KEBAJIKAN ( De 德 ) - Dipahat di tebing, Buddha Raksasa Leshan adalah patung dengan mata sedikit terbuka yang murah hati, menghadap pada pertemuan beberapa sungai. Tapi kadang-kadang Sang Buddha terlihat menangis, dan luar biasanya saat menangis dengan mata tertutup!
Patung batu tersebut setinggi 233 kaki, yang dibangun di Provinsi Sichuan pada masa Dinasti Tang dimana Sungai Minjiang, Dadu dan Qingyi bertemu.
Merupakan patung Maitreya, dengan konstruksi yang menghabiskan 90 tahun untuk dapat menyelesaikannya. Patung tersebut ditempatkan di sana dengan harapan akan memberi keselamatan bagi kapal yang lewat melalui perairan yang arusnya sangat kuat tersebut.
Kelaparan Besar Mao
Pertama kali patung tersebut terlihat menangis pada malam hari tahun 1962. Sebuah foto "The Close-Eyed Buddha" masih dapat dilihat di Leshan Exhibition Hall. Terjadi pada masa Kelaparan Besar Tiongkok 1959-1961 saat pemerintahan Mao Zedong, yang menyebabkan 35 juta orang yang tewas karena kelaparan, dan setidaknya 7 juta diantaranya terjadi di Sichuan. Karena kelaparan, tiada kekuatan untuk menggali kuburan, orang hanya membungkus mayat dengan tikar dan melemparkan mereka ke dalam sungai. Sang Buddha menutup matanya untuk pertama kali ketika ribuan mayat mengalir dari hulu ke pertemuan sungai tersebut.
Pemerintah mengirim sebuah tim ilmuwan untuk menyelidiki. Tentu saja, mereka datang dengan tidak ada jawaban, dan tidak ada laporan yang pernah dirilis. Sang Buddha kemudian "dipulihkan" dengan mata terbuka lagi.
Revolusi Kebudayaan
Kedua kalinya patung Buddha tersebut menangis adalah pada tahun berikutnya, tahun 1963, yang menandai dimulainya kegilaan Revolusi Kebudayaan Tiongkok. Sekali lagi, Partai memerintahkan agar patung itu diperbaiki.
Namun anehnya, meskipun menghabiskan hampir $ 6.500.000 pada pekerjaan renovasi, tanda air mata tidak bisa dihapus!
Gempa bumi Sichuan
Pada bulan Juli 1976, mata patung Buddha tertutup untuk ketiga kalinya. Itu setelah gempa Tangshan skala 7,8 di Sichuan di mana sekitar 650.000 orang meninggal karena kurangnya peringatan, dan penolakan bantuan internasional.
Selain menangis dengan mata tertutup, Sang Buddha juga memiliki tampilan yang marah.
Air mata beralih ke senyum
Pada tanggal 7 Juni 1994, Buddha kembali terlihat berduka. Kedua wisatawan dengan kapal pesiar melewati patung melaporkan melihat fenomena tersebut, dan bahwa wajah, rahang, dan tubuh Buddha tampak gemetar.
Namun, ketika kapal pesiar berlabuh,orang-orang melihat bahwa Buddha mulai tersenyum, meskipun air mata masih di wajahnya.
Seorang guru taraf tinggi dan beberapa muridnya datang dengan perahu untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Ketika salah satu dari murid-muridnya bertanya mengapa Sang Buddha menangis, guru tersebut menjawab, "Sang Buddha mengatakan kepada saya bahwa manusia saat ini tidak menghormati para Buddha. Beliau khawatir tentang mereka."
Sekarang Sang Buddha tampaknya tersenyum karena melihat harapannya sedang berlangsung. Salam kebajikan
Tidak ada komentar:
Write komentar