|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 13 November 2015

Kisah Pergantian Dinasti di Tiongkok Bag. 3

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) -  Teori Lima Unsur Tiong­kok kuno yakni: Logam, kayu, air, api, tanah meru­pakan inti dan pusaka dari kebudayaan tradisional Tiongkok. 

Sampailah pada giliran Komunis Tiongkok. Termasuk kategori apa Komunis Tiongkok dalam lima unsur? 

Dilihat nama para gembong partai sejak dahulu, selain pada masa komunis internasional pada 1921 – 1942, salah seorang pemimpin Komunis Tiongkok pada masa-masa awal adalah Zhang Guotao (張國燾), namanya “Tao (燾)nya” mengandung unsur air. Hal ini bisa dimaknai bahwa pada awal didirikannya, Komunis Tiongkok melakukan gerakan partai di bawah tanah bagaikan gelombang dahsyat yang laten/tersembunyi. Masa-masa di kemudian hari dalam pemerintahan Mao Zedong (dibaca: Mao Tse Tung) dan Jiang Zemin (Ciang Tse Min), aksara dalam nama mereka mengandung unsur “air”, yang satu air menggenangi belahan timur (Zedong / 澤東), membanjirinya dengan gerakan komunis; yang satu lagi air sungai menjulang ke langit, merendam rakyat jelata di Negara yang tergenang (Jiang Zemin / 江澤民). 

Diantaranya, yang cukup banyak diketahui oleh rakyat adalah, setelah Jiang Zemin memegang kekuasaan. Pada 1998 di Dataran Tengah Tiongkok terjadi air bah besar, untuk menjaga “kelanggengannya bertahta yang di dalam fengshui disimbolkan sebagai Nadi Naga di kota kelahirannya” gembong partai Komunis Tiongkok, Jiang Zemin telah mem-veto program penanggulangan banjir dan memerintahkan tentara untuk berjaga dan bertahan mati-matian agar tidak membanjiri kampung halamannya. Hal itu berakibat 400 juta rakyat harus menanggung dampak besar bencana tersebut. Diantaranya hampir 5.000 orang meninggal dunia, kerugian material langsung sebesar 300 miliar yuan (6400 triliun rupiah) lebih. 

Ada yang barangkali menyanggah bahwa belum tentu dipengaruhi oleh unsur air. Bukankah pada saat pemerintahan Komunis Tiongkok juga muncul orang-orang yang menangani ekonomi, seperti Liu Shaoqi (Presiden RRT 1959-1968), Deng Xiaoping (Pemimpin PKT 1970an – 1990-an) dan lain-lain? 

Dilihat dari lima unsur, menangani ekonomi, seperti mengembangkan keuangan, bank, saham, membuka real estate serta black market money changer dan lain lain, semuanya ini termasuk dalam kategori logam. Logam bukan saja mewakili senjata peperangan juga mewakili modal. 

Di dalam lima unsur logam menghasilkan air, sedangkan air mewakili barang dagangan, gembong partai komunis yang menangani ekonomi hanyalah untuk menghidupi partai komunis, menjamin kelangsungan hidupnya. Ketika berada di Yan-an, di daerah Nanniwan, Komunis Tiongkok menanam candu memajukan ekonomi, jugalah sama adalah untuk menjamin kelestarian kekuasaan diri sendiri. 

Dilihat dari faktor 5 unsur, hal tersebut juga dapat menjelaskan suatu hal. Pada waktu itu ketika Jepang menginvasi Tiongkok, apakah PKT melawan Jepang? 

PKT berkategori air, Jepang berkategori kayu, air menghidupi kayu, dipandang dari aturan lima unsur, PKT tidaklah mungkin benar-benar melawan Jepang. PKT lima kali dikepung dan ditumpas oleh tentara pemerintah Nasionalis. Hidupnya sudah dalam bahaya, yang hendak dilakukan adalah berusaha mati-matian mencari air, mencari cukup air. Pada saat berhasil baru dapat menenggelamkan pemerintah Nasionalis, untuk dapat mencapai tujuan berbalik mengalahkan dan menguasai tentara pemerintah Nasionalis. 

Pada saat ini banyak sekali ahli sejarah juga telah mengungkapkan banyak fakta sejarah, menemukan bahwa PKT sama sekali tidak melawan Jepang, melainkan pada saat Partai Nasional berjuang pada garis depan untuk melawan invasi tentara Jepang, PKT mengambil kesempatan tersebut justru untuk secara sembunyi mengembangkan bala tentara dan persenjataannya, untuk mempersiapkan diri agar dikemudian hari dapat merampas kekuasaan Pemerintahan Nasionalis. 

Itu sebabnya pada 1964, ketika Mao Zedong menerima kunjungan para wakil Partai Sosialis Jepang. Penanggung jawab pihak Jepang Sasaki Kouzou dan Hisau Kuroda menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Tiongkok atas invasi Jepang pada masa lalu. Pada 1972 ketika menemui PM Jepang Kakuei Tanaka, Mao Zedong mengatakan, tidak perlu meminta maaf, karena dengan adanya invasi tentara Jepang ke Tiongkok, justru telah berjasa kepada PKT yang akhirnya berhasil menggulingkan pemerintahan Nasionalis.

"Tanpa invasi kalian ke Tiongkok, PKT pada masa itu kami tidak mungkin menjadi kuat, sehingga tidak mungkin pula mampu menggulingkan Partai Nasinalis,” kata Mao. 

Fakta sejarah yang diungkap ini juga merupakan bukti penjelasan secara rasional dan sistimatis teori lima unsur terhadap peristiwa sejarah. Tentu saja contoh-contoh ini belumlah menyeluruh, namun menjelaskan perkembangan peristiwa dan jatuh bangunnya dinasti adalah mengikuti suatu aturan tertentu. 

Pergantian dinasti kelihatannya seperti peristiwa besar yang meluap dan menggelora, namun juga sangat dipengaruhi oleh prinsip lima unsur. Tanpa moral tanpa akhlak, negara akan jatuh dan keluarga akan berantakan. Bermoral dan berakhlak, negara akan makmur dan keluarga akan subur. 

Sebuah negara, ataupun seseorang, tak perduli dia bersesuaian dengan akhlak manapun dari lima unsur, baik “akhlak logam, akhlak kayu, akhlak air, akhlak api ataupun akhlak tanah”, ketika dia memilikinya, dia akan makmur. Namun ketika dia kehilangan keseluruhannya, dia akan mengalami kemunduran dan keruntuhan. 

Pada 2015 merupakan Tahun Kambing, dalam Lima Unsur, kambing berkategori Tanah, tanah menguasai Air. Pada 2015 bagi PKT juga merupakan suatu tahun yang sangat penuh derita, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan peristiwa, mungkin akan bermunculan lebih banyak berita yang membuat PKT menjadi sesak napas dan mati lemas. Kata orang, waktu adalah juri yang paling adil, pastilah akan memberikan keputusan yang paling adil untuk dibentangkan di hadapan umat manusia. Salam kebajikan  (Sumber

                                                                       TAMAT

Tidak ada komentar:
Write komentar