Pernikahan
merupakan masalah penting dalam kehidupan. Kalau bisa mendapatkan
seorang istri yang dapat berbakti pada mertua, mencintai suami,
menyayangi anak-anaknya, hormat terhadap seluruh sanak family, ini
adalah rejeki terbesar seumur hidup.
Lalu bagaimana memilih seorang istri seperti itu ?
Lalu bagaimana memilih seorang istri seperti itu ?
Orang
dahulu mengatakan bahwa seorang istri yang baik harus memiliki empat
kategori kebajikan, antara lain berkepribadian bijak, halus dalam tutur
kata, rajin mengurus rumah tangga serta rapi dalam penampilan.
Kalau
kita hanya terburu nafsu dan terbawa emosi, tidak mendengar nasehat
dari orang tua, tidka peduli akan masa depan maka akhirnya akan
mendaptkan istri jahat yang tiada kebajikan dan seumur hidup
menyesalinya.
Cerita 1.
Thai
Jen, putri kedua dari Ce Cong Se adalah ibu kandung dari Chou Wen Wang.
Dia berkepribadian halus serta mempunyai kebajikkan, sehingga Chou Wen
Ci
mengambil sebagai selir. Semasa dia hamil, mata tidak melihat yang
cabul, telinga tidak mendengar yang sesat, mulut tidak berkata kotor.
Justru karena kebajikkan nya yang seperti inilah, baru dapat melahirkan
Wen Wang yang akhirnya menjadi seorang kaisar bijak yang memiliki rasa
bakti, welas asih serta kesetiaan.
Wen Wang
semasa kecil sudah diajari tata krama, sajak dan kitab-kitab kuno oleh
ibunya. Mendengar satu mengerti sepuluh, sehingga dapat menjadi seorang
pemimpin yang memberikan kebahagiaan bagi rakyat. Semua ini adalah jasa
dan jerih payah dari Thai Jen !
Selama
masa kehamilan harus lebih berhati-hati.
Kalau ingin mendapatkan anak
yang saleh, itu semua tergantung dari masa kehamilan tersebut. Misalnya
selama kehamilan sering emosi, maka anaknya kelak akan sering emosi
juga. Selama kehamilan sering risau dan sedih, maka anaknya kelak akan
sering risau dan sedih, maka dari itu selama kehamilan haruslah
mempunyai perasaan yang stabil dan melakukan olahraga yang berfaedah
bagi jasmani serta rohani, perhatikan juga pengaturan pengobatan dalam
kehidupan, itu semua sangat mudah dilakukan.
Cerita 2.
Si Yun, karena menikah dengan nona Juan
yang berparas amat buruk, sehingga, setelah selesai upacara, dia
mengunakan berbagai alasan untuk tidak masuk kekamar pengantin. Beberapa
hari kemudian, kebetulan dia melewati kamar itu dan langsung ditarik
masuk oleh istrinya yang bermarga Juan
Setelah duduk dikursi, Si Yun lalu bertanya, “Seorang istri seharusnya memiliki empat kebajikkan, kamu memiliki berapa ?”
Juan
menjawab, “Aku memiliki tiga diantaranya, hanya paras wajahku yang
buruk saja”. Kemudian langsung berbalik bertanya, ”Sebagai pria harus
memiliki segala kelakuan yang baik, kamu sudah memiliki berapa persen ?”
“Semuanya kumiliki”, jawabnya dengan bangga.
Juan
berkata lagi, “berkelakuan atas dasar moral kebajikkan merupakan yang
utama. Namun anda hanya menyukai kecantikkan, tidak mementingkan
kebajikkan, bagaimana dapat termasuk memiliki kelakuan yang baik ?”
Si Yun begitu mendengar perkataan itu, wajahnya menjadi merah karena malu. Sejak itu mereka berdua saling menghormati, Si Yun sebagai pejabat setempat kalau ada masalah, dia akan membahasnya dengan Juan dan akhirnya mendapatkan keputusan yang sempurna.
Dikarenakan Si Yun menunaikan tugasnya dengan baik, maka dia pun naik pangkat TUHAN mengaruniai
mereka 2 anak kecil yang lucu-lucu. Benar kata orang bahwa mempunyai
seorang istri yang bijaksana dapat membantu kita dalam segala hal, maka
dari itu jangan hanya menilai dari paras wajahnya saja.
Po Yin Cin bersyair,
“Utamakan kebajikkan, jangan tamak akan kecantikkan,
Yang melanggar, akhirnya mendapatkan kena-asan,
Kalau tidak percaya, buktinya adalah kisah Juan,
Berkebajikkan, membantu suami menuju kejayaan”.
Tidak ada komentar:
Write komentar