|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 05 Februari 2015

Perlakukan dengan Bijak Jiwa Pemberontak Anak-anak

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Karena perkembangan kesadaran diri anak-anak usia tiga tahun, mereka memiliki inisiatif subjektif yang semakin kuat, menunjukkan selektivitas yang lebih besar terhadap perintah dan pengaturan orang dewasa. Jadi, jika sering berperilaku menurut kehendak hatinya, bandel, dan ketika Anda menyuruhnya begini, tapi sebaliknya dia bukan saja tidak melakukan seperti yang Anda minta, justru ia mulai membantah “menuntut kebebasan dengan sesukanya”. 

Secara psikologis, gejala ini disebut “psikologi terbalik” (Cara untuk menarik perhatian orang dengan rangsangan yang berlawanan, sehingga orang lain melakukan hal yang ia inginkan tanpa disadari orang tersebut), adalah karakteristik psikologis, jadi, tidak perlu heran. Jika perlakuan orangtua tidak tepat dalam pola pendidikan terhadap anaknya, maka kemungkinan dapat memperburuk gejala dari psikologi terbalik itu, seperti dilansir dari efcohtimes.

1. Pola pendidikan ala kepala keluarga 

Ada orangtua yang tidak menghormati anaknya, saat mendidik anak-anak, kerap melaranganya tidak boleh begini atau begitu ; ada juga orangtua yang sangat berharap anak-anaknya menjadi orang yang sukses dan hebat di kemudian hari, sehingga mereka menyuruh anak-anaknya untuk belajar ini dan itu. Jika anak-anak tidak tertarik, tidak mau belajar, sang ayah/ibu lalu menunjukkan sikapnya sebagai sesosok orangtua, sehingga dengan demikian rentan memicu terjadinya konfrontasi emosional dengan anak-anak.

2. Pola pendidikan cerewet

 Ada orangtua yang selalu crewet atau mengoceh sepanjang hari terhadap anak-anaknya. Yang ini harus begini, itu harus begitu ; ini tidak benar, itu juga salah, selalu bergumam atau mengoceh tiada henti, pendidikan model “crewet” ini pada akhirnya akan menyebabkan anak-anak menjadi bosan dan memicu terjadinya psikologi terbalik.

3. Pola pendidikan dingin (tidak peduli)

Rasa ingin tahu dan hasrat anak-anak itu sangat kuat, apa pun ditanyakan dan diamati secara jelas. Mencoba ini dan itu, terkadang stop kontak atau switch gas juga menjadi obyek penelitian mereka, sedikit pun tidak tahu akan bahayanya. Kadang-kadang mainan yang masih bagus pun dibongkarnya, bahkan terkadang merusak peralatan elektrik rumah tangga yang mahal. Jika saat seperti ini, sang orangtua dengan ringan dan kasarnya mengatakan pada anaknya tidak boleh begitu atau acuh tak acuh padanya, maka hal ini akan memicu kekesalan si anak dan menyebabkan terjadinya psikologi terbalik.

Sebagai orangtua, sejatinya menghormati hukum perkembangan psikologis anak-anak, menguasai pengetahuan psikologi anak-anak, memperbaiki sikap diri dan pola pendidikan terhadap anak-anak.
 
1. Kita harus menghormati anak-anak, percaya pada mereka, jadikan mereka sebagai sahabat dan perlakukan secara sederajat, kalau hanya mengoceh atau mengomel bahkan ringan tangan (memukul), anak-anak pasti akan mengabaikan kata-kata Anda, dan secara psikologis juga akan memicu timbulnya antipati.

2. Kita harus tenang menganalisis faktor yang menyebabkan timbulnya jiwa pemberontak anak, jika disebabkan oleh faktor orang dewasa, maka hal itu sebaiknya dikoreksi. Sejatinya sebagai orang dewasa harus dapat dipercaya ; jika anak-anak membuat onar tanpa sebab yang jelas, maka Anda bisa mengatasinya secara dingin, abaikan sikap pemberontaknya, setelah itu baru berikan bimbingan, pendidikan, jelaskan pihak yang berkepentingan kepadanya, jangan sampai memperburuk keadaan, membuat masalah menjadi semakin runyam.
 
3. Anda juga bisa menerapkan pola pendidikan yang tepat agar ia menjadi luluh dengan memanfaatkan jiwanya yang selalu ingin mengungguli orang lain. Seperti misalnya, ketika ia ingin bermain di luar, jelas-jelas ia bisa berjalan, tapi menolak untuk berjalan, ia maunya minta Anda menggendongnya, pada saat demikian Anda bisa mengatakan kepadanya : “Coba kamu lihat adik kecil di sana itu, ia bisa berjalan sendiri, kamu tidak akan lebih buruk dari dia, kan ?” Sehingga dengan begitu, anak-anak akan berjalan sendiri untuk menunjukkan kehebatannya.

Terakhir, sebagai orangtua, harus pandai-pandai menemukan titik terang anak-anak, misalnya anak-anak penasaran, suka bertanya, bersikap kritis, orangtua harus memberi bimbingan dengan benar pada tindakan, menjelaskan tentang prinsip kebenaran yang dipahami anak-anak, jangan dikarenakan adanya sikap dan perilaku berlawanan lantas menyangkal sepenuhnya. Tentu saja, jika menemukan perilaku anak yang berbahaya, sebaiknya segera dicegah dan menjelaskan alasannya secara jelas.

Singkatnya, kita harus sungguh-sungguh mempelajari fenomena jiwa pemberontak anak-anak ini, dan dengan sabar memberi bimbingan, pendidikan, untuk mendorong perkembangan kesehatan mental anak-anak. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar