|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Rabu, 22 Februari 2012

Filsafat Mencius, Buku Ketujuh Tentang Jing Xin Bag. 2

 

Bab 18 : Orang bijak selalu senang dalam segala situasi.

Mencius berkata : Ketika masih rakyat jelata Shun merasa puas makan dengan nasi dan sayuran, ia hidup tanpa mempermasalahkan apakah ia harus hidup miskin selamannya.

Mencius berkata : Ketika ia menjadi penghuni surga dan memakai jubah bersulam, bermain kecapi dan dilayani dua putri Yao, ia juga bersikap seolah-olah ia telah hidup dengan cara ini sepanjang hidupnya dan Shun berkata : Terjadilah apa yang harus terjadi.
Mencius berkata : Orang bijak selalu senang dalam kekayaan dan kemiskinan. Ia puas dalam segala keadaan. Di saat miskin ia tidak mengeluh, di saat kaya ia tidak sombong.

( Ini sindiran bagi orang yang suka mengeluh kepada orang lain dan minta dikasihani padahal ia belum melakukan apa-apa dan juga orang yang kaya tetapi ia tidak mau berbagi dan menganggap apa yang ia peroleh adalah hasil kerjannya sendiri serta bukan berkat dari Tuhan dan ia menjadi pelit, sombong, suka merendahkan orang lain dan mempermainkan orang lain dan juga biasanya ia akan menuruti apa mau anaknya sehingga menjadi anak manja dan akhirnya anaknya inilah yang menghabiskan semua hartanya, terkadang ia pun masih hidup ).

Bab 19 : Bahkan istrinya pun tidak akan menerimanya.

Mencius berkata : Jika seseorang tidak berjalan dalam kebenaran, istrinya pun tidak akan menerimanya. Jika ia tidak memberi perintah dengan benar, istrinya pun tidak akan mematuhinya.

( Ini sindiran bagi orang yang merasa apa yang ia lakukan paling benar dan tidak mau megoreksi dirinya sendiri dan juga ia akan ditentang oleh istri / suami / anaknya sendiri. Tetapi sekarang ini terkadang kita menentang sesuatu yang tidak benar malah dianggap kita sok suci / sok baik / dicurigai sehingga kita dapat melihat saja tanpa berbuat apa-apa. Ada juga yang disebut keluarga penjahat sang istri mendorong suami berbuat jahat / sang suami mendorong istri berbuat jahat / sang anak mendorong orang tuanya berbuat jahat / orang tuanya mendorong anaknya berbuat jahat. Ini sama saja keluarga yang hidup hanya melihat kekayaan tanpa tahu tentang harga diri dan kebajikan ).

Mencius berkata : Jika seseorang ingin mengoreksi orang lain, ia harus mengoreksi dirinya terlebih dulu. Bila seseorang melakukan kesalahan, ia akan ditolak oleh semua orang.

( Ini sindiran bagi orang yang merasa dirinya benar tanpa mengoreksi apa yang dilakukan dan ia langsung mengoreksi orang lain sehingga orang tersebut heran apa yang ia katakan dan apa yang ia lakukan tidak sama. Dan juga bagi orang yang suka membicarakan anak orang lain tetapi anaknya sendiri lebih tidak bisa diatur . Orang-orang seperti ini lebih mudah dipengaruhi asalkan ia merasa disanjung / mendapat keuntungan saja ia akan berbuat apa yang kita suruh tanpa pikir panjang lagi. Maka dari itu jangan mau menjadi orang-orang seperti itu ).

Bab 20 : Tetap Teguh.

Mencius berkata : Tahun-tahun yang buruk tidak akan membuat orang yang penuh keberuntungan menjadi kelaparan. Jaman korupsi tidak akan mengacaukan orang yang sempurna dalam kebajikan. Orang yang menyimpan lebih banyak akan berlebihan. Orang yang menanamkan kebajikan dan melakukan kebenaran setiap hari akan tetap teguh dalam masa yang buruk.

( Ini sindiran bagi orang yang bijak tetapi bila dalam keadaan susah / diberi kekayaan ia akan berubah dan tidak menjalani jalan kebenaran ).

Bab 21 : Watak sejati orang yang mencintai ketenaran.

Mencius berkata : Orang yang mencintai kemasyuran dapat menyerahkan kerajaan yang memiliki seribu kereta perang. Tetapi jika orang ini bukan orang yang membenci kemasyuran dan kekayaan, wajahnya akan menampakan kepicikan terhadap semangkuk nasi / sop.

Mencius berkata : Seseorang yang mencintai kemasyuran mungkin pandai menipu dunia . Watak sebenarnya akan terlihat bukan dalam hal yang besar yang membutuhkan usahanya, tetapi dalam hal kecil yang tidak ia perhatikan.

( Ini sindiran bagi orang yang berbuat baik untuk mencari kemasyuran namanya ia akan mengorbankan apapun agar ia terkenal baik, tetapi ia tidak bisa menutupi hal itu pada orang-orang yang bijak, sebab ia akan ketahuan bila berurusan dengan hal-hal yang kecil dan yang dianggap remeh olehnya. Maka dari itu lebih baik berbuat apa adanya tanpa mengharapkan kemasyuran dan nama besar, sebab dengan begitu nama besar akan datang sendiri dan kita tidak merasakannya ).

Bab 22 : Rakyat adalah yang paling penting.

Mencius berkata : Dalam suatu kerajaan rakyat adalah yang terpenting, kemudian adalah jiwa tanah dan jagung dan yang terakhir adalah raja. Karena itu jika seseorang mendapat simpati rakyat, ia dapat menjadi penghuni surga, jika seseorang mendapat kepercayaan dari penghuni surga, ia dapat menjadi bangsawan feodal dan jika ia mendapat kepercayaan dari bangsawan feodal, ia dapat menjadi pejabat. Jika bangsawan feodal menyalah gunakan kedudukan, bangsawan yang lain akan menggantikannya.

( Ini sindiran bagi orang yang mempunyai kekuasaan dan kekayaan, tetapi menyalah gunakan kekuasaan dan kekayaan tersebut untuk kepentingan dirinya sendiri ).

Mencius berkata : Jika binatang korban sudah sempurna dan pengorbanan dilakukan pada saat yang tepat, tetapi kekeringan dan banjur masih berlangsung  maka altar / jiwa yang lain harus ditetapkan.

( Ini sindiran bagi orang yang berusaha mengurangi bencana tetapi ia tidak tulus dan berusaha mencari nama saja ).

Bab 23 : Manusia dan perbuatan baik. 

Mencius berkata : Perbuatan baik adalah sifat yang membedakan manusia. Kebajikan dihasilkan bila orang tersebut baik. Orang bijak mendapatkan kebajikan dan menyadari jalan saat ia memahami arti perbuatan baik dan mencoba dengan segala daya untuk melakukan perbuatan baik.

( Ini sindiran bagi orang yang menyatakan dirinya bijak tetapi ia selalu berbuat tidak baik dan suka memaksakan kehendaknya serta ia suka mengerjai dan mempermainkan orang lain dengan alasan untuk menguji orang tersebut / menundukkan orang tersebut ).

Bab 24 : Dapatkah ia menjelaskan kepada orang lain bila ia sendiri bingung ?

Mencius berkata : Jaman dahulu orang yang bijak akan mencoba untuk memahami diri dahulu sebelum mereka memberi penerangan kepada yang lain. Tetapi sekarang ini orang yang dirinya sendiri bingung, masih juga ingin memberi penerangan kepada yang lain.

( ini sindiran bagi orang yang tidak tahu / tidak pernah mengalami sesuatu hal tetapi ia sok pintar dan berusaha memberi arahan yang dirinya sendiri tidak pernah mencobanya, sehingga masalah yang terjadi menjadi masalah / ia hanya mendengarkan kata orang lain yang tidak tahu maksudnya dan berusaha mengkira-kira sehingga masalah menjadi tambah kacau. Hal ini tidak boleh terjadi pada waktu pacaran, sebab akan terjadi kesalah-sangkaan yang akan menyebabkan kehancuran / saling mencurigai. Lebih baik dekati dan tanyakan apa maunya / dengarkan orang-orang yang bijak sehingga dapat menyelesaikan masalah, tetapi bila orang tersebut tidak mau didekati malah membuat masalah baru lebih baik biarkan saja sampai orang tersebut mau menyelesaikan masalahnya ).

Mencius berkata : Hanya pemimpin yang tahu kebenaran dalam kata dan tindakan akan dapat memimpin pengikutnya. Bila pemimpin itu sendiri bingung, dapatkah ia membuat orang lain memahaminya / mengikutinya ? Apakah ia tidak seperti orang buta yang mencoba memimpin orang buta lainnya ?

( Ini sindiran bagi orang yang minta dituruti / dipahuhi apa maunya tetapi ia sendiri tidak tahu apa kemauannya sehingga membuat orang lain binggung dan selalu salah dihadapannya dan akhirnya orang lain hanya bisa menunggu apa maunya agar bisa dituruti ).

Bab 25 : Melakukan dan melatih terus-menerus.

Mencius berkata kepada Gao Zi : Di bukit terdapat jalan setapak. Jika digunakan terus jalan tersebut menjadi jalan besar, tetapi jika tidak digunakan jalan tersebut akan segera dipenuhi rumput. Sekarang untuk waktu yang lama, bila hatimu tidak digunakan, sekarang pun sudah dipenuhi rumput liar. Seseorang harus terus mencari kebenaran, karena jika ia menghentikan walau sesaat maka pikiran jahat seperti rumput liar akan segera memasuki hatinya.

( Ini sindiran bagi orang yang telah belajar jalan kebajikan, tetapi ia tidak belajar lagi malah ia berbuat tidak baik / mencari nama dan kekayaan dan akhirnya ia menutupi kebajikannya dengan hal-hal yang tidak baik ).

Bab 26 : Pendapat dan bukti.

Pejabat berkata kepada Mencius : Musik dari Yu lebih baik daripada musik dari raja Wen. Mencius bertanya :Mengapa bilang begitu ?

Pejabat itu berkata : karena genta Yu kelihatan lebih usang. Mungkin dipakai terus-menerus karena suaranya bagus. Mencius menjawab : Cukupkah bukti itu ? Seperti jejak roda yang dalam pada gerbang kota tidak membuktikan bahwa ia dibuat oleh kereta berkuda dua. Jejak yang dalam di gerbang kota karena banyak kereta melewatinya, sama seperti genta Yu kelihatan lebih usang karena sudah tua.

( Ini sindiran bagi orang yang mengunakan pikiran dan kesimpulannya sendiri tanpa mempertimbangkan faktor lainnya / kesimpulan orang lain sehingga ia mengambil kesimpulan yang terkadang ia sendiri tidak tahu benar / tidak . Yang lebih gawat ia mengambil kesimpulan untuk mencari nama dan ketenaran saja / menutupi ketidak-tahuannya / gengsinya ).

Mencius berkata : Setiap pendapat seharusnya merupakan hasil analisa yang menyeluruh dan semua aspek . Seseorang tidak boleh membuat kesimpulan berdasarkan satu faktor saja.

( Ini sindiran bagi orang yang mengambil kesimpulannya sendiri tanpa memikirkan kemungkinan lain sehingga ia tetap pada prinsipnya dan berpikir cara yang sama sehingga ia tidak bisa memecahkan masalahnya sendiri / tidak bisa dicarikan solusi yang terbaik untuk memecahkan masalahnya ).

Bab 27 : Nyonya Feng lagi ! 

Dalam kerajaan Jin ada seorang wanita bernama Nyonya Feng, ia terkenal karena keahliannya membunuh harimau. Kemudian ia memutuskan berhenti membunuh harimau untuk menjadi wanita yang lembut dan baik.

Suatu hari ia melihat kerumunan orang memburu harimau di sebuah desa dan orang-orang itu minta tolong pada nyonya Feng dan berkata : Tolonglah kami, hanya kamu yang dapat mengatasi harimau ini. Nyonya Feng menjawab : Baiklah saya akan membunuh harimau ini dan nyonya Feng menghajar harimau itu sampai mati. Kerumunan orang tersebut merasa senang dan berkata : Luar biasa, pisaunya pasti tidak berkarat. Tetapi para pelajar mentertawakannya ! Nyonya Feng lagi, ia kembali pada keputusannya.

Mencius berkata : Seseorang harus tetap mempertahankan apa yang ia anggap benar dan tidak boleh terlalu mudah melepaskan prinsipnya.

( Ini sindiran bagi orang yang telah mengambil keputusan tidak berbuat hal yang tidak baik tetapi ia kembali lagi berbuat karena merasa ia telah disayangi / dimaafkan / diberkati / diampuni. Sehingga ia lupa akan apa yang ia janjikan dan sehingga ia seperti orang yang pada waktu susah saja bermuka sedih dan baik tetapi kalau sudah senang ia kembali lagi seperti dahulu ).

Bab 28 : Memiliki sedikit keinginan adalah rahasianya.

Mencius berkata : Untuk memelihara pikiran, tak ada yang lebih baik dari pada mengurangi keinginan. Orang yang keinginannya sedikit dapat kehilangan hatinya, tetapi sedikit yang melakukannya. Orang yang keinginannya banyak dapat memelihara hatinya, tetapi sedikit yang melakukannya.

Mencius berkata : Seseorang tidak boleh membiarkan dirinya menjadi budak keinginan, karena keinginan dapat mengurangi suara hati dan uang dapat mengacaukan pikiran. Memiliki sedikit keinginan adalah rahasianya.

( Ini sindiran bagi orang yang selalu menuruti kemaunannya sendiri dan tidak perduli kemauan orang lain yang mungkin akan lebih baik dari pada kemauannya sendiri. Ini juga sindiran bagi orang yang merasa dirinya lebih kaya dari orang lain dan ia harus dituruti kemauannya sehingga ia berusaha menekan, mengedalikan, mendekti dan menguru orang tersebut. Kedua hal ini jangan kamu lakukan pada saat pacaran, apalagi orang yang kamu sayang mempunyai prinsip yang kuat meskipun kamu lebih kaya darinya. Ini akan membuat orang tersebut meninggalkanmu sehingga kamu akan menyesal dan mendapatkan pelajaran yang tidak pernah dilupakan ).

Tidak ada komentar:
Write komentar