KEBAJIKAN ( De 德 ) - Ahli fisika terkemuka Stephen Hawking pada pidato terbarunya kembali menegaskan, manusia sendiri menciptakan banyak sekali bahaya, termasuk perang nuklir, pemanasan global, virus hasil rekayasa genetik dan lain-lain, yang akan membuat manusia “kena batunya” di masa mendatang. Ia juga secara lugas mengatakan, kemajuan teknologi akan mendatangkan lebih banyak masalah sekarang manusia sedang berada dalam masa paling berbahaya dalam beberapa abad terakhir. Sementara untuk pindah ke luar angkasa dan hidup disana masih dibutuhkan waktu ratusan tahun lagi.
Pada acara Reith Lectures di stasiun TV BBC Hawking menguraikan pandangannya terhadap teknologi. Hawking menyatakan, hampir bisa dipastikan, probabilitas terjadinya bencana di bumi dalam kurun waktu 1000 hingga 10000 tahun mendatang akan meningkat drastis. Akan tetapi, menurut Hawking, jika manusia dapat membangun kampung halaman di planet lain, mungkin manusia akan bisa tetap eksis.
“Namun setidaknya dalam beberapa abad mendatang, kita belum mampu membangun lingkungan bagi eksistensi manusia di luar angkasa. Jadi sekarang kita harus sangat hati-hati,” katanya.
Manusia Harus Kenali Resiko Kemajuan dan Mengendalikannya
Selain itu menurut surat kabar “Guardian” Inggris, teori Hawking tersebut diamini oleh astronom kerajaan Inggris yakni Lord Rees. Dalam bukunya yang berjudul “Our Final Century” yang diterbitkan pada 2003, Lord Rees menyatakan kekhawatirannya akan resiko kepunahan manusia.
Selain mengutarakan kekhawatirannya, Hawking juga menyatakan bahwa manusia tidak akan berhenti untuk maju, manusia harus mampu mengenali resiko dari kemajuan itu dan harus bisa mengendalikannya. Ia menambahkan, ilmuwan muda seharusnya memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap “alam semesta yang maha besar ini”, dan harus memahami bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi mengubah dunia, serta wajib memberitahukan informasi ini kepada masyarakat.
Pada acara Reith Lectures kali ini, Hawking memperkenalkan perkembangan riset di bidang Black Hole. Dan peringatannya terhadap tindakan manusia di atas, adalah uraiannya pada saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh hadirin. Sebelum pidato tersebut, Hawking juga pernah menyampaikan, besarnya ancaman yang berpotensi ditimbulkan oleh Intelijensi Buatan (Artificial Intelligence atau AI) dapat menyebabkan kepunahan manusia. Ia berpendapat, pada 100 tahun mendatang, robot yang dibuat dari AI ini sebaliknya akan mengendalikan manusia.
Juli tahun lalu, Hawking bersama dengan pendiri perusahaan otomotif Tesla Motors yakni Elon Musk bersama-sama menulis surat edaran yang memperingatkan 1000 orang ilmuwan robot, sistem senjata otomatis akan menjadi Kalashnikov masa depan (Kalashnikov adalah ahli pembuat senjata Uni Soviet yang menciptakan senjata serbu AK-47). Surat edaran tersebut menghimbau agar melarang tuntas kendali efektif terhadap sistem persenjataan otomatis yang bersifat menyerang, agar tidak terjadi perlombaan senjata militer dalam bidang senjata pintar di seluruh dunia.
Optimistis, Bangkit dari Penyakit
Surat kabar “Guardian” memberitakan, Hawking baru saja melewati ulang tahunnya yang ke-74 awal Januari lalu, pada usianya yang ke-21 ia menderita semacam penyakit kronis pada syaraf motorik. Ia mengatakan, pada saat itu ia merasa hidupnya seolah tiada harapan lagi. Tapi sekarang, 50 tahun telah berlalu. Hawking berkata, sebenarnya dirinya cukup beruntung dalam hal lain. Saat melakukan riset fisika teori, penyakit yang diderita Hawking ini tidak menjadi hambatan terhadap risetnya.
Saat ditanya hadirin bagaimana dirinya bangkit dari penyakitnya itu, Hawking menjawab, pekerjaan dan rasa humor dalam dirinya memberikan dampak yang sangat besar. Ia berkata, betapa pun sulitnya hidup, sangatlah penting untuk tidak marah. Karena jika anda tidak bisa merasa optimis, maka kemungkinan anda akan kehilangan segala harapan.
BBC memberitakan, bersama dengan putrinya yang bernama Lucy, ia telah menulis buku ilmiah anak-anak, buku tersebut mengutarakan motivasi yang menopang Hawking. Lucy mengatakan, “Menurut saya, ia adalah seseorang yang sangat bandel, sikapnya yang selalu ‘menatap ke depan’ memiliki kekuatan mengagumkan dan harapan… seluruh energi dan semangatnya membuatnya untuk terus menatap ke depan…” Salam kebajikan (Sumber)
Tidak ada komentar:
Write komentar