|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 17 September 2015

Sempat Minder Karena Tak Punya Tangan, Kini Chao Peng Menikmati Aktivitas Sebagai Mahasiswa

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Sobat, masihkah kamu ingat terhadap seorang remaja bernama Chao Peng yang sempat saya bahas beberapa bulan yang lalu. Siapa sih Chao Peng, mungkin kamu sudah lupa atau memang belum pernah membaca tentang kisahnya. 

Baiklah, mari kita kembali mengingat sedikit sosoknya. Chao Peng adalah seorang remaja yang berhasil lolos ujian masuk perguruan tinggi di Tiongkok. Ia adalah remaja yang hanya mengandalkan kakinya untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Kecelakaan yang dialaminya di waktu kecil, membuat Chao Peng harus kehilangan kedua tangannya.

Dan kini, dikutip dari laman shanghaiist.com, Chao Peng telah masuk dan belajar di sebuah universitas ternama di Tiongkok. Baginya, masuk universitas dan belajar bersama teman-teman barunya adalah pengalaman yang mengesankan dan tak bisa ia lupakan.

Awalnya, ia merasa minder setelah melihat teman-teman sekelasnya yang cerdas, memiliki fisik sempurna dan memiliki beragam keahlian. Awalnya, bertemu dengan teman-teman baru membuatnya tertekan. Ia merasa dirinya berbeda. Tak punya tangan membuatnya hampir putus asa, minder dan sakit hati. Namun, setelah beberapa hari bersosialisasi, ia bisa membuktikan bahwa kekurangan yang dimilikinya adalah poin tambahan untuknya.


Chao Peng saat antri makan siang di kantin universitas tempatnya belajar
Dengan segala keterbatasannya, Chao Peng membuktikan bahwa ia layak disejajarkan dengan teman-temannya. Dari hari ke hari, teman sekelasnya juga memberikan dukungan penuh untuknya. Mereka adalah teman yang baik dan selalu memberi bantuan kepada Chao Peng ketika ia mengalami kesulitan.

Konselor pribadi Chao yang bernama Yang Xiaofeng mengatakan jika

"Ia adalah anak yang baik. Ia juga percaya diri dan ramah kepada semua orang. Ia memilih tinggal di asrama kampus untuk tahun pertamanya kuliah. Katanya, ia ingin menjadi seseorang yang mandiri. Di asrama, ia berharap akan mendapatkan banyak teman. Dengan segala keterbatasannya, ia mampu melakukan yang terbaik. Saya bangga kepadanya. Ia adalah anak dengan cita-cita yang besar. Ia juga rajin, tekun dan cerdas."

Menurut laporan yang ada, Chao adalah seorang mahasiswa yang rajin dan tekun. Di saat teman-temannya memilih bermain dan menghabiskan waktu untuk nongkrong di kafe, ia memilih untuk mengikuti pelajaran tambahan. Ia juga senang menghabiskan waktu di perpustakaan untuk membaca. Walau begitu, ia tak pernah lupa untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Kini, ia memiliki sahabat baik yang tak lain adalah teman sekamarnya di asrama. Temannya ini sangat baik dan akan memberikan bantuan sukarela kepada Chao ketika Chao mengalami kesulitan.

Chao rupanya buka remaja pertama yang diselimuti keterbatasan pada fisiknya namun tetap memiliki semangat tinggi untuk melakukan yang terbaik. Seorang gadis muda di Tiongkok juga telah menjadi sorotan berbagai media. Ia adalah Wang Yuan. Meski tak memiliki kedua kaki dan yatim piatu, Wang Yuan bisa menjadi gadis mandiri untuk kuliah. Ia bahkan mendapatkan beasiswa penuh dari kampusnya belajar.

Dari kisah Chao Peng dan Wang Yuan, malu rasanya bagi kita yang memiliki fisik normal tapi mudah putus asa, tidak rajin, malas belajar dan lebih memilih bermain serta bolos sekolah atau kuliah. Semoga saja, kedua remaja di atas bisa terus menggapai cita-citanya ya. Semoga mereka bisa mendapatkan segala sesuatu yang terbaik bagi hidupnya.  Salam kebajikan (Sumber)

Tidak ada komentar:
Write komentar