Pada suatu hari, di Kota Zhi Chen datang seorang pedagang permata yang menggelar barang dagangannya. Barang permata yang dibawanya semuanya sangat berharga dan sangat menyilaukan mata.
Diantara barang-barang tersebut ada sebutir permata yang sangat menarik perhatian yang disebut Shan. Warnanya merah menyala, bagaikan buah plum yang sudah matang.
Harganya puluhan ribu Yuan. Membuat banyak orang yang berkerumun terkagum-kagum dan memujinya sebagai barang yang sangat berharga.
Kebetulan hari ini Lung Menxi juga berada di kota itu dan melihat banyak orang berkerumun. Lalu dia dan para muridnya menguak kerumunan orang itu untuk melihat ada kejadian apa? Dia melihat dengan teliti barang berharga itu. Dia bertanya kepada pedagang itu.
Harganya puluhan ribu Yuan. Membuat banyak orang yang berkerumun terkagum-kagum dan memujinya sebagai barang yang sangat berharga.
Kebetulan hari ini Lung Menxi juga berada di kota itu dan melihat banyak orang berkerumun. Lalu dia dan para muridnya menguak kerumunan orang itu untuk melihat ada kejadian apa? Dia melihat dengan teliti barang berharga itu. Dia bertanya kepada pedagang itu.
“Apakah Shan bisa mengenyangkan perut?” Tanyanya.
Pedagang itu menjawab,”Tidak bisa.”
”Apakah bisa menyembuhkan penyakit?” Tanyanya lagi.
Pedagang itu kembali menjawab, “Tidak bisa.”
Lung Menxi bertanya lagi, "Bisakah menolak bala?”
Pedagang itu menjawab lagi,”Tidak bisa.”
Lung Menxi kembali bertanya, ”Bisakah membuat orang berbakti?”
Lagi-lagi pedagang itu menjawab,”Tidak bisa.”
”Sungguh heran, permata ini tidak bisa berbuat apapun, kenapa harganya bisa demikian mahal sampai puluhan ribu Yuan?”ujar Lung Menxi.
Pedagang itu berkata lagi, ”Karena dia berasal dari tempat yang sangat jauh yang sama sekali tidak ada kehidupan manusia ditempatnya. Sehingga untuk mendapatkannya harus menggunakan berbagai alat dan tenaga manusia, melalui berbagai bahaya, dengan susah payah membawanya sampai ditempat ini, oleh sebab itu dia menjadi batu permata yang langka dan berharga.
Setelah mendengar penjelasan pedagang itu Lung Menxi tidak berkata sepatahpun hanya sambil tersenyum meninggalkan tempat itu. Para muridnya Lung Menxi mendengar pertanyaan yang diajukan tidak mengerti maksud gurunya, lalu bertanya kepada gurunya. Lung Menxi lalu menjelaskan kepada murid-muridnya.
”Orang dulu pernah berkata walaupun emas adalah barang yang sangat berharga, tetapi bila ditelan orang bisa membuat orang meninggal, sedangkan serbuk emas jika masuk ke mata orang juga bisa membuat menjadi buta. Saya sudah lama tidak mengejar permata berharga seperti ini lagi, tetapi didalam diri saya sendiri banyak barang berharga, harganya bisa lebih dari puluhan ribu Yuan. Selain itu banjir tidak bisa menghanyutkannya, dan api tidak bisa membakarnya, diterpa cuaca angin kencang dan badai hujan tidak akan menghancurkannya.
Mempergunakannya bisa membuat dunia ini damai, tidak mempergunakannya akan membuatnya tidak bisa hidup dengan damai dan tenang. Manusia tidak menghargai dan tidak mengejar barang berharga yang langka ini, tetapi beranggapan mengejar permata berharga sebagai hal yang paling penting dalam hidup ini. Bagaikan mengejar sesuatu yang mustahil, kelihatannya manusia sudah kehilangan hati nuraninya.
Yang dikatakan Lung Menxi, “Barang berharga yang langka” adalah kepribadian manusia itu sendiri. Hanya memiliki nilai moral yang tinggi, pikiran yang murni, semangat hidup yang sehat semua hal ini adalah merupakan barang berharga tak ternilai yang patut dikejar.”Orang dulu pernah berkata walaupun emas adalah barang yang sangat berharga, tetapi bila ditelan orang bisa membuat orang meninggal, sedangkan serbuk emas jika masuk ke mata orang juga bisa membuat menjadi buta. Saya sudah lama tidak mengejar permata berharga seperti ini lagi, tetapi didalam diri saya sendiri banyak barang berharga, harganya bisa lebih dari puluhan ribu Yuan. Selain itu banjir tidak bisa menghanyutkannya, dan api tidak bisa membakarnya, diterpa cuaca angin kencang dan badai hujan tidak akan menghancurkannya.
Mempergunakannya bisa membuat dunia ini damai, tidak mempergunakannya akan membuatnya tidak bisa hidup dengan damai dan tenang. Manusia tidak menghargai dan tidak mengejar barang berharga yang langka ini, tetapi beranggapan mengejar permata berharga sebagai hal yang paling penting dalam hidup ini. Bagaikan mengejar sesuatu yang mustahil, kelihatannya manusia sudah kehilangan hati nuraninya.
Tidak ada komentar:
Write komentar