“Orang yang berperi Cinta Kasih itu mencintai sesama manusia. Yang ber Kesusilaan itu menghormati sesama manusia. Yang mencintai sesama manusia, niscaya akan selalu dicintai orang. Yang menghormati sesama manusia, niscaya akan selalu dihormati orang.” (Mengzi IV B: 28) Manusia dikodratkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang bermasyarakat; dalam pergaulan kemasyarakatan selalu ada perilaku yang saling timbal balik. Agar perilaku kita berkenan kepada orang lain, hidup sederhana dan suka mengalah sangat diperlukan. Di dalam Yi Jing 易 经 tersurat, “Jalan Suci Tuhan Yang Maha Esa mengurangi yang berkelebihan dan memberkati yang sederhana; Jalan Suci bumi merubah yang berkelebihan dan mengalirkan kepada yang dibawah-bawah;
Tuhan Yang Maha Rokh menghukum yang sombong dan membahagiakan yang rendah hati; Jalan Suci manusia membenci kesombongan dan menyukai kesederhanaan; Kesederhanaan/adab sopan itu mulia bergemilang, tidak dapat dilampaui/dirusak perbuatan durjana, demikianlah paripurnanya seorang Susilawan.” Marilah selanjutnya kita ikuti ayat-ayat suci di bawah ini:
Tuhan Yang Maha Rokh menghukum yang sombong dan membahagiakan yang rendah hati; Jalan Suci manusia membenci kesombongan dan menyukai kesederhanaan; Kesederhanaan/adab sopan itu mulia bergemilang, tidak dapat dilampaui/dirusak perbuatan durjana, demikianlah paripurnanya seorang Susilawan.” Marilah selanjutnya kita ikuti ayat-ayat suci di bawah ini:
- “Biar mempunyai kepandaian sebagai Pangeran Zhou 周, bila ia sombong dan tamak, sesungguhnya belum patut dipandang.” (Sabda Suci VIII: 11)
- “Seorang Susilawan itu berwibawa (agung) tetapi tidak congkak, seorang rendah budi itu congkak tetapi tidak berwibawa.” (Sabda Suci XIII: 26)
- “Cakap, tetapi suka bertanya kepada yang tidak cakap; berpengetahuan luas, tetapi suka bertanya kepada yang kurang pengetahuan; berkepandaian tetapi kelihatan tidak pandai; berisi tetapi nampak kosong; tidak mendendam atas perbuatan orang lain; dahulu aku mempunyai seorang teman yang dapat melakukan itu.” Zengzi hendak menyebutkan tentang Yan Hui 颜 回. (Sabda Suci VIII: 5)
- “Seorang Junzi tidak mau berebut. Kalau berebut, itu hanya pada saat berlomba memanah. Mereka saling mengalah dan memberi hormat dengan cara Yi 揖, lalu naik ke panggung dan berlomba; kemudian turun dan yang kalah meminum anggur. Meskipun berebut tetap seorang Junzi.” (Sabda Suci III: 7)
- “Sungguh Meng Zhifan 孟 之 反 / Bing Cihwan tidak duka menonjol-nonjolkan diri. (Pada waktu tentaranya menderita kekalahan) ia berjalan di belakang melindungi barisan. Setelah di muka pintu gerbang kota, dicambuklah kudanya dan berkata, ‘Bukan keberanianku untuk di belakang, hanya kuda ini tidak dapat lari cepat-cepat.” (Sabda Suci VI: 15)
Tidak ada komentar:
Write komentar