KEBAJIKAN ( De 德 ) - Hidup ini memang penuh dengan misteri. Tak ada yang menyangka, liburan keluarga ke luar negeri dengan menumpang pesawat AirAsia QZ8501 menuju Singapura akan berakhir duka, akibat jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di sekitar Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Minggu 28/12/2014.
Berbagai kisah mengharukan dan kenangan manis dari kisah penumpang semasa hidup turut diceritakan dengan harapan doa dapat sampai kepada Almarhum sehingga mereka dapat beristirahat dengan tenang.
Tiada yang lebih bersedih dan berduka selain keluarga penumpang karena hampir sebagian besar penumpangnya adalah sekeluarga, yang telah ditinggalkan sekaligus oleh beberapa orang pada saat bersamaan, yang kini hanya masih bisa berharap agar sanak saudaranya terkasih bisa ditemukan, dari sekian banyaknya korban yang masih belum ditemukan Tim Basarnas, walau dalam keadaan apapun
Setelah lama menunggu yang disertai doa dan harapan dari keluarga dan sahabat, kini penantian sejak 28 Desember 2014 terjawab sudah, setidaknya keluarga masih diberi kesempatan untuk melihat jasadnya terakhir kali, setelah jasad B058 atas nama Nanang Priyo Widodo (44) berhasil ditemukan dan dikenali dari keempat jasad yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim, Sabtu (31/1/2015), seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Setelah itu dilakukan penyerahan langsung ke pihak keluarga yang dilakukan perusahaan AirAsia setelah menerima jasad korban dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri sekitar pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur.
Keluarga korban menangis setelah melihat untuk terakhir kalinya jasad korban. Usai prosesi penyerahan, keluarga langsung membawanya pulang ke Malang.
Nanang Priyo Widodo Disemayamkan
Nanang Priyo Widodo (44) tiba di persemayaman jenazah Panda Budi di Kota Malang, Minggu 1 Februari 2015. Jenazah Nanang berhasil dikenali setelah dievakuasi dari badan pesawat QZ8501 pada 22 Januari 2015, seperti dilansir dari viva.co.id.
“Awal ditemukan itu pada 22 Januari. Pak Nanang ditemukan bersama enam jenazah lain di dalam badan pesawat,” kata Ranti Dian Palupi (39) kerabat Nanang Priyo Widodo di persemayaman jenazah Panca Budi, Minggu 1 Februari 2015.
Menurut Ranti, jasad warga Jalan Janti Kecamatan Sukun itu ditemukan bersama sejumlah properti, termasuk cincin kawin dan dompet, yang berisi identitas diri Nanang. Namun, untuk memperkuat bukti, tim DVI membutuhkan sejumlah data pembanding kepada kerabat Nanang.
“Cincin kawinnya itu ada nama istrinya, adek saya, Tyas. Informasi tentang cincin kawin diklarifikasikan kepada kami,” katanya.
Selain itu, dalam satu pekan masa identifikasi, keluarga diminta sejumlah data pembanding lain. Salah satunya adalah foto rontgen gigi.
"Setelah foto rontgen gigi diterima, Sabtu 31 Januari, kami dikabari kalau jenazah adalah betul Pak Nanang dan segera dilakukan serah terima,” ujarnya.
Keluarga selalu berada di Surabaya sejak pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak. Mereka mengaku bersyukur atas ditemukannya jasad Nanang Priyo Widodo.
Nanang bekerja sebagai pemandu wisata. Ia berada dalam pesawat untuk mengantar sejumlah wisatawan dari Malang dan Probolinggo untuk berwisata di Singapura. Dia meninggalkan istri, Warih Adityas (34) dan anak perempuannya, Agnes Maria (7).
Sang istri menyatakan bersyukur jasad suaminya bisa ditemukan, mengingat ada banyak penumpang lain yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
"Saya bersyukur, dalam arti, masih banyak penumpang lain yang belum ditemukan. Meskipun tak ada lagi kerabat saya di pesawat itu, tapi saya berharap pencarian tetap dilanjutkan hingga penumpang yang lain ditemukan keberadaannya,” katanya.
Wanita yang akrab disapa Tyas itu terlihat tabah bersama putri semata wayangnya, Agnes Maria (7). Rencananya, jenazah Nanang akan dikebumikan di pemakaman umum Sukun, Kota Malang pada Senin 2 Februari 2015. Sejumlah properti yang ditemukan bersama jenazah juga akan ikut dimakamkan, meskipun tidak semua properti.
"Cincin dan dompetnya tetap saya simpan untuk kenang-kenangan,” ujarnya.
Keluarga Ikhlas dan Tabah
Nanang Priyo Widodo, merupakan warga Kelurahan Janti, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Nanang menikah dengan Warih Adityas, warga Jalan Gemak nomor 7, Kelurahan Sukun, Kota Malang.
Nanang diketahui bekerja di sebuah perusahaan travel di Surabaya, yang sering menjadi pemandu wisata sejak beberapa tahun terakhir. Sejak bekerja di Travel, Nanang memang jarang pulang.
Keluarga Nanang selama ini menetap di Sidoarjo bersama istri dan seorang putri berusia enam tahun bernama Agnes Maria. Agnes yang tengah duduk di bangku sekolah dasar kelas 1 ini mengisi liburan di rumah kakeknya.
Mereka ke Malang saat liburan, terakhir bertemu pada 26 Desember 2014 saat merayakan natal. Sebelum natal, Nanang juga mengantar wisatawan ke Singapura.
"Nanang menjemput anaknya, kangen katanya," ujar Soewarno. Lantas Nanang memboyong keluarganya ke rumah di Surabaya. Dia hanya memiliki waktu sehari untuk berkumpul dengan keluarganya. Lantaran 28 Desember 2014 Nanang kembali dijadwalkan memandu wisatawan ke Singapura. Nanang ke Bandara Juanda diantar istrinya.
Nanang pun memanfaatkan waktu sehari itu untuk lebih dekat dengan istri, Warih Adityas, dan anaknya untuk jalan-jalan di Surabaya.
"Kami hanya makan dan jalan-jalan. Saya tidak melihat ada yang aneh," kata Tyas.
Soewarno adalah mertua Nanang Priyo Widodo, mendapat kabar pesawat yang ditumpangi menantunya hilang kontak melalui berita di televisi. Setelah mengetahui kabar tersebut, ia menghubungi Warih, istri Nanang. "Warih langsung balik ke Juanda. Rencananya ia hendak ke rumah di Malang," katanya.
Menurutnya, pihak keluarga telah merelakan apapun yang terjadi. Namun tetap berharap menantunya bisa ditemukan dalam kondisi apapun. Soewarno mengapresiasi kinerja tim SAR yang sudah bekerja keras melakukan pencarian. "Tim SAR mungkin sudah bekerja dengan maksimal, kami sangat berterimakasih pada mereka," tandas Soewarno.
Widodo meninggalkan seorang putri, Agnes Maria Cahaya yang masih duduk di kelas 1 SD. "Pada 10 Januari nanti perayaan ulang tahun Agnes, sayangnya Nanang tidak bisa hadir," pungkas Soewarno, dengan wajah sendu. Air mata membayang di wajahnya.
Kehilangan anggota keluarga dan sahabat yang disayangi tentunya membuat kita berduka dan merasakan kehilangan juga kesedihan yang mendalam bagi yang ditinggalkan. Kita doakan semoga Almarhum Nanang Priyo Widodo mendapat tempat yang layak di sisiNya dan penumpang lainnya yang lainnya dapat segera ditemukan.
Turut berduka cita untuk keluarga yang ditinggalkan dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini, karena semuanya adalah atas kehendak yang kuasa.
Sobat, Tak selamanya kita diberikan kesempatan untuk memiliki hidup di dunia ini, maka hiduplah dengan sebaik-baiknya dan buatlah menjadi bermakna, bukan hanya untuk diri Anda sendiri, tetapi juga untuk semua orang yang mengenal Anda. Supaya, suatu saat nanti jika kita sudah tiada, kenangan kebaikan kita masih akan tetap hidup di hati mereka semua. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar