Xun Zi ( 荀 子) hidup antara 326-233 SM. Nama aslinya Xun Kuang ( 荀 况 ), juga mempunyai nama panggilan Sun Qing Zi ( 孙 卿 子 ). Xun Zi bukan Sun Tsu atau Sun Zi ( 孙 子 ), yang lahir pada tahun 514 SM, yang dikenal sebagai ahli strategi perang. Xun Zi adalah orang pertama yang mengembangkan filsafat yang bersumber dari ajaran agama Khonghucu.
Xun Zi berpendapat bahwa cita-cita Nabi Kongzi untuk menyatukan negara Tiongkok yang terpecah belah. dan membuat rakyat hidup sejatera itu akan segera tercapai apabila dikembangkan Filsafat yang bersumber dari ajaran agama Khonghucu.
Xun Zi menyebut filsafatnya dengan Da Ru ( 大 儒 ), atau ajaran agama Khonghucu makro untuk membedakan dengan agama Khonghucu yang disebutnya Xiao Ru ( 小 儒).
Xun Zi menyebut filsafatnya dengan Da Ru ( 大 儒 ), atau ajaran agama Khonghucu makro untuk membedakan dengan agama Khonghucu yang disebutnya Xiao Ru ( 小 儒).
Zaman dahulu di Tiongkok tidak ada istilah filsafat. Istilah Da Ru dan Xiao Ru sudah cukup jelas membedakan ajaran agama Khonghucu dengan filsafat Xun Zi. Da Ru adalah ajaran Khonghucu yang disiapkan untuk mengatur negara, mengatur budaya masyarakat, mengatur ekonomi, mengatur sistem keamanan dan pertahanan negara, dan mengatur sistem hukum negara.
Menurut Xun Zi, untuk mengatasi permasalahan yang amat ruwet di Tiongkok waktu itu perlu pemikiran yang sistematis dan bebas untuk diperdebatkan. Pemikiran yang dogmatis yang tidak bisa diperdebatkan akan mempersulit memecahkan masalah.
Filsafat membuka ruang untuk mendiskusikan segala pendapat dengan bebas, untuk itu Xun Zi mengembangkan Filsafat Da Ru. Maksud Xun Zi, agama Khonghucu adalah ajaran yang wajib diajarkan kepada seluruh rakyat agar mereka mempunyai kepercayaan diri dan mempunyai harga diri dalam menjalani hidup bermasyarakat.
Agama Khonghucu mengatur hubungan manusia dengan Tuhan disebut Tian Dao ( 天 道 ), mengatur hubungan antar manusia disebut Ren Dao ( 人 道 ) dan mengatur hubungan manusia dengan alam semesta disebut Di Dao ( 地 道 ). Hubungan Segitiga Semesta ini disebut San Cai ( 三 才 ). Tuhan, manusia, dan alam semesta terikat hubungan segitiga. Tuhan menciptakan alam semesta dan manusia.
Manusia yang telah dihidupkan oleh Tuhan ini diberi penghidupan oleh alam semesta. Manusia mempunyai kewajiban menjalankan perintah Tuhan memanfaatkan potensi alam dan menjaga kelestariannya.
Xun Zi tidak setuju apabila agama dijadikan alat politik, seperti menyatukan negara karena agama lebih cocok memberikan jawaban terhadap masalah-masalah dari Sisi Rahasia atau Xuan De ( 玄 德 ). Masalah politik dan kenegaraan lebih tepat diselesaikan dengan filsafat karena filsafat adalah ilmu yang terbuka, boleh diperdebatkan, dan bukan didasarkan pada keyakinan. Kebenaran agama didasarkan kepada keyakinan.
Keyakinan agama orang tidak bisa disalahkan atau diukur dengan keyakinan orang lain, Keputusan yang diambil berdasarkan keyakinan akan mendapat tentangan dari orang yang mempunyai keyakinan lain.
Dalam bukunya, Xun Zi membahas Ketuhanan dalam agama Khonghucu sebagai kajian Theologi. Xun Zi juga membahas masalah kebudayaan, masalah ideologi, masalah politik, masalah hukum, masalah ekonomi, dan masalah petahanan keamanan sebagai kajian filsafat yang terkait dengan hubungan kemanusiaan atau Ren Dao. Xun Zi juga membahas teknologi sebagai usaha manusia memanfaatkan potensi alam agar meringankan pekerjaan, dan menyejahterakan hidup manusia terkait dengan kajian hubungan manusia dengan alam semesta atau Di Dao.
Xun Zi menjelaskan bahwa Filsafat Xun Zi itu pendekatannya Kosmologis artinya pembahasan semua masalah dimulai dari Alam semesta sebagai ciptaan Tuhan yang mewadahi ciptaan Tuhan yang lain.
Dia menyebutkan bahwa alam semesta ini sebagai kesatuan organis, semua benda saling terikat dan saling tergantung. Misalnya, manusia perlu udara untuk bernafas, perlu air untuk minum, perlu tumbuh-tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan, perlu tanah dan batu untuk membuat rumah. Makhluk lain juga sama saling terikat dan saling menghidupi.
Pemikiran Xun Zi tersebut dalam ilmu filsafat termasuk aliran Proses Organis. Aliran ini mempunyai metode pemecahan masalah yang disebut konstruktivisme keterbukaan, artinya masalah yang dihadapi perlu dipecahkan bersama oleh semua orang yang terlibat.
artikelnya bagus sebagai penuntun etika dan moral
BalasHapus