|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 22 Januari 2016

Kisah di Balik Pepatah Tiongkok Kuno, 口蜜腹剑 (Kǒu mì fù jiàn)

 


KEBAJIKAN ( De 德 )Sebuah ungkapan Pepatah Tiongkok kuno yang berbunyi," 口蜜腹剑 (kǒu mi, fù jian) sebenarnya dapat diterjemahkan sebagai “Menutupi belati dengan kata-kata manis atau senyum.” Ungkapan ini sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang memiliki lidah bagai “madu dan hati empedu”.

Awalnya, ungkapan pepatah ini didasarkan pada studi tentang sejarah dari Dinasti Song yang berjudul Zizhi Tongjian (資治通鑒)” karya Sima Guang (1019-1086 M). Dalam cerita itu dikisahkan tentang Li Linfu, Perdana Menteri Kaisar Xuanzong selama Dinasti Tang. Li sangat terampil menghasilkan karya-karya kaligrafi dan lukisan, namun dia juga memiliki karir politik yang membuatnya dikenal dengan setiap ungkapan atau kata-kata manis yang mampu menutupi maksud-maksud jahatnya.

Li Linfu adalah seorang yang licik dan berbahaya. Dia sangat cemburu kepada orang saleh dan mampu. Dia pun tidak segan-segan mengadopsi segala macam strategi untuk mendiskreditkan orang-orang yang dibencinya. Li juga gemar menyuap orang yang dekat dengan kaisar, hanya untuk mendapat informasi tentang apa-apa saja yang disukai kaisar. 

Tujuan Li tidak lain untuk memuji kaisar dan mendapatkan keuntungan dari sikapnya itu. Dia kemudian bisa mengatasi banyak hal, sehingga dapat memenuhi segala keinginan kaisar. Dengan cara-cara itu, Li akhirnya menjadi orang yang dipercaya oleh kaisar.

Terhadap para menteri dan pejabat tinggi lainnya, Li juga tidak segan-segan memuji dan menyanjung mereka saat bertatap muka. Di sisi lain, Lin juga berusaha menemukan cara-terbaik untuk menghukum orang-orang yang membuatnya marah.

Ketika Kaisar Tianbao menunjuk Li Shizi sebagai Perdana Menteri, suatu kali, Li Shizi secara terbuka menunjukkan kesalahan yang telah dibuat Li Linfu dan beberapa pejabat lainnya. Hal ini tentu membuat timbulnya rasa cemburu dan kebencian pada diri Li Linfu. Walaupun dia berpura-pura tidak peduli, tapi akhirnya Li Linfu berencana menyingkirkan Li Shizi.

Dendam

Suatu hari, Li Linfu mengatakan kepada perdana menteri bahwa ada emas di Gunung Hua dan menyarankan supaya diizinkan untuk menambang gunung itu. Mendengar hal itu, perdana menteri yang jujur dan lurus itu segera mengusulkan pada Kaisar supaya diizinkan untuk menambang harta yang tersembunyi ini.

Kaisar menyukai ide tersebut, lalu mendiskusikannya dengan Li Linfu. Li dengan sangat hati-hati mengatakan kepada kaisar bahwa Gunung Hua adalah tempat di mana aura keberuntungan kaisar berkumpul, dan feng shui-nya sangat menentukan nasib dinasti dan kerajaan.

Jika gunung itu ditambang, tentu akan membahayakan kesehatan kaisar. Dia bertanya: “Siapakah orang ini yang ingin merugikan paduka?”

Kaisar kemudian yakin bahwa menambang di Gunung Hua adalah benar-benar ide buruk. Jabatan perdana menteri pun diganti, lalu mantan pejabat itu diasingkan dia ke daerah terpencil. Li Linfu menggunakan strategi serupa untuk menyingkirkan banyak pesaing politik lainnya.

Sebagai hasil dari memanipulasi kepercayaan kaisar, Li Linfu akhirnya dinobatkan menjadi perdana menteri. Li menjalankan kekuasaannya yang dikenal tak bermoral selama 19 tahun. Dan itu berdampak kepada kaisar, serta berkontribusi terhadap turunnya pamor Dinasti Tang.

Sebuah Reputasi Ketidakjujuran

Para menteri lain akhirnya menyadari bahwa Li adalah orang yang “bermuka dua”. Mereka pun terus berupaya mencari kebenaran setelah mereka mengetahui bahwa walaupun Li adalah orang yang ramah dan memiliki kata-kata yang sangat baik, tetapi sebenarnya orang yang, “bermulut manis, tapi menusuk belati di perut.” Mereka mengatakan bahwa Li dalah orang yang bersahabat, tetapi sebenarnya jauh berbeda dengan apa yang ada di dalam lubuk hatinya.

Hari ini, Pepatah Tiongkok, "口蜜腹剑 (kǒu mi, fù jian)" digunakan untuk menggambarkan seseorang yang selalu baik saat bertemu muka, namun berbicara lain di belakang punggung  atau juga sering disebut “bermuka dua”. Salam kebajikan (theefoctimes)

Tidak ada komentar:
Write komentar