KEBAJIKAN ( De 德 ) - Keputusan seseorang untuk bunuh diri memang sangat disayangkan. Apalagi jika orang tersebut masih muda beliau. Namun, semuanya memang kembali ke individu masing-masing. Setiap orang punya caranya sendiri menentukan jalan hidupnya.
Seorang mahasiswi tingkat pertama di Tianjin Normal University ditemukan tewas di kamarnya karena bunuh diri. Dilansir dari shanghaiist.com,Wu Xinyi sengaja membakar arang di dalam kamarnya dan menutup semua pintu dan jendela. Jenazahnya ditemukan pertama kali oleh temannya Li yang saat itu datang mencarinya karena Wu tak masuk kelas.
Sebelum bunuh diri, Wu meninggalkan sebuah catatan.
Seorang mahasiswi tingkat pertama di Tianjin Normal University ditemukan tewas di kamarnya karena bunuh diri. Dilansir dari shanghaiist.com,Wu Xinyi sengaja membakar arang di dalam kamarnya dan menutup semua pintu dan jendela. Jenazahnya ditemukan pertama kali oleh temannya Li yang saat itu datang mencarinya karena Wu tak masuk kelas.
Sebelum bunuh diri, Wu meninggalkan sebuah catatan.
"She Tiesheng (seorang novelis Cina) pernah berkata kalau kita tak perlu buru-buru menyongsong kematian. Saya sangat setuju dengan hal itu, tapi saya sudah merasa terlalu lelah menunggu akhir kematian saya. Saat ini, saya lebih memilih untuk keluar saja dari hiruk pikuknya dunia. Saya sudah tak tahan. Tolong maafkan saya, " tulis Wu dalam catatan terakhirnya.
Mahasiswi jurusan pendidikan dasar ini didiagnosis positif terkena virus hepatitis B saat akan mendonorkan darahnya tanggal 6 Desember 2014. Wu pun memutuskan untuk tinggal sendirian saja di kamar asramanya. Sedangkan teman-temannya banyak yang menjauhinya.
Meski virus tersebut yang bisa ditularkan melalui transfusi darah atau hubungan seksual, teman-teman sekamar Wu meninggalkannya dan bahkan menjauhkan barang-barang mereka dari Wu.
Gao Chao, salah satu teman Wu berkata kalau Wu sudah berupaya untuk memberi arahan atau pengetahuan tentang virus hepatitis B. Wu tak ingin teman-temannya takut berada di dekatnya. Namun, seorang temannya mengirimi pesan teks ke Wu, "Kami semua sudah tahu tapi masih takut terkena virus tersebut."
Wu sempat tak mengikuti ujian akhir tahun kemarin dan pulang ke kampung halamannya untuk istirahat. Saat memasuki semester baru, pihak universitas meminta Wu membuat sertifikat yang menyatakan kalau penderita virus hepatitis B masih bisa tetap berkuliah seperti biasa. Setelah tinggal seorang diri di kamar asramanya, Wu dituntut bertanggung jawab atas semua beban mental dan fisik yang harus ditanggungnya.
Catatan akhir yang dibuat Wu sangat menyayat hati. Terlihat jelas betapa ia sudah sangat putus asa dan hilang harapan untuk melanjutkan hidupnya kembali. Semoga kejadian bisa jadi pelajaran untuk kita semua, ya Sobat. Salam kebajikan (Sumber)
Meski virus tersebut yang bisa ditularkan melalui transfusi darah atau hubungan seksual, teman-teman sekamar Wu meninggalkannya dan bahkan menjauhkan barang-barang mereka dari Wu.
Gao Chao, salah satu teman Wu berkata kalau Wu sudah berupaya untuk memberi arahan atau pengetahuan tentang virus hepatitis B. Wu tak ingin teman-temannya takut berada di dekatnya. Namun, seorang temannya mengirimi pesan teks ke Wu, "Kami semua sudah tahu tapi masih takut terkena virus tersebut."
Wu sempat tak mengikuti ujian akhir tahun kemarin dan pulang ke kampung halamannya untuk istirahat. Saat memasuki semester baru, pihak universitas meminta Wu membuat sertifikat yang menyatakan kalau penderita virus hepatitis B masih bisa tetap berkuliah seperti biasa. Setelah tinggal seorang diri di kamar asramanya, Wu dituntut bertanggung jawab atas semua beban mental dan fisik yang harus ditanggungnya.
Catatan akhir yang dibuat Wu sangat menyayat hati. Terlihat jelas betapa ia sudah sangat putus asa dan hilang harapan untuk melanjutkan hidupnya kembali. Semoga kejadian bisa jadi pelajaran untuk kita semua, ya Sobat. Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar