|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 14 September 2011

Konfucius Berguru Dengan Anak Kecil Genius

 

Xiang Tuo adalah seorang anak muda yang hidup di Zaman cina Kuno yang tinggal di Negara Lu selama periode musim gugur dan musim semi dalam sejarah Cina sekitar dua ribu lima ratus tahun yang lalu.

Sejarah Cina memiliki catatan yang sangat jelas tentang bagaimana Xiang Tuo menjadi Guru Konfucius pada usia 7 tahun.
 
Sebagai catatan bahwa usia orang Cina selalu satu tahun lebih dari usia yang sebenarnya, karena keyakinan Cina untuk mempertimbangkan bayi yang baru lahir sebagai satu tahun. 

Selain itu, sejarah Cina tidak memiliki apa-apa lagi untuk dikatakan tentang Xiang tuo.
dibawah ini adalah kisah bagaimana konfucius bertemu dengan Xiang Tuo seperti yang telah tercatat dalam sejarah Cina. Pada suatu hari Konfucius sedang mengendari kereta dengan murid-muridNya. Sekelompok anak sedang bermain membangun istana pasir di tengah jalan.
 
Kereta yang ditumpangi Kong Zi harus berhenti karena Xiang Tuo bermain di jalan yang akan dilewati Kong Zi. Mereka terus bermain walau kereta Kong Zi sudah ada tepat di hadapan mereka. Karena tidak ingin mengganggu kegembiraan anak-anak, Kong Zi turun dan mendekati anak-anak itu.

kemudian Kong zi berkata kepada Xiang Tuo, "Kamu bermain begitu gembira sampai tidak bisa melihat ada kereta yang mau lewat, apakah kamu tidak sadar bangunan pasirmu menghalangi jalan?"

Xiang Tuo bangkit dan balik bertanya, "Dari dulu, setahu saya, sebuah kendaraan hanya bisa melewati jalan atau mengitari sebuah kota. Di manakah ada sebuah kota khusus membuat jalan untuk sebuah kendaraan?" Kong Zi terkejut. Belum pernah seorang anak umur tujuh tahun bisa berdebat layaknya seorang ahli pikir.

Sementara anak itu terus bermain, Kong Zi berpikir. Ia lalu mendekati Xiang Tuo untuk menguji kepintarannya. "Baik, ucapanmu sungguh masuk akal dan benar. Sekarang saya ada beberapa pertanyaan, apakah kamu bisa menjawab semua pertanyaan ini dengan baik. Konfucius kemudian menguji dan mengajukan beberapa pertanyaan pada anak tersebut :
- Gunung apa yang tidak ada batunya ? 
- Kumpulan air apa yang tidak ada ikan di dalamnya ? 
- Pintu apa yang tidak bisa ditutup ? 
- Api apa yang tidak ada asapnya ? 
- Wanita macam apa yang tidak punya suami ? 
- Pria mana yang tidak punya istri ?
- Kapan siang hari terasa pendek ? 
- Kapan siang hari terasa panjang ? 
- Sapi apa yang tidak melahirkan anak ?
- Kota yang tidak mempunyai petugas pemerintah ?


Namun, Xiang Tuo mendengarkan semua pertanyaan Kong Zi. Tanpa banyak berpikir ia mulai menjawab, 
- Gunung pasir tidak mempunyai batu ! 
- Air minum tidak ada ikannya ! 
- Pintu yang tidak ada daun pintunya tidak bisa ditutup ! 
- Api amarah tidak ada asapnya ! 
- Bidadari tidak punya suami !
- Malaikat / Dewa tidak punya istri !
- Siang hari terasa singkat pada musim dingin karena setelah pukul tujuh pagi baru mulai terang dan pukul empat sore sudah mulai gelap ! 
- Siang hari akan terasa lebih panjang saat musim panas, karena pukul lima pagi sudah terang dan diatas pukul delapan malam baru gelap !
- Seekor sapi yang terbuat dari lumpur tidak melahirkan anak !
- Benteng yang kosong tidak memiliki petugas pemerintah !

Semua jawaban Xiang Tuo terasa mudah bagi anak-anak sekarang, namun pada masa itu, khususnya untuk anak yang belum genap berumur tujuh tahun, itu merupakan jawaban yang luar biasa. Apa lagi, Xiang Tuo dapat mengingat semua pertanyaan itu dengan baik tanpa harus menuliskannya di buku tulis atau mencatatnya di komputer, serta dapat menjawabnya dengan urutan yang benar dan teliti. Untuk yang terakhir ini, sulit menjumpai anak sekarang bisa mengingat semua itu. Karena itu, Kong Zi mengangguk-anggukkan kepala dan berkata," Sungguh hebat dan anak genius !"

Xiang Tuo sama sekali tidak tahu bahwa yang dihadapinya adalah seorang filsuf yang sudah tersohor dan sangat disegani pada zaman itu. Xiang Tuo pun balik bertanya dengan pertanyaan yang susah dijawab dengan cepat oleh Kong Zi. Karena itu, Kong Zi berkata padanya,"Pengetahuanmu sangat luas dan dalam. Di kereta saya ada papan catur (catur China), mari ikut saya dan kita bertaruh apakah kamu bisa memenangkannya?"

Xiang Tuo menggeleng-gelengkan kepalanya dan menjawab,"Aku tidak ingin bertaruh denganmu !"
Kong Zi mengernyitkan dahi dan bertanya, " Mengapa?"

Xiang Tuo menjawab dengan bijak, "Bertaruh adalah pekerjaan yang membosankan, karena itu tidak ada gunanya. Lagi pula bertaruh banyak ruginya daripada untungnya. Sering orang yang bertaruh kehilangan akal sehatnya dan tidak bisa membedakan mana yang perlu dan mana yang tidak perlu, seperti : 
- Pendidik yang suka bertaruh akan membuatnya malas membaca buku, padahal itu penting untuk pekerjaannya. 
- Petani yang suka bertaruh akan kurang konsentrasi untuk bercocok tanam dan hasil panennya akan jelek. 
- Manajer yang suka bertaruh tidak akan punya hati nurani untuk menyelesaikan semua masalah kerjanya. 
-  Raja yang suka bertaruh akan mengabaikan rakyatnya dan menyebabkan jatuhnya negara !

Kong Zi terkesima dan kagum saat mendengar semua perkataan yang menakjubkan dari Xiang Tuo. Karena itu, ia bertanya kepada Xiang Tuo, "Maukah kamu jadi guru saya ?" Kong Zi memintanya secara terbuka dan mengatakan kepada murid-muridnya bahwa, akan ada seorang guru diantara setiap 3 orang berpergian bersama-sama. Anda tidak boleh malu untuk bertanya dan belajar.

Sejak saat itu kepintaran dan hikmat Xiang Tuo yang tinggi terkenal dan menyebar ke berbagai tempat dan negeri, khususnya yang dikunjungi oleh Kong Zi. Namanya tercatat dalam sejarah Cina sebagai guru termuda Konfucius. Sayangnya anak genius itu tidak berumur panjang dan meninggal dalam usia 10 tahun. Sementara Kong Zi makin dihormati karena ia mau belajar dari seorang anak yang masih bau kencur. 

Kisah ini mengilhami banyak pemuda yang luar biasa dalam sejarah Cina yang banyak mengandung catatan tentang kebijaksanaan anak-anak dengan konstribusi yang luar biasa.
 
Pesan Moral :
Jadi orang jangan mengabaikan kebijaksanaan anak-anak. Janganlah kita meremehkan orang / anak yang masih kecil, walau pun itu anak anda. Anak muda mampu berbicara mendalam tentang suatu kebenaran. Jika Xiang Tuo dapat berkonstribusi pada kebijaksanaan Konfucius maka anak-anak dapat juga berkonstribusi pada kearifan anda. Seperti Konfucius yang telah begitu bijak berbicara ribuan tahun yang lalu, tidak merasa malu untuk bertanya dan belajar.

Tidak ada komentar:
Write komentar