Ehuang dan Nvying, memiliki arti indah dan cerah, adalah putri dari Raja Yao (seorang raja di Cina 4.000 tahun yang lalu), yang pada tahun-tahun terakhir, ingin meninggalkan takhta dan ingin mencari seorang pemuda yang bisa diandalkan.
Dia memilih Shun, yang memiliki kemampuan dan kebajikan, untuk mewarisi mahkota dan menikah dengan kedua putrinyanya. Ehuang sebagai ratu dan Nvying sebagai selir. Shun menerima saran Yao.
Dalam setahun kemudian, kekacauan perang muncul di Gunung Jiuyi., sehingga membuat Shun, Ehuang dan Nvying ingin pergi dan melihat situasi yang sebenarnya di sana.
Oleh karena mereka khawatir tentang usia dan kesehatan Shun yang buruk, maka wanita itu ingin menemaninya di perjalanan. Tetapi karena mengingat akan melewati pegunungan yang tinggi, hutan lebat, jalan berliku-liku, dan semua kesulitan, maka Shun tidak mengizinkan istrinya ikut dalam perjalanannya.
Tanpa memberitahu istri-istrinya, ia meninggalkan mereka dan hanya membawa beberapa petugas ikut bersama dengannya. Ehuang dan Nvying, ketika mendengar bahwa Shun telah meninggalkan mereka, maka mereka pun segera berangkat untuk mengejar dia.
Di perjalanan mereka bertemu dengan badai besar di Sungai Yangtze dan mereka pun mendapat kabar yang dikirim oleh nelayan, bahwa Shun telah meninggal dunia dan dimakamkan di kaki Gunung Jiuyi.
Hari demi hari, mereka tampak menatap jauh ke depan ke arah Gunung Jiuyi dan menangis, sambil meletakkan tangannya di bambu untuk menahan diri mereka sendiri.
Air mata mereka membasahi bambu, yang kemudian disebut "Bambu dari Ladies Xiang" oleh generasi berikutnya.
Pada akhirnya, kedua wanita itu melemparkan diri ke Sungai Xiangshui dan menjadi Dewi dari Xiangshui.
Dia memilih Shun, yang memiliki kemampuan dan kebajikan, untuk mewarisi mahkota dan menikah dengan kedua putrinyanya. Ehuang sebagai ratu dan Nvying sebagai selir. Shun menerima saran Yao.
Dalam setahun kemudian, kekacauan perang muncul di Gunung Jiuyi., sehingga membuat Shun, Ehuang dan Nvying ingin pergi dan melihat situasi yang sebenarnya di sana.
Oleh karena mereka khawatir tentang usia dan kesehatan Shun yang buruk, maka wanita itu ingin menemaninya di perjalanan. Tetapi karena mengingat akan melewati pegunungan yang tinggi, hutan lebat, jalan berliku-liku, dan semua kesulitan, maka Shun tidak mengizinkan istrinya ikut dalam perjalanannya.
Tanpa memberitahu istri-istrinya, ia meninggalkan mereka dan hanya membawa beberapa petugas ikut bersama dengannya. Ehuang dan Nvying, ketika mendengar bahwa Shun telah meninggalkan mereka, maka mereka pun segera berangkat untuk mengejar dia.
Di perjalanan mereka bertemu dengan badai besar di Sungai Yangtze dan mereka pun mendapat kabar yang dikirim oleh nelayan, bahwa Shun telah meninggal dunia dan dimakamkan di kaki Gunung Jiuyi.
Hari demi hari, mereka tampak menatap jauh ke depan ke arah Gunung Jiuyi dan menangis, sambil meletakkan tangannya di bambu untuk menahan diri mereka sendiri.
Air mata mereka membasahi bambu, yang kemudian disebut "Bambu dari Ladies Xiang" oleh generasi berikutnya.
Pada akhirnya, kedua wanita itu melemparkan diri ke Sungai Xiangshui dan menjadi Dewi dari Xiangshui.
Tidak ada komentar:
Write komentar