Legenda tersohor di Tiongkok kuno adalah kisah Dewi Nu Wa ( 女娲 ) yang menciptakan manusia. Menurut mitos, seluruh rakyat Tiongkok adalah keturunannya. Kelompok pertama adalah manusia tanah liat yang dibuat oleh Nuwa, hanyalah berbentuk seoerti boneka, tanpa kehidupan, tidak memiliki pikiran ataupun dapat bergerak.
Nu Wa merasa tidak puas dengan ciptaan pertamanya, sehingga ia memberi manusia tanah liat itu kehidupan, dengan memberinya jiwa melalui hembusan nafasnya. Sehingga boneka-boneka itu berubah menjadi manusia.
Nu Wa merasa tidak puas dengan ciptaan pertamanya, sehingga ia memberi manusia tanah liat itu kehidupan, dengan memberinya jiwa melalui hembusan nafasnya. Sehingga boneka-boneka itu berubah menjadi manusia.
Tapi manusia-manusia ini tidak memiliki kebijakan dan kemampuan untuk menanggung perubahan dari luar. Mereka tidak bisa menahan emosi mereka dan tidak memiliki pemahaman tentang bagaimana cara mengatasi perubahan lingkungan mereka.
Mereka tidak memiliki logika atau pikiran buatan dan cenderung mudah meninggal. Ketika satu kelompok orang meninggal, Nu Wa harus menciptakan kelompok lain. Pekerjaan itu terasa membosankan dan tak pernah habis.
Nu Wa kemudian memberikan manusia beberapa kebijaksanaan dan menciptakan alat musik untuk mereka. Melalui musik, muncul lagu dan tarian. Manusia kemudian bisa mengekspresikan perasaan mereka dengan menyanyi dan menari. Manusia kemudian dapat mengekspresikan perasaan mereka dengan bernyanyi dan menari. Sejak saat itu, mereka memiliki budaya untuk menata dan memperkaya hidup mereka.
Nu Wa menciptakan pernikahan agar laki-laki dan perempuan bisa hidup bersama untuk kemudian berkembang biak dan menghasilkan generasi mereka sendiri, sehingga memecahkan masalah orang-orang yang mati.
Perlahan-lahan orang-orang belajar untuk mendisiplinkan diri dan menangani perubahan yang tak terduga di lingkungan mereka. Seiring waktu berjalan, sejarah manusia, budaya, dan aspek lainnya muncul dan tumbuh sedikit demi sedikit. Dengan berjalannya waktu, hidup sederhana mereka tumbuh dari tidak ada apa-apa menjadi kaya akan budaya dan peradaban.
Tidak ada komentar:
Write komentar