|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 13 April 2015

Patung Buddha Raksasa Leshan Menangis Empat Kali, Apakah Suatu Pertanda?

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Dipahat di tebing, Buddha Raksasa Leshan adalah patung dengan mata sedikit terbuka yang murah hati, menghadap pada pertemuan beberapa sungai. Tapi kadang-kadang Sang Buddha  terlihat menangis, dan luar biasanya saat menangis dengan mata tertutup!

Patung batu tersebut setinggi 233 kaki, yang dibangun di Provinsi Sichuan pada masa Dinasti Tang dimana Sungai Minjiang, Dadu dan Qingyi bertemu.

Merupakan patung Maitreya, dengan konstruksi yang menghabiskan 90 tahun untuk dapat menyelesaikannya. Patung tersebut ditempatkan di sana dengan harapan akan memberi keselamatan bagi kapal yang lewat  melalui perairan yang arusnya sangat kuat tersebut.

Kelaparan Besar Mao

 
Pertama kali patung tersebut terlihat menangis pada malam hari tahun 1962. Sebuah foto "The Close-Eyed Buddha"  masih dapat dilihat di Leshan Exhibition Hall. Terjadi pada masa Kelaparan Besar Tiongkok 1959-1961 saat pemerintahan Mao Zedong, yang menyebabkan 35 juta orang yang tewas karena kelaparan, dan setidaknya 7 juta diantaranya terjadi di Sichuan. Karena kelaparan, tiada kekuatan untuk menggali kuburan, orang hanya membungkus mayat dengan tikar dan melemparkan mereka ke dalam sungai. Sang Buddha menutup matanya untuk pertama kali ketika ribuan mayat mengalir dari hulu ke pertemuan sungai tersebut.

Pemerintah mengirim sebuah tim ilmuwan untuk menyelidiki. Tentu saja, mereka datang dengan tidak ada jawaban, dan tidak ada laporan yang pernah dirilis. Sang Buddha kemudian "dipulihkan" dengan mata terbuka lagi.

Revolusi Kebudayaan

Kedua kalinya patung Buddha tersebut menangis adalah pada tahun berikutnya, tahun 1963, yang menandai dimulainya kegilaan Revolusi Kebudayaan Tiongkok. Sekali lagi, Partai memerintahkan agar patung itu diperbaiki.

Namun anehnya, meskipun menghabiskan hampir $ 6.500.000 pada pekerjaan renovasi, tanda air mata tidak bisa dihapus!

Gempa bumi Sichuan

Pada bulan Juli 1976, mata patung Buddha tertutup untuk ketiga kalinya. Itu setelah gempa Tangshan skala 7,8  di Sichuan di mana sekitar 650.000 orang meninggal karena kurangnya peringatan, dan penolakan bantuan internasional.

Selain menangis dengan mata tertutup, Sang Buddha juga memiliki tampilan yang marah.

Air mata beralih ke senyum

Pada tanggal 7 Juni 1994, Buddha kembali terlihat berduka. Kedua wisatawan dengan kapal pesiar  melewati patung  melaporkan melihat fenomena tersebut, dan bahwa wajah, rahang, dan tubuh Buddha tampak gemetar.

Namun, ketika kapal pesiar berlabuh,orang-orang melihat bahwa Buddha mulai tersenyum, meskipun air mata masih di wajahnya.

Seorang guru taraf tinggi dan beberapa muridnya datang dengan perahu untuk menyaksikan peristiwa tersebut. Ketika salah satu dari murid-muridnya bertanya mengapa Sang Buddha menangis, guru tersebut menjawab, "Sang Buddha mengatakan kepada saya bahwa manusia saat ini tidak menghormati para Buddha. Beliau khawatir tentang mereka."

Sekarang Sang Buddha tampaknya tersenyum karena melihat harapannya sedang berlangsung. Salam kebajikan

Tidak ada komentar:
Write komentar