|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 26 Oktober 2011

He Xiangu dan Jembatan Pendaratan Kuda

 

Di sebelah barat Tiantai di Propinsi Zhejiang, ada sebuah jembatan berbentuk bulan sabit yang dikenal dengan sebutan "Jembatan Pendaratan Kuda".

Menurut legenda, hiduplah seorang peramu obat yang rajin dan jujur di desa itu. Sepanjang tahun, ia pergi memetik tumbuhan obat-obatan. Sering ia harus memanjat tebing curam untuk mengumpulkan tanaman obat.
Suatu hari ia mendengar kabar bahwa Dewi He Xiangu tinggal di Gua Persik, tidak jauh dari desa itu. He Xiangu terkenal ahli obat-obatan, sehingga peramu obat itu ingin meminta bimbingan He Xiangu. Peramu obat itu pergi menuju Gua Persik. Setelah seharian berjalan, ia sampai di kaki gunung. Ia memanjat tebing gunung dan tiba di mulut gua.

Ia melihat dua orang sedang bermain catur. Karena tidak ingin mengganggu Dewa, ia memutuskan untuk berdiri dan melihat mereka bermain catur. Setelah permainan selesai, He Xiangu menanyakan maksud kedatangan peramu obat itu.

"Aku datang ingin belajar banyak tentang tanaman obat dari Dewi He Xiangu", jawab peramu obat itu.

"Saya He Xiangu. Beribu-ribu jenis tumbuhan obat-obatan tumbuh di sekitar gua ini. Mari kuperkenalkan satu persatu", ajak Dewi He. He Xiangu memberitahu nama-nama tanaman obat, sifat-sifat dan khasiatnya.

Waktu cepat berlalu dan langit mulai gelap. "Li Tieguai dan aku punya janji. Kamu tinggal di sini malam ini dan aku akan mengirimmu pulang besok", kata He Xiangu.

Kedua Dewa itu pergi naik awan. Satu malam telah lewat. Keesokan harinya, sang peramu obat keluar dari gua dan menemukan dirinya dikelilingi oleh tebing-tebing curam. Ketika ia ingin menuruni tebing, He Xiangu datang. "Makanlah dahulu. Sesudah itu aku akan menyiapkan kuda untukmu", kata He Xiangu. Peramu obat itu mendapatkan makanan yang luar biasa lezat sehingga membuat dirinya nikmat dan segar.

Dewi He memetik beberapa helai rumput dan mulai menganyam. Tidak lama kemudian terbentuklah kuda yang sepanjang lima inch. Sambil memegang kuda itu, He Xiangu membaca mantera. Kuda rumput itu lalu berubah menjadi seekor kuda hidup. Peramu obat itu mendapatkan cangkulnya sudah berkarat dan keranjangnya telah rusak. He menjelaskan, "Satu hari disini sama dengan beberapa tahun di bumi".
He menyuruh peramu obat itu menaiki kuda yang ada. "Jalan!", perintah He Xiangu. Kuda itu langsung melesat bagaikan angin. "Selamat tinggal Dewi He", seru peramu obat itu.

Tidak lama kemudian, peramu obat itu melihat jembatan di desanya. Kuda itu lalu mendarat dengan selamat di jembatan itu. Setelah meringkik tiga kali, kuda itu terbang kembali ke gua. Peramu obat pulang ke rumahnya, dan menemukan bahwa pagar rumahnya sudah runtuh, hanya tembok batas yang tersisa. Penduduk desa berdatangan menemui peramu obat itu, namun tidak ada satu orang pun yang mengenalinya.

Akhirnya, seorang kakek tua dengan rambut putih beruban mengenali peramu obat itu. "Engkau sudah hilang bertahun-tahun. Orang-orang mengira engkau sudah meninggal", kata sang kakek. Peramu obat itu menceritakan semua yang dialaminya kepada penduduk desa dan mereka terpesona.

Di kemudian hari, peramu obat itu mewariskan pengetahuannya kepada generasi selanjutnya. Sejak itu, jembatan tempat peramu obat itu mendarat dinamakan "Jembatan Pendaratan Kuda".

Tidak ada komentar:
Write komentar