|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 21 Desember 2011

Harta Paling Berharga

 

Ada seorang pedagang kaya, dia sangat sayang kepada putra bungsunya dan memutuskan untuk membagikan seluruh hartanya kepada si bungsu, sedangkan si sulung hanya mendapat sebuah rumah yang sederhana saja. Istrinya sangat sedih dan mencoba berunding dengan suaminya, meminta membagikan lebih banyak harta kepada si sulung. Tapi Pedagang ini dengan marah berkata kepada istrinya, siapa yang patuh kepada saya, bisa mengambil hati saya dan membuat saya gembira, maka saya akan memberikan kepadanya seluruh harta saya.

Putra bungsu dari kecil adalah seorang yang pintar, tetapi dia sangat malas, hanya bisa mengambil hati ayahnya sehingga ayahnya sangat sayang kepadanya, tetapi didalam hati para tetangga si bungsu adalah seorang yang pemalas. Tetapi berlawanan dengan si bungsu putra sulungnya adalah seorang anak yang berbakti, tetapi dia tidak pintar mengambil hati ayahnya. Walaupun si sulung mencoba memperbaiki hubungan antara dia dan ayahnya, tetapi tidak dapat membuat perubahan pandangan ayahnya. Semua hal ini membuat ibunya sangat sedih.

Pada suatu hari si sulung merasa ada sesuatu yang menyusahkan ibunya, lalu bertanya kepada ibunya, tetapi ibunya takut dia tidak dapat menerima kenyataan, tidak berani mengatakan kebenaran, mencari alasan mengarang sebuah cerita menghindar dari pertanyaannya, tetapi di dalam hati si sulung dengan jelas mengetahui apa yang terjadi.

Pada suatu hari ketika mereka sekeluarga sedang makan, ayahnya mengumumkan masalah pembagian harta. Ibunya sangat khawatir si sulung tidak dapat menerima kenyataan ini, dengan diam-diam mengamati perubahan wajah si sulung, tetapi diluar dugaannya si sulung tidak bereaksi apapun, sifatnya tetap kalem, malahan hal ini membuat si bungsu sangat khawatir, kenapa abangnya tidak bereaksi sedikitpun? Akhirnya si bungsu mencari sebuah alasan mengusir abangnya dari rumah.

Si sulung setelah meninggalkan rumahnya, di luar dia hidup dengan susah, tetapi dia tidak menyalahkan siapapun. Setelah beberapa tahun berlalu, rumah satu-satunya warisan ayahnya sekarang sudah menjadi lingkungan yang ramai. Akhirnya dia memutuskan akan membuka usaha sendiri, dengan modal kecil yang di dapatnya selama bertahun-tahun bekerja diluar. Setelah beberapa tahun berlalu karena usahanya sukses dia mulai membuka puluhan cabang usaha, dia mulai dapat hidup dengan senang, hartanya juga makin lama makin banyak. Malahan si bungsu yang mendapat banyak warisan dari ayahnya, tetapi ketika berdagang ambisinya terlalu besar, akhirnya kehilangan seluruh hartanya.

Si sulung setelah mengetahui kondisi adiknya, dia lalu menjemput ayah, ibu dan adiknya tinggal bersamanya, dan membantu adiknya kembali mendirikan usahanya. Akhirnya ayahnya merasa sangat menyesal, mengharapkan si sulung dapat memaafkannya. Tetapi si sulung yang mendapat perlaku tidak adil ini  malahan berkata, walaupun saya tidak mendapat warisan yang banyak dari ayah, tetapi karena dahulu ayah sangat ketat mendidik dan mengajari saya berbisnis, serta pengalaman saya selama beberapa tahun bekerja diluar sehingga saya berkesempatan mendirikan usaha saya dengan baik.( Hui )

Tidak ada komentar:
Write komentar