|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 14 Mei 2015

Melatih Fokus dan Konsentrasi Anak-anak

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Fokus perhatian anak-anak diawali dari minatnya. Jika anak itu tidak ditunjang dengan rasa ketertariknya , maka akan sulit berlangsung lama perhatiannya terhadap sesuatu. Karena itu, jika para orangtua ingin anak-anak mereka memiliki kemampuan untuk mempertahankan perhatiannya berlangsung lama, maka mengembangkan sekaligus melindungi minat mereka sejak kecil itu tidak boleh diabaikan.

Menurut studi psikologi menyebutkan, bahwa rentang fokus perhatian anak-anak yang berusia 5 – 7 tahun umumnya 15 menit, usia 7 – 10 tahun sekitar 20 menit. Anak-anak yang usianya semakin besar, fokus perhatiannya terhadap satu hal akan lebih lama, sebaliknya semakin kecil usia anak-anak lebih rentan terhadap gangguan. Dalam hal ini, orangtua bisa memanfaatkan karakteristik permainan yang disukai anak-anak, dan mengajar dalam suasana yang menyenangkan, melatih kemampuan konsentrasi anak-anak melalui berbagai jenis permainan.

Latihan fokus perhatian anak-anak meliputi telinga, mata, mulut, tangan dan sebagainya, biarkan masing-masing organ bergerak. Berikut beberapa metode untuk melatih focus dan perhatian anak.

1. Telinga

 
Ayah atau ibu membacakan buku cerita (contoh bawah), anak-anak mendengarkan dengan serius. Ketika mendengar kata “satu” anak lalu bikin tanda melintang di atas kertas dan seterusnya, setelah selesai membaca, ayah/ibu menghitung bilangan angka itu. Bilangan yang dicatat anak itu harus sama dengan bilangan angka dalam cerita tersebut.

Contoh :(satu) Ada seekor anak burung, kandangnya menggantung di atas sebuah cabang pohon paling atas, bulu sayapnya belum tumbuh lebat, jadi belum bisa terbang, (dua) setiap hari hanya bercicit di kandanganya, berbicara dengan dua ekor burung dewasa, mereka merasa sangat bahagia, (tiga) di pagi, ia terbangun, kedua ekor burung dewasa itu pun pergi mencari makanan, (empat) begitu melihat Matahari yang merah membara, burung itu menjadi takut, sebab Matahari itu terlalu besar,(lima) burung kecil itu melihat selembar daun yang sangat besar di atas sebatang pohon, dan di atas daun itu bertengger seekor serangga sedang asyik makan daun,(enam) serangga perusak itu telah banyak menggerogoti daun, sehingga membuat pohon itu tidak bisa tumbuh besar, pohon-pohon itu adalah teman kita,(tujuh) setiap batang pohon menghasilkan oksigen, sehingga kita semua bisa bernafas. (delapan) Tepat di saat itu, si burung dewasa lalu segera terbang ke sana, kemudian makan serangga perusak itu bersama-sama dengan sekenyang-kenyangnya, membasmi mala petaka demi kelangsungan hidup pohon itu. Dan seterusnya.

2. Mata

Ambil tiga kartu (remi) yang tidak sama (buang kartu J,Q,K), kemudian deretkan secara acak di atas meja. Misalnya susun dari kiri ke kanan secara berurutan kartu 5 sekop, kartu 4 keriting, kartu 9 hati, pilih satu kartu untuk mengingat, misalnya kartu 4 keriting, biarkan ia menatapi kartu ini, kemudian telungkupkan (dibalik) ketiga kartu itu di atas meja. Lalu ayah/ibu menukar posisi ketiga kartu itu secara acak, setelah itu, suruh anak itu tunjukkan di mana posisi kartu 4 keriting. Jika ia tepat menebaknya, berarti ia menang, dua orang lalu secara bergiliran membuat permainan. Seiring dengan peningkatan kemampuannya, ayah/ibu dapat meningkatkan tingkat kesulitannya, misalnya menambah jumlah kartu, mengubah frekuensi posisi kartu dan meningkatkan kecepatan mengubah/mengganti posisi kartu.

3. Telinga dan tangan

 
Ayah/ibu membaca secara kontinyu beberapa kata dengan kecepatan yang pas. Setiap membaca satu kata, anak-anak mendengarkan secara serius, kemudian angkat tangan kanan ketika mendengar (kata) alat-alat listrik, sebaliknya angkat tangan kiri kalau mendengar kata yang berhubungan dengan alat-alat atau perlengkapan sekolah. Contoh misalnya : Bangku, meja sekolah, mesin cuci, bola basket, TV, sepeda, tas sekolah, kulkas, PR sekolah, AC, kipas angin, pesawat telepon, selimut, pulpen, handphone, korek gas/api, pesawat terbang, pedang.

4. Mulut, telinga, pikiran digunakan secara bersamaan

 
Permainan ini perlu lebih dari 3 orang untuk memainkannya, tapi bisa dimainkan 3 orang dalam anggota keluarga. Untuk memudahkan pencatatan atau mengungkapkannya, cukup tiga orang saja sebagai contoh, caranya seperti berikut ini :

Tiga orang duduk di satu lingkaran, masing-masing melaporkan satu nama stasiun, kemudian menjalankan “kereta api” melalui beberapa dialog. Misalnya, ayah sebagai stasiun Gambir, Jakarta, ibu sebagai stasiun Hall, Bandung, dan anak sebagai stasiun Pasarturi, Surabaya. 


Ayah menepukkan tangan sambil berteriak : “Kereta api dari stasiun Gambir akan segera berangkat.” 

Kemudian semuanya bertepuk tangan bersama sambil berseru : “Tujuan mana ?” 

Ayah bertepuk tangan sambil berseru : “Tujuan Surabaya, lalu, ketika anak dari stasiun Surabaya akan segera menyambung (kata-kata) : “Kereta akan segera Berangkat.” 

Semuanya kembali bertepuk tangan bersama sambil berseru : “Tujuna mana?” 

Si anak kemudian bertepuk tangan sambil berseru : “Tujuan bandung”. 

Demikianlah, sampai dimana kereta api itu berhenti, dialah yang harus segera bisa menyambungnya (kata-kata). semakin cepat kereta itu semakin bagus, dan tidak ada selang-seling waktu di tengah-tengah.

Karena permainan ini harus dimainkan secara bersamaan melalui mulut, telinga, pikiran, sehingga memungkinkan konsentrasi seseorang itu terpusat di dalamnya, sekaligus melatih kemampuan responsif pikiran. Dan karena suasana permainan ini dinamis, menyenangkan, sehingga anak-anak tidak akan merasa bosan saat memainkannya. Selain melatih fokus perhatian anak-anak, juga bermanfaat bagi hubungan antara orangtua dan anak, jadi, mengapa tidak mencoba memainkannya bersama ? Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar