|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 05 April 2016

Perjalanan Kaisar Li Shi Min Ke Neraka Bag. 1

 


KEBAJIKAN ( De 德 ) Kisah perjalanan kaisar Li Shi Min atau Tang TaiZong (李世民) ke neraka adalah sebuah kisah yang konon sudah terkenal sejak dinasti Tang dan dimasukkan dalam bab ke 10 dan 11 novel Journey to the West (novel Sun GoKong).

Dalam kisah ini juga akan diceritakan tentang seluk beluk neraka Tionghoa mulai dari siksaan-siksaannya, penghunuinya sampai penguasanya.

Pada suatu sore disungai Jing, nampak perdana mentri kura-kura berlari terbirit-birit menemui raja naga sungai Jing. "Gawat paduka raja, hari inipun rakyat kita kembali dijarah habis-habisan oleh para nelayan."

"Haeh, heran ya kenapa para nelayan itu seperti tahu dimana rakyat kita berkumpul," keluh sang raja naga resah

"Hamba dengar katanya mereka tahu keberadaan rakyat kita karena mendapat petunjuk dari seorang peramal bermarga Yuan."

"Apaaa? dasar peramal gombal gambul! Baik, besok akan kukerjai dia."

Esoknya sang raja naga bersama perdana mentrinya menyamar sebagai pelajar dan pergi menemui sang peramal. Mereka kemudian bertanya apakah beseok akan hujan atau tidak dan kalau hujan berapakah volume curah hujannya. Setelah menghitung sebentar sang peramal kemudian memastikan bahwa besok memang akan hujan dan menerangkan volumenya.

"Bagaimana seandainya tidak hujan," pancing sang naga.

"Kalau begitu, kau boleh membongkar kiosku ini dan mengusirku dari sini," jawab siperamal dengan santai.

Mendengarnya, sang nagapun senang sekali dan tertawa terbahak-bahak sepanjang perjalanan pulang. "Hahaha dasar gombal gambul, aku kan raja naga yang berkuasa untuk menurunkan hujan, jadi sudah pasti besok dia yang kalah dan harus angkat kaki dari sini! "

Tapi betapa terkejutnya raja naga karena tak lama kenudian datang perintah dari kaisar langit untuk menurankan hujan pada esok hari sesuai jam dan volume yang disebutkan siperamal. Namun karena sang naga terlalu ingin menang taruhan sehingga dia tak mengindahkan perintah itu dan nekad tidak menurunkan hujan.

Dua hari kemudian sang raja naga kembali menemui siperamal, "Dasar peramal gombal gambul! Mana hujannya? Sekarang cepat pergi dari sini atau harus kuperintahkan bawahanku untuk mengusirmu!" katanya pongah seraya memerintahkan pengawalnya untuk mengobrak- abrik kios siperamal.

"Aih raja naga, sempat-sempatnya kau menggangguku sementara nasibmu sendiri dijung tanduk, ketahuilah kaisar langit marah sekali karena kau langgar titahnya dan sudah memerintahkan mentri Wei Zheng dari dinasti Tang untuk memenggal kepalamu," Desah siperamal

JGEEER! Kata-kata siperamal seperti petir yang menyambarnya disiang bolong. Hilanglah sudah kesombongan sang raja naga dan tanpa mempedulikan harga dirinya lagi dia pun segera berlutut meminta maaf dan memohon petunjuk pada sang peramal.

Raja naga sungai Jing memohon bantuan pada kaisar Li ShiMin
Dengan bijak sang peramal lalu menyarankan agar sang naga memohon pada kaisar Li ShiMin (yang merupakan majikan Wei Zheng) supaya mencegah Wei Zheng membunuhnya. Raja nagapun berterimakasih dan segera pergi menemui kaisar Li Shi Min yang merupakan penguas dinasti Tang saat itu.

Kiasar Li Shi Min alias Tang TaiZong memang terkenal sebagai penguasa yang bijak dan welas asih hingga dengan senang hati dia pun meluluskan permohonan sang raja naga. Dihari eksekusi yang ditentukan, kaisar Li sengaja mengajak Wei Zheng bermain catur seharian agar tidak bisa pergi untuk memenggal raja naga. Mengetahui dirinya sedang dikerjai oleh junjungannya, Wei Zheng yang sakti itu pura-pura tidur namun diam-diam dia mengeluarkan rohnya dari dalam tubuhnya untuk pergi memenggal raja naga sungai Jing.

Malamnya kaisar Li Shi Min merasa puas sekali karena merasa telah berhasil menolong raja naga. Siapa tahu begitu dia hendak merebahkan dirinya dipembaringan tiba-tiba terdengarlah suara jeritan yang sangat menyayat hati,"KAISAR PENIPU! KEMBALIKAN NYAWAKU!" diikuti munculnya kepala sang naga yang sudah terpotong dan berlumuran darah dihadapannya sehingga membuat sang kaisar ketakutan setengah mati dan tidak bisa tidur semalaman.

Demikianlah hantu raja naga terus datang mengganggu kaisar Li setiap malam, hingga akhirnya beliau jatuh sakit. Melihat keadaan junjungannya yang menyedihkan itu, dua panglima dinasti Tang yang bernama Qin ShuBao dan YuJi Gong mengajukan diri untuk berjaga semalaman didepan pintu kamar supaya tidak ada yang berani mengganggu kaisar. 

Ajaib! Setelah dijaga oleh kedua panglima itu roh raja naga tidak berani muncul lagi sehingga sang kaisarpun dapat beristirahat dengan tenang. (Sejak inilah orang Tionghoa menjadikan Qin ShuBao dan YuJi Gong sebagai dewa penjaga pintu dan sampai sekarang gambar keduanya masih sering kita jumpai dirumah-rumah orang Tionghoa yang masih memegang kepercayaan nenek moyang).

Karena merasa sudah aman, kaisar Li berani tidur sendirian lagi dan menyuruh kedua panglimanya itu untuk istirahat. Siapa tahu malamnya roh raja naga kembali datang dan bahkan lebih galak dari biasanya hingga membuat kaisar Li kembali menjerit-jerit ketakutan

Gangguan raja naga yang terakhir itu rupanya begitu dahsyat sampai-sampai membuat kaisar Li shock hingga sekarat. Dengan terbata-bata sang kaisar memberi pesan terakhirnya pada Wei Zheng agar membimbing putra mahkota setelah kepergiannya. 

Namun dengan tenang Wei Zheng menjawab, "Jangan khawatir paduka, menurut perhitungan hamba ajal paduka belum tiba hingga paduka akan segera kembali untuk memimpin kami lagi." 

Wei Zheng kemudian mengambil sepucuk surat dari sakunya dan menyerahkannya pada sang kaisar sambil berkata, "Sesampainya dialam baka, berikanlah surat ini pada hakim Cui Jue yang merupakan sahabat hamba saat dia masih hidup."

"Siapakah Cui Jue itu?" Tanya kasiar Li lirih.

"Dia adalah pejabat semasa pemerintahan ayah paduka, setelah kematiannya dia diangkat menjadi hakim didunia kematian dengan gelar Feng Du Pan Guan yang..." belum selesai kata-kata Wei Zheng, kaisar Li sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Sekonyong-konyong kaisar Li mendapati rohnya meninggalkan tubuhnya dan diseret oleh dua orang hantu. Hantu yang satu berwajah pucat, berpakaian serba putih, mengenakan topi tinggi putih serta memiliki lidah yang menjulur panjang. Sementara hantu yang satunya lagi juga memiliki lidah yang panjang namun berpakaian hitam dan bertopi hitam.

Sang kaisar kemudian dibawa melalui sebuah gerbang yang bertuliskan KOTA FENG DU. "Kota Feng Du? Bukankah ini adalah perbatasan antara dunia manusia dengan dunia kematian, ah rupanya aku benar-benar sudah mati," keluh sang kaisar dalam hati sambil melihat pemandangan disekelilingnya.

Suasana dikota Feng Du sepintas mirip dengan dunia manusia, ada rumah, toko, kedai dsb. Namun keadaan disini sangat gelap dan muka orang-orangnya sangat sendu. Kalau diperhatikan juga akan terdengar suara-suara tangisan dan jeritan yang memilukan. Bukan hanya itu kadang-kadang kaisar Li juga seperti melihat mahluk-makhluk mengerikan yang mengintip disana sini.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sampailah Li Shi Min dikantor pengadilan akhirat yang dikepalai oleh hakim Cui Jue. Mengetahui orang (atau hantu) dihadapannya adalah Cui Jue, kaisar Li pun buru-buru menyerahkan surat yang diberikan oleh Wei Zeng tadi.

Setelah membaca surat itu Cui Jue pun manggut-manggut dan berjanji akan membantu kasiar Li sebisanya, walaupun keputusan akhir tetap berada pada 10 raja neraka (10 raja Yama) yang merupakan penguasa tertinggi diahirat. Salam kebajikan (Sumber)

Bersambung

Tidak ada komentar:
Write komentar