|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Selasa, 19 Juli 2011

Malapetaka Bisa Dihindarkan Dengan Bersifat Welas Asih

 

Pada masa dinasti Ming, ada seorang Upasaka yang bernama Wang, dia adalah seorang Buddhist yang taat. Dia membaca sutra dan memberi hormat pada Buddha setiap hari. Pada masa itu di mana-mana terjadi bencana alam dan malapetaka. Wang sangat prihatin dengan keadaan ini. Ketika dia mendengar bahwa di Xiao Dongtian, hidup seorang Bikku yang dapat melihat ke masa lalu juga masa depan, dia bertekad untuk menemui si Bikku untuk meminta nasihat.

Setelah memberi hormat pada Bikku itu, Wang berkata: "Di mana-mana banyak bandit. Perang terjadi terus menerus. Mohon Bhante berbaik hati dan mengasihani untuk menolong semua mahluk hidup." Bikku itu lalu tersenyum dan berkata: "Jika manusia dapat melepaskan kehidupan dan menghindari pembunuhan, mereka akan bebas dari bencana dan malapetaka." Setelah mengatakan itu, dia menutup matanya dan duduk bermeditasi.

Jaman ini adalah jaman peperangan, kelaparan, penyakit, bencana alam dan malapetaka karena ulah manusia yang terjadi silih berganti. Ini semua dikarenakan oleh karma dari pembunuhan. Masalah-masalah ini bukanlah pemberian dari setan atau roh. Kejadian-kejadian ini mengingatkan manusia untuk berhenti membunuh. Jika seseorang bisa berhenti membunuh, dia akan terbebas dari bencana dan malapetaka. Jika satu keluarga bisa berhenti membunuh, keluarga itu akan tebebas dari bencana dan malapetaka. Jika kegiatan tidak membunuh bisa diperluas ke satu desa, satu wilayah, satu propinsi dan satu negara, rakyat negara itu akan terbebas dari segala bencana.

Kini, manusia hanya bisa menyalahkan alam (surga) ketika bencana dan malapetaka menyerang. Mereka tidak menyadari bahwa ini semua dikarenakan oleh perbuatan kita sendiri. Kitalah yang menyebabkan bencana alam dan malapetaka menimpa kita sendiri. Jika seseorang dapat bersumpah untuk melepaskan kehidupan dan menghindari pembunuhan, maka meskipun dia dikelilingi oleh mara bahaya atau di tengah peperangan atau menjumpai kelaparan dan penyakit, dia tetap tidak akan terpengaruhi. Jika setiap orang bisa sungguh-sungguh mempercayai ini dan menjalankannya dengan rajin, karma baik akan mengikutinya bagaikan bayangan tubuh.

Dari dulu hingga kini, pahala dan balasan dari perbuatan baik dan buruk dapat dilihat dengan nyata. Malah, banyak ditemukan catatan-catatan tentang hukum karma dalam kehidupan sebenarnya. Pertanyaannya, mengapa orang-orang masih ragu-ragu untuk memulai kegiatan baik untuk tidak membunuh?

Tidak ada komentar:
Write komentar