Di dusun Yun Nan hiduplah seorang pelajar yang bernama Siek Li Tuan. Dia sangat berbakti kepada kedua orang tuanya serta sangat menyayangi dan menghormati saudaranya dan juga berkeperibadian lurus.
Apabila dia melihat ada buku porno atau gambar porno yang dapat menyesatkan orang-orang, dia langsung mengeluarkan uang untuk membelinya lalu dibakarnya. Siek Li Tuan sudah beberapa tahun melakukan hal demikian dan tidak pernah putus di tengah jalan.
Pada suatu malam dia bermimpi Dewa Cin Cia berkata kepadanya, " Anda telah banyak membakar buku porno, jasa dan pahala anda sangat besar. Tuhan memuji dirimu berhati mulia, maka memberimu masa depan yang cemerlang.
Pada tahun Khang Si, ternyata dia benar-benar lulus ujian negara dan menjabat sebagi seorang bupati. tahun berikutnya dia naik pangkat menjadi wakil perdana menteri. Pada akhir dari hidupnya dia dapat melihat semua keturunannya menjadi pejabat, menikmati kemewahan dan mendapatkan kebahagiaan.
Sebagai orang tua, mana ada yang tidak berpikir atau berbuat sesuatu untuk kebahagiaan anak dan cucunya ? Namun para orang tua zaman sekarang hanya memusatkan pikirannya untuk mencari uang sebanyak-banyaknya agar bisa diberikan kepada anak dan cucunya, yang pada akhirnya hanyalah kosong belaka.
Maka dari itu lebih baik banyak berbuat kebajikan, dengan budi kebajikan kita memberkahi anak cucu kita. Ada pepatah yang mengatakn, " Lebih baik meninggalkan budi kebajikan untuk keturunan kita, daripada meninggalkan harta benda."
Di setiap rumah apabila terdapat sebuah tempat khusus untuk bersembahyang kepada para leluhur, pasti ada tulisan, " Kebajikan yang dilakukan oleh para leluhur selama-lamanya akan harum." Sebaliknya tidak pernah ada tulisan," Harta warisan yang ditinggalkan oleh para leluhur selama-lamanya akan harum ".
Po Yin Ci menulis sebuah syair yang berbunyi :
" Membakar buku porno, memusnahkan tulisan yang sesat,
Mendapat pahala besar dan diberkahi oleh Tuhan,
Manusia sebagai anak Tuhan haruslah membina diri,
Sehingga dapat menikmati kebahagiaan seumur hidup."
Apabila dia melihat ada buku porno atau gambar porno yang dapat menyesatkan orang-orang, dia langsung mengeluarkan uang untuk membelinya lalu dibakarnya. Siek Li Tuan sudah beberapa tahun melakukan hal demikian dan tidak pernah putus di tengah jalan.
Pada suatu malam dia bermimpi Dewa Cin Cia berkata kepadanya, " Anda telah banyak membakar buku porno, jasa dan pahala anda sangat besar. Tuhan memuji dirimu berhati mulia, maka memberimu masa depan yang cemerlang.
Pada tahun Khang Si, ternyata dia benar-benar lulus ujian negara dan menjabat sebagi seorang bupati. tahun berikutnya dia naik pangkat menjadi wakil perdana menteri. Pada akhir dari hidupnya dia dapat melihat semua keturunannya menjadi pejabat, menikmati kemewahan dan mendapatkan kebahagiaan.
Sebagai orang tua, mana ada yang tidak berpikir atau berbuat sesuatu untuk kebahagiaan anak dan cucunya ? Namun para orang tua zaman sekarang hanya memusatkan pikirannya untuk mencari uang sebanyak-banyaknya agar bisa diberikan kepada anak dan cucunya, yang pada akhirnya hanyalah kosong belaka.
Maka dari itu lebih baik banyak berbuat kebajikan, dengan budi kebajikan kita memberkahi anak cucu kita. Ada pepatah yang mengatakn, " Lebih baik meninggalkan budi kebajikan untuk keturunan kita, daripada meninggalkan harta benda."
Di setiap rumah apabila terdapat sebuah tempat khusus untuk bersembahyang kepada para leluhur, pasti ada tulisan, " Kebajikan yang dilakukan oleh para leluhur selama-lamanya akan harum." Sebaliknya tidak pernah ada tulisan," Harta warisan yang ditinggalkan oleh para leluhur selama-lamanya akan harum ".
Po Yin Ci menulis sebuah syair yang berbunyi :
" Membakar buku porno, memusnahkan tulisan yang sesat,
Mendapat pahala besar dan diberkahi oleh Tuhan,
Manusia sebagai anak Tuhan haruslah membina diri,
Sehingga dapat menikmati kebahagiaan seumur hidup."
Tidak ada komentar:
Write komentar