|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 05 April 2011

Mengalah Dan Bersabar Menghindari Malapetaka

 

Manusia hendaknya dengan tanpa keraguan mempertahankan dengan teguh prinsip dalam hati, mempertahankan keagungan jiwa yang terdalam, jangan karena takluk terhadap tekanan atau dambaan kenikmatan keuntungan materi lalu dengan mudah berkompromi bahkan mengkhianati hati nurani diri sendiri. 

Pada saat nama atau keuntungan materi kita dirugikan atau ketika terjadi perselisihan dengan orang lain, bila kita dapat mundur selangkah, maka hal ini merupakan perwujudan dari hati yang maha Ren ( Sabar ).
  
Pepatah kuno mengatakan, "Mundur selangkah luas tak terbatas, laksana laut dan angkasa, dengan bersikap sabar, maka dalam sesaat angin pun jadi reda dan ombak pun jadi tenang."

Dalam menghadapi masalah, jika kita dapat dengan bermurah hati memaafkan kesalahan orang lain maka kita akan dapat mengubah permusuhan menjadi persahabatan. Jika dapat dengan penuh kesabaran menunjukkan kekurangan orang lain dan berlapang dada ketika mendapat kritikan, maka dunia akan berubah menjadi lebih indah.

Mundur selangkah luasnya tak terbatas laksana laut dan angkasa, adalah suatu prinsip yang telah diketahui oleh banyak orang, tetapi dalam kehidupan nyata prinsip yang sederhana ini acapkali telah mereka lupakan. 

Pada jaman Tiongkok ada sebuah kisah tentang dua orang teman yang bersama-sama mempelajari karya klasik aliran Konghucu, yang satu bernama Hu Chang datang dari Qinghe, dan yang satu lagi bernama Di Fangjin datang dari Runan. 

Hu Chang kemudian lebih dulu menjadi pejabat pemerintah, tapi reputasinya tidak sebaik Di Fangjin. Oleh sebab itu hati Hu Chang menjadi iri, sehingga dia selalu menjelek-jelekkan Di Fangjin. Mendengar hal ini, Di Fangjin tidak melakukan pembalasan terhadapnya, sebaliknya dia justru memikirkan cara bagaimana untuk mengalah. 

Setiap kali bila Hu Chang akan mengumpulkan muridnya untuk memberi penjelasan tentang karya klasik, maka Di Fangjin secara inisiatif juga akan meminta muridnya pergi ketempat Hu Chang untuk meminta nasihat mengenai masalah-masalah yang sulit, dan dengan tulus dan sepenuh hati mereka membuat catatan dalam buku.

Lama kelamaan, Hu Chang mengerti bahwa ini adalah perbuatan Di Fangjin yang bermaksud menaruh rasa hormat kepada dirinya, karena itu ia merasa sangat tidak enak. Sejak itu, ia tidak lagi merendahkan Fangjin di depan para pejabat bahkan memujinya. Kecerdasan Di Fangjin yang sengaja mengalah ini telah merubah permusuhan dia dengan Hu Chang menjadi suatu persahabatan.

Pada dinasti Ming tahun Zhen De, Zhu Chenhao memberontak terhadap pemerintah. Wang Yangming yang memimpin pasukan untuk menumpas pemberontakan, akhirnya berhasil menangkap Zhu Chenhao, dan berjasa besar terhadap pemerintah. 

Tetapi pada saat itu Jiang Bin yang sangat disukai dan dipercaya oleh kaisar Zhen De, sangat iri atas jasa-jasa Wang Yangming. Ia menganggap Wang Yangming telah merebut kesempatannya untuk berjasa. Oleh karena itu dia menyebarkan desas-desus bahwa pada awalnya Wang Yangming dan Zhu Chenhao adalah satu komplotan, kemudian karena Wang Yangming mendengar bahwa pemerintah melancarkan ekspedisi untuk membasmi, ia baru menangkap Zhu Chenhao agar dapat meloloskan diri sendiri.

Setelah mendengar desas-desus tersebut, Wang Yangming pun merundingkan masalah ini dengan gubernur jendral Zhang Yong, "Jika dengan mundur selangkah dan menyerahkan jasa penangkapan Zhu Chenhao kepada Jiang Bin, maka dapat terhindar dari masalah yang tidak perlu terjadi. Jika dengan mempertahankan hal ini, maka akan membuat komplotan Jiang Bin menjadi nekat seperti anjing yang terpojok, dan berbuat hal-hal yang kejam dan tidak berperikemanusiaan."

Karena itu, Wang Yangming pun menyerahkan Zhu Chenhao hasil tangkapannya kepada Zhang Yong, agar dia melaporkan kembali kepada kaisar bahwa keberhasilan menangkap Zhu Chenhao, merupakan jasa dari gubernur jendral dan para prajurit. Dengan demikian komplotan Jiang Bin pun tidak berulah lagi.

Wang Yangming beralasan sakit dan beristirahat di kuil Jin Ci. Setelah Zhang Yong kembali ke kantor pusat, dia sangat memuji kesetiaan dan perbuatan luhur Wang Yangming yang ‘menyerahkan jasa menghindari petaka’. Pada akhirnya kaisar Zhen De pun mengerti keseluruhan ceritanya dan beliau membebaskan hukuman terhadap Wang Yangming. 

Kedua kisah di atas telah menunjukan bahwa dengan mengalah Di Fangjin dapat merubah seorang musuh menjadi teman, sedangkan Wang Yangming menggunakan cara ‘mengalah menghindari malapetaka’, telah memperhatikan keamanan seluruh masyarakat sekaligus telah melindungi diri sendiri
.
Dalam kehidupan masyarakat moderen, berusaha keras untuk maju dengan terus-menerus merupakan suatu tindakan atau kelakuan yang patut dihargai. Namun, di dalam perjalanan hidup manusia yang sangat rumit ini, di samping membutuhkan perjuangan yang berani, juga dibutuhkan perencanaan yang matang. 

Mengalah bukan saja merupakan semacam kecerdasan, juga adalah semacam keuletan yang tabah dan niatan yang gigih. Kesabaran menahan diri dalam sekejap, akan membuat jalan sempit dalam kehidupan Anda berubah menjadi luas tak terbatas.

Tidak ada komentar:
Write komentar