Seseorang yang bijak akan bekerja tanpa banyak bicara dan tidak mau menonjolkan diri untuk mencari popularitas. Perilaku semacam ini mirip seperti perilaku alam semesta yang memberi tanpa pamrih dan tanpa banyak bicara.
Lihat saja matahari yang setiap pagi terbit dari timur dan bekerja menyiramkan sinarnya sepanjang hari secara merata kepada semua mahluk hidup tanpa pilih kasih.
Setelah selesai melaksanakan tugasnya, matahari terbenam dibarat tanpa mengeluarkan sepatah katapun atau menuntut balas jasa. Demikian pula orang bijak. Ia mendidik orang tanpa banyak bicara dengan memberi teladan kongkret dan tidak menggurui. Ia membiarkan semua orang hidup dan berkembang secara alamiah tanpa mendekte atau memaksakan kehendak
Alam semesta telah mencontohkan kepada kita, bahwa ia memberi kepada semua makhluk hidup tanpa banyak bicara, tanpa niat memiliki, membesarkan juga tanpa mengaitkan kepentingan pribadinya dan setelah berhasil juga tidak menuntut balas jasa. Sikap ini sama seperti konsep gaya kepemimpinan ala Lao Tzu, yang mendidik tanpa banyak bicara seperti kata-katanya berikut ini :
Bila orang sudah menganggap yang cantik adalah cantik,
berarti orang sudah tahu apa yang jelek.
Kalau orang sudah menganggap yang baik adalah baik,
berarti orang sudah mengenal apa yang tidak baik.
Maka "ada" dan "tidak ada" tumbuh bersamaan.
"Susah" dan "gampang saling melengkapi.
"Panjang" dan "pendek" saling membandingkan.
"Tinggi" dan "rendah" saling menyingkirkan.
Suara "nada tinggi" dan "nada rendah" saling berpadu.
"Depan" dan "belakang" saling mengikuti.
Hanya Sheng Ren ( orang suci / kudus / bijaksana ) yang melakukan pekerjaan secara wu wei.
Mendidik tanpa bicara.
Membiarkan semua berkembang bebas tanpa bicara.
Memberikan kehidupan tanpa niat menguasainya.
Membesarkan tanpa mengaitkan kepentingan pribadinya.
Setelah berhasil tidak merasa berjasa.
Bagi orang yang tidak pernah menuntut jasa, jasanya tidak akan meninggalkan dia.
Lihat saja matahari yang setiap pagi terbit dari timur dan bekerja menyiramkan sinarnya sepanjang hari secara merata kepada semua mahluk hidup tanpa pilih kasih.
Setelah selesai melaksanakan tugasnya, matahari terbenam dibarat tanpa mengeluarkan sepatah katapun atau menuntut balas jasa. Demikian pula orang bijak. Ia mendidik orang tanpa banyak bicara dengan memberi teladan kongkret dan tidak menggurui. Ia membiarkan semua orang hidup dan berkembang secara alamiah tanpa mendekte atau memaksakan kehendak
Alam semesta telah mencontohkan kepada kita, bahwa ia memberi kepada semua makhluk hidup tanpa banyak bicara, tanpa niat memiliki, membesarkan juga tanpa mengaitkan kepentingan pribadinya dan setelah berhasil juga tidak menuntut balas jasa. Sikap ini sama seperti konsep gaya kepemimpinan ala Lao Tzu, yang mendidik tanpa banyak bicara seperti kata-katanya berikut ini :
Bila orang sudah menganggap yang cantik adalah cantik,
berarti orang sudah tahu apa yang jelek.
Kalau orang sudah menganggap yang baik adalah baik,
berarti orang sudah mengenal apa yang tidak baik.
Maka "ada" dan "tidak ada" tumbuh bersamaan.
"Susah" dan "gampang saling melengkapi.
"Panjang" dan "pendek" saling membandingkan.
"Tinggi" dan "rendah" saling menyingkirkan.
Suara "nada tinggi" dan "nada rendah" saling berpadu.
"Depan" dan "belakang" saling mengikuti.
Hanya Sheng Ren ( orang suci / kudus / bijaksana ) yang melakukan pekerjaan secara wu wei.
Mendidik tanpa bicara.
Membiarkan semua berkembang bebas tanpa bicara.
Memberikan kehidupan tanpa niat menguasainya.
Membesarkan tanpa mengaitkan kepentingan pribadinya.
Setelah berhasil tidak merasa berjasa.
Bagi orang yang tidak pernah menuntut jasa, jasanya tidak akan meninggalkan dia.
Tidak ada komentar:
Write komentar