Moral manusia makin merosot sekarang ini banyak manusia yang serakah demi mengejar harta, nama, jabatan, menggunakan berbagai jalan yang kotor dan tidak peduli bahwa itu merupakan jebakan yang membawa dirinya selangkah demi selangkah menuju ke jalan neraka, tetapi sampai matipun mereka tidak menyesal dan bertobat, bukankah itu merupakan hal yang menyedihkan?
Pada suatu hari, hartawan yang serakah dan pembantunya pergi ke hutan berburu, mereka melihat seekor harimau, pembantunya menasehati sang hartawan.
“Tuanku, harimau ini sangat gagah dan kuat, ini adalah seekor harimau yang ganas, cepat kita pergi dari tempat ini!” hartawan sambil tertawa dengan angkuh melihat ke arah harimau dan berkata :”Wah, harimau ini sungguh cantik dan gagah, kulitnya yang begitu cantik tentu akan sangat berharga, kalian cepat pergi menangkapnya hidup-hidup.”
Para pembantu mendengar perkataannya langsung ketakutan, seekor harimau yang sangat ganas, jika tidak memakai panah memanahnya, menangkapnya dalam keadaan hidup-hidup adalah hal mustahil yang hanya akan mengorbankan nyawa sendiri, para pembantunya membujuk hartawan : “Tuanku, harimau yang begitu besar dan ganas kami tidak mungkin bisa menangkapnya hidup-hidup, lebih bagus kita memakai panah memanahnya sampai mati, bagaimana pendapat tuanku?”
Pada suatu hari, hartawan yang serakah dan pembantunya pergi ke hutan berburu, mereka melihat seekor harimau, pembantunya menasehati sang hartawan.
“Tuanku, harimau ini sangat gagah dan kuat, ini adalah seekor harimau yang ganas, cepat kita pergi dari tempat ini!” hartawan sambil tertawa dengan angkuh melihat ke arah harimau dan berkata :”Wah, harimau ini sungguh cantik dan gagah, kulitnya yang begitu cantik tentu akan sangat berharga, kalian cepat pergi menangkapnya hidup-hidup.”
Para pembantu mendengar perkataannya langsung ketakutan, seekor harimau yang sangat ganas, jika tidak memakai panah memanahnya, menangkapnya dalam keadaan hidup-hidup adalah hal mustahil yang hanya akan mengorbankan nyawa sendiri, para pembantunya membujuk hartawan : “Tuanku, harimau yang begitu besar dan ganas kami tidak mungkin bisa menangkapnya hidup-hidup, lebih bagus kita memakai panah memanahnya sampai mati, bagaimana pendapat tuanku?”
Setelah mendengar perkataan para pembantunya, dengan tidak sabar hartawan berkata,” yang saya mau adalah kulit harimau yang tanpa cacat, bukan kulit harimau yang penuh dengan bekas panah, kalian mengerti tidak ?” setelah berkata demikian dia meletakan alat panahnya dan sendirian pergi ketempat harimau, begitu sampai dihadapan harimau langsung diterkam harimau, para pembantunya melihat majikan mereka diterkam harimau, bermaksud menolong majikannya dengan cara memanah harimau.
Tetapi, majikan mereka yang berada dimulut harimau dengan panik berteriak,” kalian tidak boleh memanahnya! kulit harimau yang tanpa cacat sangat mahal, jika kalian harus memanah, panah mulutnya, jika tidak, saya tidak akan mengampuni kalian. Kalian dengar baik-baik, jika siapa yang tidak patuh dengan perintah saya, membiarkan saya kelihangan kesempatan menjadi kaya, saya pasti tidak akan mengampuni kalian.”
Para pembantu mendengar perkataan majikannya hanya bisa memegang panah mereka tanpa berani memanah, pertama-tama mereka takut jika memanah mati harimau, majikan mereka tentu akan menghukum mereka, dan yang kedua adalah jika memanah mulut harimau kemungkinan akan memanah mati majikan mereka dengan begitu mereka akan dipenjara karena memanah mati orang. Akhirnya, para pembantunya hanya bisa memegang panah mereka dan melihat dengan terperongoh majikan mereka dimakan oleh harimau, setelah itu mereka baru berani memanah mati harimaunya.
Tidak ada komentar:
Write komentar