|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 25 Mei 2011

Makna Mulia Kesusilaan

 

PARA Nabi mengajarkan kesusilaan untuk mendidik orang, agar orang yang berkesusilaan itu mengerti, bahwa dirinya berbeda dengan hewan.

Dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa berinteraksi dengan sesama manusia maupun dengan ciptaan Tuhan lainnya, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan sebagainya.

Tetapi kadang kita tidak menyadari apa sebenarnya yang membedakan kita, manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya itu. Kalau kita mau merenung sejenak mengenai hal ini tentu akan terlihat hal-hal yang membedakannya.

Ternyata ada hal-hal yang sangat pokok yang membedakan manusia dengan benda atau mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Air dan api itu memiliki hawa murni /Qi, tetapi tidak memiliki kehidupan/ Sheng.

Rumput dan pohon memiliki kehidupan tetapi tidak mampu mengerti / Zhi. Hewan, binatang bisa mengerti, tetapi tidak mampu mengerti kebenaran / Yi. Manusia mempunyai hawa murni, kehidupan, pengertian dan sekaligus tahu kebenaran.

Inilah bedanya antara manusia dengan ciptaan Tuhan lainnya, manusia adalah mahluk Tuhan yang paling mulia. Oleh karenanya sebagai ciptaan Tuhan yang dikaruniai kesempurnaan ini sudah sewajarnya  senantiasa takwa, satya kepada-Nya. Berlaksa benda bermula daripada-Nya, dan kembali semuanya kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa.

Sesungguhnya, adanya manusia adalah karena kuasa Kebajikan Thian dan bumi oleh jalinan sifat Iem (negatip) dan Yang (positip), karena berkumpulnya Nyawa dan Roh (Kwi dan Sien), dari sari pati semangat ke Lima Unsur (Ngo Hing). Maka, manusia itu adalah hati / batin daripada Tuhan / Thian dan Bumi, dan menjadi perwujudan dari Lima Unsur.  Manusia hidup menikmati rasa, memilahkan berbagai nada dan mengenakan berbagai warna. .”

Demikianlah kesadaran iman umat Khonghucu akan penjadian manusia. Sebagai wujud dari satya dan takwa kepada Thian, Tuhan Yang Maha Esa, manusia hendaknya selalu sadar akan kehadiran-Nya dan tidak pernah lupa melakukan sujud, doa, sembahyang kepada-Nya. Kesadaran inilah yang merupakan salah satu bentuk pengejawantahan terhadap Kesusilaan yang terdapat dalam diri tiap manusia.

Kesadaran ini pula menunjukkan bahwa manusia mempunyai daya hidup ilahi disamping daya hidup duniawi. Daya hidup ilahi yang mengharuskan manusia hidup selaras dengan Jalan Suci Tuhan. Sedangkan daya hidup duniawi manusia harus senantiasa mentaati Hukum Tuhan. Apabila manusia melanggar apa yang telah menjadi kodrat kemanusiaannya maka malapetaka akan menimpa padanya.

Dalam kehidupan manusia, Hukum Tuhan dan Jalan Suci Tuhan diwujudkan dengan apa yang disebut Kesusilaan/ Lee, maka dikatakan, Jalan Suci, Kebajikan, Cinta Kasih dan Kebenaraan, Kebijaksanaan tanpa Kesusilaan, tidak dapat menyempurnakan pendidikan/ agama.

Tata susila adalah sarana yang memberi kesiapan besar mengembang suburkan Kebajikan. Makna mulia Kesusilaan, melepaskan manusia dari hal yang buruk, dan mengembangkan jati dirinya yang indah, menjadikan orang lurus di dalam diri beroleh kelancaran dalam melakukan sesuatu untuk orang lain.

Maka seorang susilawan yang memiliki Kesusilaan itu, di luar menciptakan keharmonisan, dan di dalam tidak menimbulkan penyesalan. Maka tiada sesuatu yang tidak merindukan Cinta Kasih, dan Tuhan Yang Maha Roh berkenan menerima Kebajikannya.

Kesusilaan merupakan tanggul , benteng pertahanan manusia terhadap perbuatan atau perilaku maksiat. Maka dikatakan, seorang Susilawan membangun Kesusilaan untuk menanggul kebajikan. Diterapkan hukuman untuk menanggul perilaku maksiat dan diungkapkan Firman Thian untuk menanggul keinginan buruk.

Kakaktua dapat berbicara tetapi tidak lebih dari seekor burung yang dapat terbang; kera besar dapat berbicara, tetapi tidak lebih seekor hewan. Kini bila seseorang tidak berkesusilaan, biar dapat berbicara bukankah hatinya tidak lebih seekor hewan ? Bila orang seperti hewan dan tidak berkesusilaan, maka ayah dan anak mungkin mempunyai pasangan yang sama, seperti rusa.

Tidak ada komentar:
Write komentar