TUHAN memberikan kita mulut ini untuk minum, makan, dan berbicara kata-kata yang baik. Walaupun tidak diharuskan setiap kali mengeluarkan kata-kata bijaksana, tapi paling tidak janganlah berbicara tentang hal yang dapat mengurangi moral kebajikan kita dan hindarilah semua gossip-gosip yang tidak perlu.
Meski pun kata-kata tidak bisa merusak organ tubuh kita, tapi secara tidak langsung akan merusak kepribadian kita dan dapat mengurangi rezeki atau pahala dari kebajikan kita sendiri, seperti kisah berikut ini.
Di propinsi Ciang Nan, ada seorang pelajar yang mempunyai kepandaian dalm bersyair. Karena pengetahuan dan wawasannya yang sanagt luas itu, membuatnya berpikir, " Dengan kemampuanku saat ini, begitu saya menggerakkan pena untuk membuat sebuah sajak yang indah, maka sudah pasti saya akan berhasil lulus ujian negara. Baru saja dia merasa bangga atas kemampuannya, tiba-tiba dia melihat ada seorang wanita yang merebut kertas ujiannya seraya berkata, " Tulislah kata Gemar Berbicara kotor ".
Dia tahu bahwa wanita ini adalah seorang roh pengacau, sehingga dia memanggil teman-temannya untuk menyaksikannya. Namun roh halus itu menghilang begitu saja. Sewaktu semuanya telah bubar, roh wanita itu datang lagi dan memaksanya untuk menulis kata-kata itu, tapi dia tetap saja tidak bersedia. Lalu roh wanita itu membuang kertas ujiannya dilantai dan meninggalkannya.
Kemudian dia memungut kertas ujiannya, untunglah tidak sobek, tetapi sewaktu selesai ujian, tiba-tiba dia melihat di bawah kertas ujiannya itu tertulis kata-kata, Gemar berbicara kotor, lalu kertas ujiannya dipasang di dinding dan akhirnya dia gagal dalam ujian tersebut, bahkan sampai tiga kali berturut-turut dia gagal ujian. Akhirnya seumur hidup, dia hidup dalam kemiskinan.
Wu Ik Ce menulis sebuah syair yang berbunyi :
" Janganlah bangga mempunyai segala kepandaian,
Sering berbicara kotor dapat mengurangi rejeki atau jasa,
Roh telah memperingatinay, tapi dia tak mau bertobat,
Sehingga 3 kali roh wanita itu datang mengganggunya. "
Dari kisah ini dapat diketahui bahwa pelajar itu sering berbicara kotor, sehinga menyakiti hati orang dan roh wanita itu pasti merupakan salah satu dari korbannya. Mungkin sebagian orang berpikir hanya sekedar untuk bergurau saja, sehingga jarang ada orang yang berpikir dulu sebelum mengucapkan kata-kata kotor. Dari peristiwa ini, umat manusia dapat mengetahui bahwa mengucapkan kaat-kata kotor dapat berakibat fatal. Siapa yang suka berbicara kotor, maka dia sendirilah yang harus menerima balasannya, maka itu belajarlah untuk selalu senantiasa berkata baik, sehingga memiliki masa depan yang cemerlang.
Meski pun kata-kata tidak bisa merusak organ tubuh kita, tapi secara tidak langsung akan merusak kepribadian kita dan dapat mengurangi rezeki atau pahala dari kebajikan kita sendiri, seperti kisah berikut ini.
Di propinsi Ciang Nan, ada seorang pelajar yang mempunyai kepandaian dalm bersyair. Karena pengetahuan dan wawasannya yang sanagt luas itu, membuatnya berpikir, " Dengan kemampuanku saat ini, begitu saya menggerakkan pena untuk membuat sebuah sajak yang indah, maka sudah pasti saya akan berhasil lulus ujian negara. Baru saja dia merasa bangga atas kemampuannya, tiba-tiba dia melihat ada seorang wanita yang merebut kertas ujiannya seraya berkata, " Tulislah kata Gemar Berbicara kotor ".
Dia tahu bahwa wanita ini adalah seorang roh pengacau, sehingga dia memanggil teman-temannya untuk menyaksikannya. Namun roh halus itu menghilang begitu saja. Sewaktu semuanya telah bubar, roh wanita itu datang lagi dan memaksanya untuk menulis kata-kata itu, tapi dia tetap saja tidak bersedia. Lalu roh wanita itu membuang kertas ujiannya dilantai dan meninggalkannya.
Kemudian dia memungut kertas ujiannya, untunglah tidak sobek, tetapi sewaktu selesai ujian, tiba-tiba dia melihat di bawah kertas ujiannya itu tertulis kata-kata, Gemar berbicara kotor, lalu kertas ujiannya dipasang di dinding dan akhirnya dia gagal dalam ujian tersebut, bahkan sampai tiga kali berturut-turut dia gagal ujian. Akhirnya seumur hidup, dia hidup dalam kemiskinan.
Wu Ik Ce menulis sebuah syair yang berbunyi :
" Janganlah bangga mempunyai segala kepandaian,
Sering berbicara kotor dapat mengurangi rejeki atau jasa,
Roh telah memperingatinay, tapi dia tak mau bertobat,
Sehingga 3 kali roh wanita itu datang mengganggunya. "
Dari kisah ini dapat diketahui bahwa pelajar itu sering berbicara kotor, sehinga menyakiti hati orang dan roh wanita itu pasti merupakan salah satu dari korbannya. Mungkin sebagian orang berpikir hanya sekedar untuk bergurau saja, sehingga jarang ada orang yang berpikir dulu sebelum mengucapkan kata-kata kotor. Dari peristiwa ini, umat manusia dapat mengetahui bahwa mengucapkan kaat-kata kotor dapat berakibat fatal. Siapa yang suka berbicara kotor, maka dia sendirilah yang harus menerima balasannya, maka itu belajarlah untuk selalu senantiasa berkata baik, sehingga memiliki masa depan yang cemerlang.
Tidak ada komentar:
Write komentar