Pada jaman dinasti Han, Kaisar Wen Han hiduplah seorang wanita muda yang bernama Ti Ying, putri bungsu dari Chun Yu seorang dokter terkenal. Imu pengobatan Chun Yu sangat baik, sehingga banyak orang yang datang untuk berobat kepadanya.
Kemampuannya menyembuhkan penyakit yang aneh. Namun, ia adalah seorang yang temperamen aneh, tidak pernah tersisa di satu tempat untuk waktu lama. Dia kadang-kadang menolak untuk memberikan pengobatan, dan dengan demikian banyak kerabat pasien yang benci kepadanya.
Salah satu pasien yang tersinggung, mengirimkan surat yang memberatkan tentang Chun Yu pada kaisar. Akibatnya Chun yu dinilai bersalah dan mendapat hukuman yang akan dilaksanakan di ibukota, Chang-an. Ketika Chun Yu ditangkap dan hendak meninggalkan rumah, anak-anak yang berada disampingnya menangis terisak-isak. Chun Yu mengeluh mempunyai anak perempuan semuanya dan tidak ada yang laki-laki, di saat kritis sama sekali tidak dapat diharapkan bantuannya.
Setelah mendengarkan itu, Ti Ying seorang diri menjadi sedih dan menangis, lantas mengikuti ayahnya pergi menuju ibu kota. Sesampainya di ibukota, Ti Ying menulis surat kepada raja yang isinya, " Ayah saya adalah orang yang baik, juga seorang tabib yang terkenal, karena tidak hati-hati telah berbuat kesalahan yang melanggar hukum dan hendak mendapat hukuman berat. Jika benar-benar dihukum, kelak dia tidak akan bisa lagi mengobati dan menolong masyarakat. Mohon baginda bisa bertoleransi, ayah saya berbuat salah secara tidak sengaja. Untuk memebus kesalahannya saya rela untuk menjadi pelayan di istana. "
Kaisar Wen sangat tersentuh hatinya setelah membaca surat dari seorang anak perempuan yang berbakti itu, sehingga sehingga ia mengampuni kesalahan Chun Yu dan menghapuskan hukum mutilasi. Mutilasi itu hukuman yang sangat tidak manusiawi. Hukuman itu termasuk kekejaman seperti amputasi dari jari kaki dan hidung atau tato wajah. Seorang korban mutilasi tidak pernah bisa menjadi mapan dalam masyarakat, dia tidak lebih dari sebuah objek cemoohan dan hinaan.
Hati berbakti Ti Ying tidak saja dapat menolong ayahnya sendiri dari hukuman, tetapi juga menolong rakyat banyak karena dia juga meminta Kaisar Wen untuk melihat mutilasi sebagai tindakan brutal. Pada akhirnya menyebabkan kaisar menghapuskan mutilasi. Ini ada kontribusi berarti bagi masyarakat. Pada akhirnya Chun Yu menyadari bahwa seorang anak perempuan bisa sama berguna seperti anak laki-laki.
Tidak ada komentar:
Write komentar