Bermacam-macam perangai manusia dalam menghadapi kehidupannya. Baik itu menghadapi suatu kegagalan / kesialan / kecelakaan ( HUO ) ataupun ketika mendapat keberhasilan / kesuksesan / rejeki (FUK). Masalahnya sekarang bagaimana sebaiknya sikap kita sebagai manusia dalam menghadapi HUO dan FUK itu ? Bila menghadapi Huo dan Fuk, harusnya ya tetap biasa-bisa sajalah. Bahkan kita harusnya tetap sadar dan waspada. Tetap sadar, supaya kalau mendapat kegagalan tidak mudah putus asa dan bisa sedapat mungkin dicari sebab-sebabnya. Tetap waspada kalau mendapatkan rejeki, karena umumnya dibalik kemurahan biasanya tersembunyi sebuah kepedihan : “HUO XI, FUK ZHI SUO YI. FUK XI HUO ZHI SUO FU“.
Sehingga kita tidak boleh sampai lupa daratan.
Tanda-tanda manusia lupa daratan adalah kalau sudah kaya tidak mau berbuat Kung Tek. Tanda2 manusia yang bakalan tidak tahu berbalas budi adalah ketika masih miskin tidak mau menyumbangkan tenaganya untuk berbuat Kung Tek. Bersyukur, biasanya “Rasa Bersyukur” itu timbul pada orang2 yang penuh dengan kesadaran, yang didapat dari agama. Kalau kesadarannya lebih meningkat lagi, akan muncul rasa “Biasa” atau “Bin Jang Xin“. Bagaikan bumi yang telah menghidupi semua mahluk diatasnya.Namun tetap biasa saja tanpa merasa berjasa, tanpa merasa memiliki semua itu, dan tetap melakukan tugas mulianya sesuai kehendak Tuhan. Kalau anda masih merasa ingin “menanamkan sesuatu” (Kung Tek) dengan mengharapkan Fuk, maka itu artinya anda merasa apa yang anda dapatkan itu (FUK) adalah milik anda.Sehingga anda punya rasa pamrih untuk menanamkan kepemilikan anda itu, dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih besar.
Seharusnya, jangan pedulikan apa yang akan kita dapat, yang paling penting berbuatlah sesuai dengan sifat yang kita pelajari dari alam semesta disekitar kita. Dengan demikian berarti kita akan selalu berusaha untuk berbuat kebajikan. Yang lebih penting lagi, Agama mengajarkan supaya kita bisa meminimalisir Nafsu atau Keinginan kita yang berlebihan (Wu Yu), namun tetap menganjurkan kita untuk selalu berbuat sesuatu yang sesuai dengan kaidah-kaidah seperti “Sifat Air” misalnya.Kalau kita sudah bisa berbuat demikian, maka jangan kuatir kehilangan Fuk Ada “XIE” ( terima kasih ), tentu ada juga “HEN” ( benci ), semua itu termasuk Yin Yang. Jadi wajar kalau sekarang ini ada orang yang ketika mendapat Fuk selalu “Xie Shen En”, jadi ketika ketika kehilangan Fuk-nya, .ternyata ada yang malah membanting patung Shen / Shien yang ada dirumahnya.Dengan alasan dia nggak mau dikutuk oleh Shen.
Itu mengingatkan kita supaya tetap sadar dan waspada ketika mendapatkan suatu keberhasilan, jangan sampai gara-gara rasa bahagia yang berlebihan dari keberhasilan kita saat itu.Justru akan mendatangkan malapetaka dikemudian hari bagi diri kita sendiri. Karena itu kita selalu dianjurkan untuk “Wu Wei Er Wu Suo Bu Wei” yang artinya kita harus selalu berbuat sesuatu untuk mencapai kesuksesan seperti halnya kesuksesan yang dicapai oleh alam semesta. Jadi jelas kita dipacu untuk mencapai suatu keberhasilan yang positif.
Dengan demikian suatu kesuksesan akan terasa wajar-wajar saja bagi orang yang beriman, karena memang mereka tidak punya nafsu yang berlebihan dalam menikmati kesuksesan. Mereka selalu merasa bahwa hal itu adalah suatu yang wajar yang akan muncul dari yang sebenarnya.Dengan demikian maka proses untuk berbuat sesuatu yang positif sesuai dengan hukum alamiah, sangat dipentingkan dalam pandangan / pemahaman. Sebaliknya bila gagal, jangan cepat putus asa, yakinlah dibalik itu selalu ada jalan keberhasilan “Se Pai Shi Jen Kong Zhi Mu“. Dengan kesadaran yang demikian ini, orang baru bisa tegar dan dapat segera mencari jalan keluar lainnya. Itulah yang dimaksud Fuk yang tertembunyi dibalik Huo, dalam pepatah yang diajarkan oleh LAO ZHI (Dai Sang Kan In Bien).
Sehingga kita tidak boleh sampai lupa daratan.
Tanda-tanda manusia lupa daratan adalah kalau sudah kaya tidak mau berbuat Kung Tek. Tanda2 manusia yang bakalan tidak tahu berbalas budi adalah ketika masih miskin tidak mau menyumbangkan tenaganya untuk berbuat Kung Tek. Bersyukur, biasanya “Rasa Bersyukur” itu timbul pada orang2 yang penuh dengan kesadaran, yang didapat dari agama. Kalau kesadarannya lebih meningkat lagi, akan muncul rasa “Biasa” atau “Bin Jang Xin“. Bagaikan bumi yang telah menghidupi semua mahluk diatasnya.Namun tetap biasa saja tanpa merasa berjasa, tanpa merasa memiliki semua itu, dan tetap melakukan tugas mulianya sesuai kehendak Tuhan. Kalau anda masih merasa ingin “menanamkan sesuatu” (Kung Tek) dengan mengharapkan Fuk, maka itu artinya anda merasa apa yang anda dapatkan itu (FUK) adalah milik anda.Sehingga anda punya rasa pamrih untuk menanamkan kepemilikan anda itu, dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih besar.
Seharusnya, jangan pedulikan apa yang akan kita dapat, yang paling penting berbuatlah sesuai dengan sifat yang kita pelajari dari alam semesta disekitar kita. Dengan demikian berarti kita akan selalu berusaha untuk berbuat kebajikan. Yang lebih penting lagi, Agama mengajarkan supaya kita bisa meminimalisir Nafsu atau Keinginan kita yang berlebihan (Wu Yu), namun tetap menganjurkan kita untuk selalu berbuat sesuatu yang sesuai dengan kaidah-kaidah seperti “Sifat Air” misalnya.Kalau kita sudah bisa berbuat demikian, maka jangan kuatir kehilangan Fuk Ada “XIE” ( terima kasih ), tentu ada juga “HEN” ( benci ), semua itu termasuk Yin Yang. Jadi wajar kalau sekarang ini ada orang yang ketika mendapat Fuk selalu “Xie Shen En”, jadi ketika ketika kehilangan Fuk-nya, .ternyata ada yang malah membanting patung Shen / Shien yang ada dirumahnya.Dengan alasan dia nggak mau dikutuk oleh Shen.
Itu mengingatkan kita supaya tetap sadar dan waspada ketika mendapatkan suatu keberhasilan, jangan sampai gara-gara rasa bahagia yang berlebihan dari keberhasilan kita saat itu.Justru akan mendatangkan malapetaka dikemudian hari bagi diri kita sendiri. Karena itu kita selalu dianjurkan untuk “Wu Wei Er Wu Suo Bu Wei” yang artinya kita harus selalu berbuat sesuatu untuk mencapai kesuksesan seperti halnya kesuksesan yang dicapai oleh alam semesta. Jadi jelas kita dipacu untuk mencapai suatu keberhasilan yang positif.
Dengan demikian suatu kesuksesan akan terasa wajar-wajar saja bagi orang yang beriman, karena memang mereka tidak punya nafsu yang berlebihan dalam menikmati kesuksesan. Mereka selalu merasa bahwa hal itu adalah suatu yang wajar yang akan muncul dari yang sebenarnya.Dengan demikian maka proses untuk berbuat sesuatu yang positif sesuai dengan hukum alamiah, sangat dipentingkan dalam pandangan / pemahaman. Sebaliknya bila gagal, jangan cepat putus asa, yakinlah dibalik itu selalu ada jalan keberhasilan “Se Pai Shi Jen Kong Zhi Mu“. Dengan kesadaran yang demikian ini, orang baru bisa tegar dan dapat segera mencari jalan keluar lainnya. Itulah yang dimaksud Fuk yang tertembunyi dibalik Huo, dalam pepatah yang diajarkan oleh LAO ZHI (Dai Sang Kan In Bien).
Tidak ada komentar:
Write komentar