|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 21 Juli 2011

Yang Terlihat Mata Belum Tentu Benar

 

Di dalam kehidupan nyata, ada banyak hal yang dilihat oleh mata kepala sendiri atau yang dialami sendiri, semuanya adalah semacam penampilan palsu yang nyata Orang sering kali hanya berdasarkan gejala sesaat yang terlihat, secara spontan telah menetapkan serta memutuskan, sehingga mengakibatkan terjadi banyak kesalahan dan menyesal untuk selamanya.

Menurut cerita, dahulu kala ada sepasang suami istri yang saling mencintai. Suatu hari sang suami berdagang di luar kota sedang istrinya menanti di rumah. Beberapa bulan kemudian sang suami yang sangat merindukan istrinya pulang ke rumah.

Ketika bulan bersinar di atas pohon Liu, dia yang telah menempuh perjalanan jauh, akhirnya sampai juga di depan desa, sinar lampu dalam rumah yang membuat orang merasakan kehangatan itu telah membuat dia semakin memacu langkahnya untuk bergegas pulang ke rumah.

Ketika sampai di depan rumah dia telah melihat sebuah adegan yang membuat hatinya sangat sakit. Dari jendela terlihat istrinya yang selama ini sangat dia rindukan sedang makan dengan seorang pria asing, saat itu istrinya sedang tersenyum sambil mengambilkan sayuran dan menyuapkan ke mulut pria asing itu, tampaknya mereka sangat mesra.

Dia segera berpikir bahwa istrinya pasti mengkhianatinya, dia sudah tidak ingin melangkah maju lagi, hatinya yang marah membara membuat dia memalingkan kepala dan melangkah pergi, sejak saat itu tidak pernah kembali lagi.

Ketika rambutnya sudah memutih, teringat bahwa hari esok sudah tidak lama lagi, selagi dia masih hidup ingin menguraikan ganjalan hatinya yang selama ini. Maka dari itu kembalilah dia ke rumahnya yang dulu untuk menemui istrinya yang rambutnya juga telah memutih. Tetapi istrinya ternyata hidup menyendiri.

Dengan penuh pertanyaan dia bertanya, Mengapa?Sang istri bilang selama bertahun-tahun ini dia selalu menantikan kepulangannya, dan bertanya mengapa dia pergi meninggalkannya hingga sekarang baru kembali?

Dia mengutarakan kecurigaannya dulu. Dengan jujur dan tulus istrinya memberitahukan bahwa pria itu adalah saudara kandungnya yang telah lama berpisah dan hanya mampir sebentar untuk menjenguknya.

Kongzi cikal bakal dari Conficiuisme mempunyai seorang murid bernama Yan Hui. Suatu hari ketika Yan Hui memasak bubur, mendapati ada benda kotor yang masuk ke dalam kuali, dia segera menggunakan sendok sup untuk mengambil, ketika benda kotor itu akan dibuang mendadak terpikir olehnya bahwa tidaklah mudah untuk mendapatkan beras walaupun hanya sebutir, lalu dimakan-nya bubur di sendok tersebut.

Kebetulan saat itu Kongzi berjalan masuk ke dapur, melihat kejadian ini dia mengira bahwa Yan Hui sedang mencuri makanan maka dengan tegas Kongzi memberi pelajaran kepada Yang Hui.

Melalui suatu proses penjelasan semua orang baru menyadari kejadian yang sesungguhnya. Dengan nada mengeluh Kongzi berkata, Kejadian yang saya lihat dengan mata kepala sendiri juga belum pasti apalagi yang hanya dengar dari kabar angin.

Dari sini bisa dilihat, telinga mendengar belum tentu betul, mata melihat juga belum tentu benar. Segala sesuatu jika hanya mempercayai mata sendiri dan kurang dipikir serta dianalisa dengan hati yang tenang, sering kali bisa dikelabui oleh penampilan palsu.

Kadang kala seperti orang buta meraba gajah, melihat macan tutul melalui sedotan minuman, walaupun dilihat oleh mata kepala sendiri, juga sangatlah sulit mengenali watak hakiki dari masalah itu.

Banyak sekali kebenaran dalam dunia ini yang harus menggunakan hati yang benar-benar tulus baru dapat menghayati, ketika melepaskan konsep dari keakuan kecerdasan untuk membedakan kebenaran dan kepalsuan bisa keluar dengan sendirinya.


Tidak ada komentar:
Write komentar