KEBAJIKAN ( De 德 ) - Seorang gadis dalam usia 25 tahun tentunya merupakan masa muda yang indah, namun bagi seorang gadis muda, Xiao Mang dari Zhejiang, Tiongkok justru di masa mudanya itu dia harus menderita suatu penyakit aneh.
Begitu dia bergerak, keringatnya langsung bercucuran, seperti derasnya air hujan yang turun, yang membuatnya perlu mengganti 18 potong pakaian dalam satu hari. Karena keringatnya itu, membuatnya terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya sebagai guru, untuk mencari pengobatan dimana-mana, namun sampai sekarang masih belum membuahkan hasil.
Media di Tiongkok melaporkan, gadis muda bernama Xiao mang tinggal di sebuah desa nelayan kecil di sepanjang pantai Zhejiang, Tiongkok, telah menderita penyakit aneh tersebut sejak usia 21 tahun.
Tidak peduli apakah di musim semi, panas, gugur maupun dingin, ia selalu mengucurkan keringat tiada henti. Setiap hari harus memakai pakaian hangat, sweater dan pakaian musim dingin, celana fleece, mengenakan sandal kapas, dan pergelangan kakinya juga juga dibalut dengan kapas. Akibat penyakitnya itu menyebabkan Xiao mang menjadi kurus. Sekarang, Xiao mang yang bertinggi badan 1.6 meter itu hanya 40 kg berat badannya.
Xiao mang menuturkan, meskipun sekujur badannya bercucuran keringat, tapi ia tidak tahan dingin, tidak tahan dengan hembusan angin apa pun. Saat berkeringat bagaikan “kucuran keran air” yang terus mengalir tanpa henti. Selain itu, Xiao mang juga harus menahan keinginannya untuk minum, karena jika dia minum maka cucuran keringatnya akan bertambah banyak. Karena keringatnya itu, ia harus mengganti 18 potong pakiannya setiap hari, sementara handuk basah bekas lap di punggungnya itu lebih dari 20 potong.
“Paling tidak suka dengan musim panas,” kata Xiao Mang. Banyak gadis sebayanya di jalan mengenakan rok pendek yang sejuk, hanya dia yang dibungkus seperti bakcang. Sebentar saja bepergian beberapa menit, keringat sudah membasahi sekujur badannya, kadang-kadang baru makan seporsi nasi saja harus mengganti 4 potong pakaian.
Sejak tahun 2012 lalu, Xiao Mang mulai menulis diary “keringat” setiap hari, mencatat suhu saat itu, berapa potong pakaian yang diganti pada hari itu untuk mengetahui kondisi penyakitnya. Sampai saat ini, dia telah mengisi penuh tiga buku catatan hariannya. Dan ia rasakan kondisinya semakin parah.
Media setempat melaporkan, bahwa faktor yang menyebabkan Xiao Mang mengidap penyakit tersebut, mungkin ada hubungannya dengan krim borneol yang diolesi di pinggangnya yang terluka. Pada tahun 2010 silam, Xiao Mang yang berusia 20 kala itu baru lulus dari sebuah akademi kejuruan dan bekerja sebagai guru magang di Provinsi Zhejiang, Tiongkok.
Xiao mang menuturkan, meskipun sekujur badannya bercucuran keringat, tapi ia tidak tahan dingin, tidak tahan dengan hembusan angin apa pun. Saat berkeringat bagaikan “kucuran keran air” yang terus mengalir tanpa henti. Selain itu, Xiao mang juga harus menahan keinginannya untuk minum, karena jika dia minum maka cucuran keringatnya akan bertambah banyak. Karena keringatnya itu, ia harus mengganti 18 potong pakiannya setiap hari, sementara handuk basah bekas lap di punggungnya itu lebih dari 20 potong.
“Paling tidak suka dengan musim panas,” kata Xiao Mang. Banyak gadis sebayanya di jalan mengenakan rok pendek yang sejuk, hanya dia yang dibungkus seperti bakcang. Sebentar saja bepergian beberapa menit, keringat sudah membasahi sekujur badannya, kadang-kadang baru makan seporsi nasi saja harus mengganti 4 potong pakaian.
Sejak tahun 2012 lalu, Xiao Mang mulai menulis diary “keringat” setiap hari, mencatat suhu saat itu, berapa potong pakaian yang diganti pada hari itu untuk mengetahui kondisi penyakitnya. Sampai saat ini, dia telah mengisi penuh tiga buku catatan hariannya. Dan ia rasakan kondisinya semakin parah.
Media setempat melaporkan, bahwa faktor yang menyebabkan Xiao Mang mengidap penyakit tersebut, mungkin ada hubungannya dengan krim borneol yang diolesi di pinggangnya yang terluka. Pada tahun 2010 silam, Xiao Mang yang berusia 20 kala itu baru lulus dari sebuah akademi kejuruan dan bekerja sebagai guru magang di Provinsi Zhejiang, Tiongkok.
Suatu hari di bulan Oktober, di taman kanak-kanak tempatnya magang sedang melakukan kegiatan gladi bersih. Ketika itu ia tergelincir di lantai, dan pinggangnya membentur undakan tangga, sehingga menyebabkan tonjolan pada ruas tulang pinggangnya. Saat itu, ia menggunakan berbagai cara untuk mengobati pinggangnya, namun nyeri di pinggangnya justru semakin parah.
Setahun kemudian, ayahnya membawanya ke Pengobatan Tradisional Tiongkok dan mendapatkan “resep”, berupa krim obat yang dioles di pinggang, kemudian ditambah dengan olesan borneol (obat Tiongkok). Setelah waktu pengolesan krim semakin lama, ia merasa agak menggigil. Setelah minum obat dari dokter, ia mulai berkeringat tiada henti. Dan sejak itu, cucuran keringat Xiao Mang semakin parah.
Pada tahun 2012 lalu, Xiao mang yang mengikuti ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang tiba di Chengdu. Di sana, ia telah banyak pergi ke rumah sakit, dokter yang membuat diagnosis juga bervariasi.
Obat Barat maupun obat Tiongkok, terapi diet, pengasapan (mengobati penyakit dengan asap seperti moksibusi atau uap daun-daunan obat) dan sebagainya. Xiao Mang berusaha mengobati dengan mengikuti saran dokter, tetapi kondisinya tidak tampak membaik. Salam kebajikan (Sumber)
Setahun kemudian, ayahnya membawanya ke Pengobatan Tradisional Tiongkok dan mendapatkan “resep”, berupa krim obat yang dioles di pinggang, kemudian ditambah dengan olesan borneol (obat Tiongkok). Setelah waktu pengolesan krim semakin lama, ia merasa agak menggigil. Setelah minum obat dari dokter, ia mulai berkeringat tiada henti. Dan sejak itu, cucuran keringat Xiao Mang semakin parah.
Pada tahun 2012 lalu, Xiao mang yang mengikuti ayahnya yang berprofesi sebagai pedagang tiba di Chengdu. Di sana, ia telah banyak pergi ke rumah sakit, dokter yang membuat diagnosis juga bervariasi.
Obat Barat maupun obat Tiongkok, terapi diet, pengasapan (mengobati penyakit dengan asap seperti moksibusi atau uap daun-daunan obat) dan sebagainya. Xiao Mang berusaha mengobati dengan mengikuti saran dokter, tetapi kondisinya tidak tampak membaik. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar