|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 28 Oktober 2015

Mengenal Budaya Pernikahan Tionghoa

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Salah satu fase kehidupan yang dilewati oleh umat manusia adalah pernikahan. Ini dialami oleh pasangan yang ada di seluruh negara di dunia. Dua insan menyatu dalam satu kehidupan melalui sebuah pernikahan yang sah. Namun, yang menjadi pembedanya yaitu adat istiadat yang dilakukan pada saat upacara pernikahan. 

Setiap negara mempunyai tata cara yang berbeda, termasuk di Nusantara sendiri ada banyak sekali adat istiadat pernikahan. Dari bermacam-macam adat istiadat ini, salah satunya adalah adat Tionghoa. Di dalam adat Tionghoa sendiri pun terdiri dari banyak adat yang ada.

1. Tata Cara Pernikahan

 
Dahulu kala, setiap laki-laki yang berusia lima belas tahun dan perempuan berusia tiga belas tahun, kebanyakan sudah dijodohkan. Apabila pihak keluarga laki-laki sudah menyukai pihak perempuan, maka akan diutus orang atau lebih dikenal dengan istilah mak comblang (媒人 méi rén) untuk menyampaikan pesan ini. Apabila pihak keluarga perempuan sudah menyetujuinya maka akan dicari tanggal untuk acara lamaran antar kedua belah pihak.
 

Setelah itu, pihak keluarga laki-laki dan perempuan menetapkan tanggal pernikahannya. Acara selanjutnya adalah persiapan barang yang akan dibawa pada saat lamaran. Ada bermacam-macam barang atau makanan yang dibawa. Pihak keluarga laki-laki menyiapkan empat jenis makanan manis yaitu gula batu, biskuit atau kue kering, kue dari tepung beras, bi pang (蓼花 liǎo huā) dan uang (定頭錢 dìng tóu qián). Barang tersebut dibawa ke rumah keluarga perempuan, dan apabila pihak calon besan menerimanya, maka barang tersebut akan diambil sebagian, dan selebihnya dikembalikan.

2. Adat Istiadat Modern


Seiring dengan kemajuan zaman, banyak sekali perubahan yang ada. Acara lamaran biasanya dilakukan seminggu sebelum pernikahan. Barang yang digunakan sekarang pun disesuaikan dengan kondisi, yaitu barang yang dapat dipakai dalam rumah tangga setelah menikah. Arti barang yang digunakan melambangkan kelanggengan dan kebahagiaan untuk kedua mempelai. Jumlahnya pun kalau tidak delapan (八 bā) maka sembilan (九 jiǔ).
 

Jenis barang yang digunakan di zaman modern ini adalah uang, perhiasan yang dimasukkan dalam kotak merah, perlengkapan sehari-hari (alat mandi, alat makan dan lain-lain), satu set peralatan teh, phia yang akan dibagikan ke keluarga, makanan laut, kacang-kacangan, kaki babi sebagai lambang keselamatan, kelapa, buah-buahan segar, akar teratai sebagai lambang kerukunan tiga generasi (orang tua, anak, cucu) dan permen yang melambangkan manisnya kehidupan.

Untuk kamar pengantinnya, akan dihias seminggu sebelum hari H. Orang yang menghias kamar pengantin, biasanya adalah keluarga yang sudah menikah dan mempunyai kehidupan yang langgeng dan merupakan contoh bagi kedua mempelai. Warna yang ada di kamar pengantin dihias warna merah yang melambangkan semangat hidup. Lentera juga ditaruh di dalam kamar, untuk menerangi langkah kehidupan bersama. Ada kepercayaan, kalau salah satu mempelai tidur di kamar pengantin sendirian tanpa pendamping, ini artinya menjauhkan salah satu dari pasangannya, bisa saja karena meninggal atau bercerai.

3. Prosesi Pernikahan

 
Pada pagi saat hari H, mempelai pria diharuskan memakai baju putih, lalu disisir tiga kali oleh keluarga terdekatnya. Setelah itu dilakukan sembahyang kepada leluhur untuk mengenang keluarga yang telah mendahului. Hidangan onde-onde pun siap disajikan setelah sembahyang, ini melambangkan keseluruhan proses pernikahan dapat berjalan dengan lancar seperti bola yang menggelinding.

Terakhir adalah phang teh (敬茶 jìng chá), ini dilakukan menghormati orang tua dan kerabat yang sudah sepuh dari kedua mempelai. Pada saat menjamu, kedua mempelai berlutut dan mempersilahkan kedua orang tua untuk minum tehnya. Teh tersebut dituang oleh mempelai laki-laki dan diberikan oleh mempelai perempuan. 


Tujuan dari phang teh ini agar orang tua mendoakan kedua mempelai mengarungi hidup bahagia secara lahir maupun batin baik dalam susah maupun senang. Setelah prosesi phang teh ini selesai, maka dilanjutkan ke acara resepsi atau perhelatan lainnya. Salam kebajikan (henky honggo)

Tidak ada komentar:
Write komentar