KEBAJIKAN ( De 德 ) - Penelitian di Inggris menemukan bahwa kemungkinan digigit nyamuk, mungkin disebabkan oleh “gen bau” yang mengontrol bau badan di dalam tubuh. Penelitian sebelumnya kaitan nyamuk terhadap orang gemuk, peminum alkohol dan ibu hamil menjadi penyebabnya.
Xu Er-lie, profesor kehormatan dari Departemen Entomologi Universitas Taiwan mengatakan, nyamuk menggigit seseorang terutama melalui kepekatan karbon dioksida untuk mengidentifikasi arah, terbang ke sekitar targetnya, kemudian baru menentukan obyek yang akan digigit berdasarkan suhu dan bau badan obyek yang diincarnya. Wanita hamil dan anak-anak dengan suhu badan yang relatif lebih tinggi, serta mereka yang mudah berkeringat maupun yang suka memakai parfum itu paling rentan menjadi incaran gigitan nyamuk.
Wakil profesor Cai Kun-xian, moderator dari laboratorium penyakit menular Universitas Taiwan mengatakan, bahwa nyamuk yang dikenal akademisi, akan tertarik oleh asam, ester dan ketone serta zat-zat lainnya dalam keringat. Nyamuk juga suka berkembangbiak di parit yang bau, sementara nyamuk malaria di Afrika cenderung lebih suka bau kaki.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ada kaitan antara nyamuk terhadap orang-orang gemuk, peminum alkohol, serta ibu hamil. Beberapa jenis makanan disebutkan menjadi penyebabnya.
Namun, studi terbaru telah menemukan jawaban lainya. Dilansir dari iflscience.com, April lalu, penelitian terbaru tersebut menunjukkan bahwa bau kulit seseoranglah yang menyebabkan orang-orang tertentu lebih sering digigit nyamuk, khususnya Aedes Aegypti.
Penelitian tersebut menguji sekelompok perempuan kembar identik dan non-identik berusia 21 tahun ke atas. Alasan menguji orang kembar adalah untuk memisahkan efek nature dan nurture (gen dan lingkungan). Pada manusia, hal ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan perkiraan yang benar akan kontribusi gen pada dua orang yang berbeda.
Hasil percobaan menunjukkan kembar identik memiliki skor yang hampir sama dibanding kembar tidak identik. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini dikarenakan tiap orang memiliki gen yang mengontrol bau yang kita rasakan serta bau kimia yang kita hasilkan. Demikian pula pada nyamuk. Mereka memiliki perbedaan besar di mana bau dan bahan kimia menarik dan mengusir mereka.
Mikroba yang diketahui bernama Brevibacteria linens tersebut, tak bisa hilang meski Anda telah mencuci tangan berkali-kali. Mikroba ini yang mengundang nyamuk. Mikroba ini pula yang membuat orang-orang dengan bau tertentu lebih disukai dan lebih sering digigit oleh nyamuk dibanding orang lainnya. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar