|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 27 Oktober 2011

Pelajari Kebenaran di Pagi Hari, dan Matilah Dengan Bahagia di Malam Hari.

 

Pelajari Kebenaran di pagi hari, dan matilah dengan bahagia di malam hari. 

Pada usia enam puluh delapan tahun, Konfusius diminta kembali ke negara Lu oleh penguasa baru negara itu, bangsawan Ai. Sang bangsawan bertanya tentang unsur-unsur utama untuk membentuk pemerintahan yang baik.

Pilihlah orang yang tepat,” kata Konfusius. “Jika kamu menempatkan orang yang jujur untuk memerintah orang yang tidak jujur, orang akan mempunyai kepercayaan terhadap pemerintahan. Jika kamu meletakkan orang yang tidak jujur untuk memerintah orang yang jujur, kamu akan kehilangan kepercayaan rakyat. 

Tetapi pertama-tama, kamu haruslah tidak tamak, maka bawahanmu tidak akan mencuri, meskipun kamu membayar mereka untuk melakukannya.

Pada saat itu, Konfusius sudah tidak lagi tertarik pada politik, meskipun beberapa dari muridnya menjadi menteri pemerintahan, duta besar, dan gubernur.

Saya tidak dapat merealisasikan ide-ide saya,” keluh sang guru besar. “Tetapi dapatkah saya meninggalkannya untuk generasi yang akan datang? Maka dia mendedikasikan seluruh waktunya untuk mengajar, menulis, dan mengedit karya-karya klasik kuno. Kecintaannya kepada musik tidak pudar. Dia mengumpulkan balada kuno dan puisi menjadi sebuah buku yang disebut Buku Nyanyian.

Yang paling menyedihkannya adalah murid favoritnya, Yan Hui, meninggal pada usia hanya empat puluh satu tahun.

Oh, Surga telah menghancurkan saya!” tangis Konfusius dengan sedihnya, karena dia bermaksud menjadikan Yan Hui penerusnya.Dia hampir menyelesaikan karyanya Kronologi Musim Semi dan Musim Gugur, penghitungan sejarah China yang meliputi periode seratus empat puluh tahun, ketika mendengar kabar bahwa murid favoritnya yang lain, Zilu, terbunuh di medan perang di negara Wei. Konfusius jatuh sakit.

Konfusius menyadari bahwa dia tidak mungkin hidup lama lagi. Mengingat masa lalunya, dia menyimpulkan hidupnya demikian :

Pada usia lima belas tahun, saya memutuskan untuk belajar; pada usia tiga puluh tahun saya menjadi yakin dengan tujuan hidup saya; pada usia empat puluh tahun saya terlepas dari keragu-raguan; pada usia lima puluh tahun saya memahami takdir; pada usia enam puluh tahun saya dapat mengetahui kebenaran dari kebohongan dengan mendengarkan orang lain; pada usia tujuh puluh tahun saya mengikuti kehendak hati saya tanpa mengabaikan norma-norma yang berlaku.

Dia menghabiskan seluruh hidupnya untuk mengajarkan reformasi untuk menciptakan masyarakat lebih baik dengan didasari oleh kebijakan dan kebaikan. Dia mempunyai visi tentang negara yang ideal dimana penguasanya memberikan contoh tindakan yang benar bagi rakyat untuk diikuti, dengan sejumlah pejabat terdidik untuk menuntun sang penguasa dalam memerintah. Tapi sekarang dia menyadari bahwa dia telah gagal untuk mencapai apa yang dia harapkan.

Saya tidak menyalahkan Surga; saya tidak menyalahkan manusia,” kata sang guru besar. “Semua yang saya coba lakukan adalah untuk memperoleh pengetahuan sebaik mungkin dan saya memasang target yang tinggi. Mungkin hanya Surga yang dapat mengerti saya.

Tenggelam dalam kesedihannya, dia menangis dan membuat sebuah lagu dan bernyanyi bagi dirinya sendiri :

Gunung Tai sudah runtuh,
Sebuah pilar telah jatuh,
Oh, seorang filsuf,
Seperti rumput, kamu telah layu.

Itu adalah nyanyiannya yang terakhir. Dia meninggal tujuh hari kemudian setelah dia menulis lagu itu pada usia tujuh puluh tiga tahun. Dia dimakamkan di Qufu, Shandong. Banyak muridnya tinggal di samping kuburannya selama tiga tahun untuk berkabung. Zigong tinggal di sana selama tiga tahun lagi. Ajaran Konfusius direkam di Analek. Kuburan dan kuilnya menjadi “mekah”-nya orang China.

Tidak ada komentar:
Write komentar