|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 16 April 2015

Laozi (老子) Ahli Falsafah Paling Cemerlang di Tiongkok pada Zaman Purba Bag. 8

 

  
KEBAJIKAN ( De 德 ) Teori Pembahasan Primitif berbeda dengan Teori Pembahasan Saintifk, kerana ia merujuk kepada perbahasan tentang material dan terbentuk dalam masyarakat yang masih mundur dari aspek pengeluaran, tatasusila dan perkembangan teknologinya. 

Ia dapat membuat rumusan terhadap sesuatu kejadian atau sesuatu benda serta hukum pergerakannya, dengan bergantung pada pengalaman masyarakat yang ditimba dari alam sekitar dan aktivitas sosialnya. Selain itu, pembentuknya juga tidak terlepas daripada khayalan yang penuh dengan kebijaksanaan.

Pemikiran Laozi tentang kaedah pembahasannya bertumpu kepada "Pertentangan adalah hukum segala pergerakan," yang melibatkan tiga hal yaitu, 


Pertama, segala benda dan gejala yang bertentangan mempunyai kaitan yang saling membantu.

Kedua, "pertentangan" merupakan penjana kepada segala pergerakan dalam cakrawala. "Yin" dan "Yang", yaitu "negatif" dan "positif", dan "Qi" yakni "tenaga dalam" sudah dikemukakan sebagai unsur pertentangan yang bersifat umum dalam bidang falsafah Tiongkok sejak awal zaman Dinasti Zhou Barat lagi. 


"Yin" dan "Yang" bermaksud "menghadapi sinar matahari" dan "membelakangi sinar matahari" mengikut penjelasan asalnya. "Yin" dan "Yang" bukan saja bertentangan, tetapi juga saling bergantung. Rumusan ini turut membantu ahli falsafah Tiongkok untuk menghasilkan pemikiran mengenai hakikat adanya hubungan yang saling bergantung antara dua pihak yang saling bertentangan

Ketiga, jika berkembang terlalu cepat, maka sesuatu benda atau gejala itu pasti akan berubah berkembang ke arah yang bertentangan. Ada suatu pepatah dari Kitab "Laozi" amat paling terkenal mengenai teori ini, yaitu, "Peristiwa yang menguntungkan akan mendatangkan kemalangan, sebaliknya peristiwa yang malang akan mendatangkan keuntungan." 


Kedua-dua jenis peristiwa tersebut tidak mempunyai ketentuan yang tetap atau batas yang tertentu, karena kedua-duanya akan sering saling berganti antara satu sama lain. Keadaan yang biasa bisa berubah menjadi keadaan yang luar biasa, sedangkan keadaan yang luar biasa juga bisa berubah menjadi yang biasa. 

Orang yang baik mungkin akan berubah menjadi orang yang jahat dan kejam, sebaliknya orang yang jahat dan kejam juga mungkin akan berubah menjadi orang yang baik dan berbudi bahasa.

Laozi, dalam buku yang dihasilkannya, mengungkapkan rasa kesalnya tentang masyarakat yang kurang faham tentang "Dao" sejak sekian lama. Pada hakikatnya, pemikiran Laozi tentang kaedah perbahasan dan panduan hidup dalam masyarakat, seperti dalam pepatah, "Peristiwa yang menguntungkan akan mendatangkan kemalangan, manakala peristiwa yang malang juga akan mendatangkan keuntungan", sudah menjadi komponen inti dalam kebudayaan Tiongkok yang dianggap begitu cemerlang. 


Ia bukan saja membantu bangsa Tiogkok menyakinkan diri untuk mencari sinar apabila berada dalam kebuntuan dan berdepan dengan kesukaran, tetapi juga mengingatkan kita untuk menjauhkan diri dari kesombongan apabila mencapai kejayaan atau mendapat kedudukan yang tinggi.

Selain itu, Laozi juga menguraikan kaedah perbahasannya dari aspek alam sekitar dan tatasusila. Contohnya, "Puting beliung tidak bertiup sepanjang pagi, hujan lebat tidak turun  sepanjang hari." Pepatah ini mengibaratkan apa pun peristiwa yang terjadi tidak mungkin berkekalan, malah akan berubah dan berkembang ke arah yang sebaliknya. Salam kebajikan


Bersambung ke : Bagian 9 

Tidak ada komentar:
Write komentar