|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 14 Mei 2015

Keluhan

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Wang bertahun-tahun bekerja keras di luar, menghadapi kehidupan yang penuh tekanan, tetapi istrinya, sebaliknya, selalu tampak riang, seolah-olah meskipun langit akan runtuh, ada tangan yang menampungnya.

Pada satu kesempatan, Wang mengeluh kepada istrinya: "Engkau tidak tahu kehidupan di luar sana sangat berat, bagaimana jika kita sampai tidak bisa makan?" 

Istrinya menjawab: "Tidak masalah, zaman sekarang tidak ada orang yang mati kelaparan." 

Wang melihat sifat istrinya yang tidak peduli membuatnya lebih marah lagi, sehingga ketika hari itu menelpon ibunya, berulang kali menceritakan sifat istrinya, mengeluh dirinya setiap hari bekerja keras diluar sana, dan dia hanya seperti anak kecil, tidak tahu penderitaan suami.

Istrinya mendengar semua keluhan suaminya. Setelah Wang menutup telepon, istrinya mengatakan bahwa ibunya pernah bercerita kejadian nyata yang dialami tetangganya:

Dahulu ada seorang pria karena kegagalan bisnis, juga berutang banyak kepada orang lain. Suatu malam, para kreditur datang ke rumahnya untuk menagih utang, karena tidak bisa membayar hutang kepada krediturnya, mereka menendang dan membalikkan meja kursi rumahnya, juga mengancam mengatakan bahwa waktu berikutnya jika mereka tidak mendapatkan uang, mereka akan merasakan pembalasannya.

Setelah kreditur pergi, istrinya mengeluh bahwa suaminya tidak berguna, menyebabkan dia dan keluarganya menderita, setelah selesai berkata, menutup pintu kamar tidak memperbolehkan dia masuk kamar. 

Kegagalan bisnis juga mendapat ejekan dari istrinya, si suami yang biasanya tidak pernah minum minuman keras, mengendarai sepeda motor untuk pergi keluar meminum minuman keras, setelah mabuk mengendarai sepeda motor menabrak pilar jembatan dan meninggal. 

Wanita itu setelah mendengar suaminya telah meninggal menangis dengan sedih dan  berulang kali berteriak: "Paaaak, pulanglah! aku tidak akan pernah marah lagi karena miskin, Tapi jangan tinggalkan aku sendiri !"

Dia mengatakan ibunya menceritakan cerita ini maksudnya adalah untuk mengingatkannya: setelah menikah harus ikut suami, tidak peduli betapa sulitnya kehidupan ini, jangan mengeluh, karena keluhan berulang-ulang dari pasangan hidup akan menyebabkan tekanan yang bisa membuat orang berbuat tidak lurus yang kelak akan berbuntut panjang.

Dia mengatakan  kepada suaminya :. "Dahulu kita berdua adalah pegawai, punya rumah sendiri di kampung, hidup tanpa rasa takut, tetapi kamu tidak puas, ada teman yang mencarimu untuk melakukan bisnis bersama, mengatakan akan mendapatkan banyak untung, waktu itu saya telah mengatakanpadamu : Kepribadianmu tidak cocok untuk berbisnis, risikonya terlalu besar. Tapi kamu bandel tidak mendengarkan nasehat saya, bersikeras kita berdua meninggalkan pekerjaan, menjual tanah dan pindah ke kota memulai bisnis, Hasilnya bagaimana? 

Mitra bisnismu kabur dengan uangmu, kita tidak hanya kehilangan segalanya, masih berutang banyak selama sepuluh tahun hidup sangat sulit, aku tidak mengeluh, selalu menghibur diri sendiri: sehari menjadi suami istri seumur hidup harus tetap bersama, miskin dan hidup susah tidak masalah, asalkan kita berdua dapat hidup bersama-sama dengan sehat sudah tidak masalah. Untuk menghindari peningkatan stres, saya memaksakan diri untuk berpura-pura seperti tidak ada masalah. Saya berbuat demikian apakah tidak cukup, apakah setiap hari saya masih harus berteriak dan mengeluh? "

Wang setelah mendengar kata-kata istrinya, wajahnya memerah, menundukkan kepala tidak berani  berkata-kata lagi. Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar