|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 01 Februari 2015

Mengiris Bawang Sambil Menutup Mata

 


KEBAJIKAN ( De 德 )Sebenarnya dalam banyak hal berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan, sesungguhnya ditentukan oleh seberapa besar kita memusatkan perhatian. Kalau dapat melihat dengan jelas tentu saja sangat baik. 

Namun sering kali justru karena kelihatan malah akan mudah lengah dan mengalihkan perhatian. Ketika tidak ada yang dapat diandalkan, kalau saja dapat memusatkan seluruh perhatian, hasilnya mungkin juga tidak jelek, seperti dilansir dari efochtimes. 

Saya pernah mendengar teman bercerita tentang beberapa cara untuk menghindari mata berair saat mengiris bawang, namun setelah dicoba tidak berhasil. Asalkan mengiris bawang, maka air mata mengalir dengan tak tertahankan, mata juga terasa pedas tidak nyaman.

Kemarin lusa ada teman yang berkunjung ke rumah untuk makan bersama, waktu memasak membutuhkan bawang. Baru saja mengiris, mata sudah terasa pedas dan sulit dibuka. Namun saya tidak ada pilihan lain, kalau tidak diiris maka akan mengorbankan teman. Maka saya putuskan untuk menanggung derita sebesar apa pun.

Karena tidak dapat membuka mata, maka apa boleh buat saya mengiris dengan memejamkan mata. Mempertahankan kondisi mata tertutup, terasa jauh lebih nyaman, air mata juga berhenti mengalir. Hanya saja pada waktu mengiris harus jauh lebih berhati-hati dari pada biasanya.

Karena tidak dapat melihat, hanya dapat memperkirakan ketebalan irisan dengan rabaan tangan. Setiap kali sebelum menggerakkan pisau untuk mengiris selalu harus memastikan keamanan jari tangan. Meskipun lambat, namun hasil akhir sepiring kecil irisan bawangnya masih cukup baik.

Setelah selesai mengiris baru menceritakan kepada teman saya bahwa tadi bawang diiris sambil menutup mata. Teman saya mendengarnya dengan sangat terperanjat sampai terkesima, bertanya pada saya, “Apakah kamu sudah bosan hidup? Kalau tanganmu teriris bagaimana?”

Saya tertawa dan menjelaskan, setelah tadi melakukan mengiris bawang sambil menutup mata baru menyadari bahwa ketika manusia tidak bergantung pada mata, akan dapat bekerja dengan lebih fokus, hasilnya mungkin lebih baik.

Lagi pula, setiap kali kita kurang hati-hati sehingga tangan teriris, bukankah semuanya sudah terjadi dengan mata terbuka? Sebab itu memotong sayur dengan membuka mata belum tentu lebih aman, kuncinya adalah seberapa besar perhatian kita. Setelah mendengar uraian saya ini, teman saya tertawa, kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya dan berkata masuk akal.

Sebenarnya dalam banyak hal berhasil atau gagalnya suatu pekerjaan, sesungguhnya ditentukan oleh seberapa besar kita memusatkan perhatian. Kalau dapat melihat dengan jelas tentu saja sangat baik. Namun sering kali justru karena kelihatan malah akan mudah lengah dan mengalihkan perhatian. Ketika tidak ada yang dapat diandalkan, kalau saja dapat memusatkan seluruh perhatian, hasilnya mungkin juga tidak jelek. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar