berjalan selama lebih dari 70 tahun.
Menjadi Sebuah "Kenari Keras"
Elizabeth setelah menikah menjadi semakin dewasa. Tengah malam pada 6 Februari 1952, Raja George VI wafat. Waktu itu Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip sedang berada di tengah hutan di Kenya. Menurut ingatan abdi istana yang menyampaikan pesan duka itu, waktu itu ekspresi wajah Pangeran Philip "seolah setengah dunia bertumpu di pundaknya", tapi Ratu Elizabeth dengan cepat larut dalam perannya.
Pada 2 Juni 1952, Inggris secara resmi menggelar upacara penobatan Ratu Elizabeth II, hampir seperempat penduduk dunia merayakan penobatan ini. Namun antusiasme masyarakat tidak mengurangi kekhawatiran PM Winston Churchill kala itu.
"Saya tidak mengenal Elizabeth," katanya.
Lalu kepada sekretaris pribadinya Churchill mengatakan, "Sang ratu, dia masih anak kecil."
Namun demikian pada pidato penobatannya, ratu yang masih sangat belia itu berkata, "Kita orang Inggris senang akan humor, namun pada masalah yang menyangkut nasib negara kita, kita adalah sebuah walnut yang keras."
Saat Elizabeth baru dinobatkan sebagai ratu, negara Inggris yang baru melalui ajang perang masih sangat lemah. Pada tahun kedua, Inggris mengalami musim dingin parah, pasokan daging dan gula sangat terbatas. Elizabeth dengan berani mengurangi anggaran istana untuk memastikan setiap anak-anak di Inggris bisa mendapatkan roti donat berisi walnut dan abon daging setiap harinya.
Saat memperingati para pahlawan yang gugur di medan perang, karangan bunga di tangan Elizabeth diletakkan di depan batu nisan prajurit yang tidak dikenal. Kedua tindakan ini semakin meningkatkan kewibawaan Inggris. Tak terkecuali Churchill pun memuji sang ratu. Ia pernah berkata, "Kita tidak akan mungkin bisa menemukan raja yang lebih baik lagi."
Tahun ini ratu telah berusia 87 tahun, tidak hanya kondisi kesehatannya sangat baik, pikirannya pun sangat jernih, dan masih sering ikut ambil bagian dalam rapat pemimpin tingkat tinggi. Menurut liputan surat kabar "Times", apa satu rahasia sehat panjang umur ratu, yakni sering makan kacang-kacangan, terutama walnut.
Karena ratu sangat menyukai makanan yang sedikit asin, pekerja istana menempatkan wadah di sepanjang lorong istana yang diisi dengan kacang-kacangan seperti walnut, mente, almond dan lain-lain. Tapi anehnya, sejak April 2013, ratu mendapati bahwa kacang di dalam mangkuknya sering hilang setengah karena dicuri, tapi setelah ditanya-tanya tidak ada seorang pun yang mengaku mencurinya.
Untuk menghadapi "orang rakus" tersebut, para pejabat Istana Buckingham mengeluarkan surat pada polisi penjaga istana, memperingatkan mereka agar "tidak panjang tangan, dan tidak menyentuh walnut milik ratu".
Akan tetapi yang mengejutkan adalah, walnut milik ratu kembali dicuri, dan walnut yang paling disukainya ludes dicuri. Hal ini sangat mencengangkan, dan ratu yang tidak mudah marah kali ini pun berang. Setelah dilakukan penyelidikan selama seminggu, pencuri kacang walnut milik ratu ternyata adalah para polisi penjaga keamanan Istana Buckingham sendiri.
Mereka menangkap seorang polisi bernama Louis, yang memiliki seorang putri berusia 7 tahun. Ratu Elizabeth sendiri yang menginterogasinya dan bertanya, "Mengapa kau ambil walnut ku?" Louis tertunduk tidak bersuara. Ratu bertanya sekali lagi, akhirnya Louis menjawab dengan suara pelan, "Saya bersalah. Tapi putri saya sangat menyukai walnut Ratu."
Louis melanjutkan, "Suatu kali karena penasaran, saya merasa walnut bukan barang berharga, dan ratu sangat menyukainya, jadi mungkin putri saya Emma juga akan suka, jadi saya membawakan sedikit untuk Emma. Saya tidak menduga, ternyata Emma sangat menyukainya. Biasanya saya berpatroli di istana, jarang pulang ke rumah, jadi saya selalu menjadikan walnut itu sebagai oleh-oleh..."
Belum selesai kata-kata Louis, ratu berkata, "Saya mengerti, pulanglah." Dengan hati gelisah Louis pun pergi, dan hati ratu pun menjadi tidak bisa tenang.
Tiga hari kemudian, ratu meminta Louis untuk membawa putrinya Emma ke istana. Di taman, ratu melihat seorang anak perempuan kecil bermata biru yang mirip dengannya di masa kecil. Ingatan ratu bergolak ibarat ombak, yang seketika itu juga menariknya kembali ke 80 tahun silam.
Waktu itu ratu adalah seorang anak perempuan berusia 7-8 tahun, segala jenis permen dan gula-gula tidak bisa membuatnya senang, hanya kacang walnut yang bisa membuatnya bahagia.
Karena walnut tidak memiliki penampilan yang menarik, juga tidak memiliki rasa yang sangat nikmat, namun walnut sangat misterius, dengan cara apa Anda bisa mengeluarkan biji walnut secara sempurna dari kulitnya yang keras? Dengan kelopak bunga apa lemaknya bisa dicampur untuk menghasilkan cat kuku?
Di dalam hati ratu, walnut kurang diperhatikan banyak orang, sama seperti masa kecilnya, tidak ada orang yang mempedulikan hati kecilnya, kesendiriannya.
Ratu dapat merasakan perasaan Emma, walnut juga merupakan kebahagiaan Emma! Ratu yang penuh belas kasih itu pun mengampuni Louis yang telah mencuri, dan kemudian ratu baru mengetahui, yang mencuri kenarinya ternyata tidak hanya Louis, tapi juga polisi penjaga lainnya. Seperti kata Louis dan Emma, rasa walnut milik ratu sangat istimewa, sama sekali tidak mungkin dibeli di pasaran. Ini adalah walnut istana!
Setelah mengetahui keadaan ini, untuk menghilangkan perilaku mencuri di kalangan polisi penjaga istana, ratu mengumumkan sebuah instruksi: setiap malam dibagikan walnut gratis bagi polisi yang berjaga.
Tidak hanya itu, ratu terinspirasi untuk memberikan walnut yang dihasilkannya itu kepada pemimpin negara lain sebagai "kado negara" yang unik. Dan yang lebih bermakna lagi adalah, setelah kejadian ini, rahasia umur panjang Ratu Elizabeth yang menyukai kacang walnut pun menyebar ke seluruh dunia lewat media massa.
Setelah membaca kisah ini, membuat penulis memikirkan satu hal. Seseorang menjadi agung, terletak pada kebijaksanaan hebat yang jauh melampaui manusia biasa, kebijaksanaan yang hebat itu adalah hati yang penuh dengan kebajikan dan kesabaran. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar