Berbagai kisah mengharukan dan kenangan manis dari kisah penumpang semasa hidup turut diceritakan dengan harapan doa dapat sampai kepada Almarhum sehingga mereka dapat beristirahat dengan tenang.
Tiada yang lebih bersedih dan berduka selain keluarga penumpang karena hampir sebagian besar penumpangnya adalah sekeluarga. Namun mereka harus ikhlas ditinggalkan sekaligus oleh beberapa orang pada saat bersamaan, yang kini hanya masih berharap agar sanak saudaranya terkasih bisa ditemukan, dari sekian banyaknya korban yang masih belum ditemukan Tim Basarnas, walau dalam keadaan apapun.
Setelah lama menunggu yang disertai doa dan harapan dari keluarga dan sahabat, kini penantian sejak 28 Desember 2014 terjawab sudah, setidaknya keluarga masih diberi kesempatan untuk melihat jasadnya yang terakhir kali, serta memakamkannya dengan layak, setelah jasad B101 atas nama Natalina Wuntarjo (33) berhasil ditemukan dan dikenali dari tiga jasad yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim, Rabu (/11/2/2015), seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Natalina, Teridentifikasi berdasarkan dari penggabungan data primer berupa dental rontgen gigi dengan pembanding foto panoramik milik keluarga, dan dipadu data medis seperti usia, tinggi badan serta jenis kelamin. Serta properti berupa Gelang emas putih pada kaki kanan jasad makin memperkuat keyakinan DVI terhadap identitas perempuan asal Surabaya itu, ditambah kesesuaian berupa baju dan jaket korban yang sama seperti yang terekam dalam kamera CCTV Bandara Juanda, sebelum boarding.
Keluarga Natlina, hari ini baru mengambil jasadnya. Proses pengambilan jasad atas nama Natalia Wuntarjo (33) berlangsung haru di RS Bhayangkara di Kota Surabaya, Jatim, Kamis (12/2/2015). Keluarga akan menyemayamkan jasadnya di rumah persemayaman Adi Jasa, Jalan Demak, Surabaya.
Sosok Natalina Dimata Keluarga Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga
Natalina adalah warga Jalan Genteng Buduran, Surabaya, Jawa Timur. Gadis berusia 33 tahun itu menumpang pesawat udara AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 untuk berlibur di Singapura, seperti dilansir dari viva.co,id.
Menurut Umi Hartanti, bibi Natalina, kemenakannya memang sengaja cuti dari bekerja untuk berlibur pada Tahun Baru. Dia sudah merencanakan liburan itu sejak lama sehingga sangat antusias begitu hari keberangkatannya tiba.
Natalina, kata Umi, bekerja di sebuah rumah makan ternama di Surabaya. Dia adalah anak yang menjadi penopang ekonomi keluarga. Sebab ayahnya sudah lama meninggal dunia sehingga dia harus bekerja untuk menghidupi keluarganya yaitu ibu dan empat kakak serta adiknya.
Umi menambahkan, ibu Natalina sangat terpukul dengan kabar hilangnya pesawat yang ditumpangi gadis itu pada Minggu 28 Desember 2014.
Keluarga ingin segera mendapatkan kepastian mengenai kabar Natalina, selamat atau telah meninggal dunia. Jika meninggal dunia, keluarga ingin melihat dan memastikannya. Umi pun telah menyiapkan data yang berisi ciri fisik keponakannya.
“Saya ingin tahu kepastian itu," kata Umi, di Crisis Center Bandara Juanda Surabaya, Selasa malam, 30 Desember 2014.
Sementara itu, ibu Natalina yang bernama Djun Ik mengatakan, "Saya harap saya bisa merayakan malam tahun baru bersama-sama dengan putri saya Natalina Wuntarjo," Djun Ik, (68), seperti dilansir dari The Jakarta Post, Senin, (29/12/2014).
Djun mengungkapkan bahwa Natalina dan putri sulungnya Natalia biasanya menyiapkan makan malam untuk Malam Tahun Baru di Gentengkali, Surabaya. Namun, Natalina meminta izin untuk pergi dan melihat temannya di Singapura sebelum akhir tahun ini.
"Menurut rencananya, Natalina adalah berada di Singapura selama beberapa hari. Dia meminta saya izin untuk mengambil liburan di Kuala Lumpur, Malaysia, dan kembali ke Surabaya beberapa hari kemudian, pada 31 Desember, "kata Djun.
Sebelum meninggalkan rumah, tambah Djun, Natalina menyuruhnya untuk menempatkan Natal dan paket Tahun Baru di kamarnya.
"Dia meninggalkan terburu-buru karena maskapai memberitahunya jadwal penerbangan telah dibawa ke depan 07:00-05:00," kata Djun di Bandara Internasional Juanda di Surabaya.
Natalina, tambah Djun, adalah orang yang baik dan jujur dan pekerja yang rajin bekerja di sebuah restoran di Surabaya.
"Saya akan menunggu putri saya di sini sampai dia ditemukan dalam kondisi apa pun," kata Djun, yang belajar tentang pesawat yang hilang AirAsia setelah pulang dari gereja.
Djun didampingi putri sulungnya, Natalia dan suaminya Andreas dan cucu lima tahun lamanya, Jojo. Natalina adalah yang ketiga dari lima bersaudara.
Kita doakan semoga Almarhum Natalina Wuntarjo, mendapat tempat yang layak di sisiNya dan penumpang lainnya dapat segera ditemukan. Turut berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini, karena semuanya adalah atas kehendak yang kuasa.
Sobat, Tak selamanya kita diberikan kesempatan untuk memiliki hidup di dunia ini, maka hiduplah dengan sebaik-baiknya dan buatlah menjadi bermakna, bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang mengenal Anda. Supaya, suatu saat nanti jika kita sudah tiada, kenangan kebaikan kita masih akan tetap hidup di hati mereka semua. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar