|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Kamis, 09 Februari 2012

Meng Changjun ( 孟嘗君 )

 

Seseorang yang berbudi pekerti dan politikus yang hebat, Meng Changjun ( 孟嘗君 ) dan Feng Huan, penasehatnya yang eksentrik dan bijaksana. Tuan Mengchang setenar seoang perdana menteri dari Qi seperti Yan Ying yang hidup sekitar dua ratus tahun sebelum dia. Yan Ying dikenal karena kebijaksanaannya dan rasa humornya. Tetapi Mengchang dikenal karena kebaikannya.

Tuan Mengchang lahir sebagai Tian Wen (田文), adalah anggota keluarga kerajaan Qi pada abad keempat S.M. Ayahnya, orang kaya raya, menjadi perdana menteri di bawah tiga orang raja. Ketika Tuan Mengchang masih kecil, dia tidak disukai oleh ayahnya yang mempunyai istri lebih dari seorang dan mempunyai anak lebih dari empat puluh.
Dia lahir pada hari kelima, bulan kelima, hari yang sial menurut tradisi China kuno. Ayahnya menyuruh ibunya untuk membuangnya, tetapi ibunya membesarkannya secara diam-diam. Ketika Mengchang tumbuh dewasa, ibunya memutuskan untuk membiarkannya keluar dari persembunyiannya dan pergi menemui ayah dan saudara-saudaranya.

Ayahnya terkejut dan tidak senang melihatnya. "Kenapa Ayah tidak menyukai saya?" tanya Mengchang.

"Karena katanya anak laki-laki yang lahir pada hari kelima bulan kelima akan mendatangkan bencana bagi ayahnya ketika dia tumbuh setinggi pintu dan seorang anak perempuan yang lahir di hari tersebut akan membawa masalah bagi ibunya," ayahnya menjelaskan.

"Apakah yang mengatur nasib seseorang Surga atau pintu?" tanya Mengchang. Ayahnya kehilangan kata-kata.

"Baiklah, jika nasib seseorang diatur oleh Surga," lanjut Mengchang, "Ayah tidak perlu khawatir mengenai hal ini. Jika nasib diatur oleh pintu, Ayah juga tidak perlu khawatir, karena yang perlu Ayah lakukan adalah membuat pintu itu lebih tinggi dari saya sehingga tidak akan menimbulkan masalah bagi Ayah." Ayahnya menyuruhnya untuk tutup mulut.

Makin Banyak Makin Bahagia

Suatu hari Mengchang bertanya kepada ayahnya, "Apa nama anak dari seorang anak?"

"Cucu."

"Apa nama cucu dari seorang cucu?"

"Canggah."

"Dan apa nama cucu dari seorang canggah?"

"Saya tidak tahu," jawab ayahnya.

"Ayah telah menjadi perdana menteri dari tiga raja. Meskipun ayah telah menjadi jutawan, negara tidak kelihatan mengalamai banyak perbaikan. Ayah tidak mempunyai orang cakap yang bekerja untuk ayah. Para wanita dan pembantu ayah mengenakan pakaian dari sutra dan brokat dan di meja mereka terhampar makanan mewah. Tetapi orang-orang cakap di negara ini bahkan tidak mampu untuk menyatukan badan dan jiwanya. Kelihatan aneh jika ayah menelantarkan pekerjaan di pemerintahan dan hanya memperhatikan bagaimana menumpuk kekayaan bagi cucu-cucu yang ayah sendiri tidak tahu."

Ayahnya terperanjat. Sejak saat itu dia menyukai Mengchang dan memberinya tanggung jawab atas masalah-masalah dalam negeri dan hubungan kemasyarakatan. Secara perlahan-lahan makin banyak orang berbakat yang datang untuk bekerja untuknya. Ketika ayahnya meninggal, Mengchang mewarisi gelar kebangsawanannya dan kemudian menjadi Tuan (Lord) Mengchangjun.

Pada waktu itu, para kaum aristrokrat mempunyai banyak sekali tamu yang menginap di kediaman mereka, biasanya orang berbakat yang datang dari seluruh penjuru untuk mencari keberuntungan di bawah naungan para bangsawan. Reputasi Tuan Mengchang menarik banyak sekali orang semacam ini dari seluruh penjuru negara. Pelajar, prajurit, pengungsi, dan bahkan para kriminal berkeliling di sekitarnya. Dia memperlakukan mereka dengan baik. Kapan pun dia bercakap-cakap dengan para tamunya, sekretarisnya akan duduk untuk mencatat. Segera setelah para tamu pergi, hadiah akan dikirimkan ke orang-orang yang namanya disebut dalam percakapan mereka dengan Tuan Mengchang. Dia memperlakukan setiap tamu yang menginap dengan perlakuan yang demikian sehingga masing-masing merasa bahwa mereka adalah teman istimewa bagi Tuan Mengchang.

Pada suatu malam ketika dia sedang makan malam dengan beberapa tamunya, seseorang tiba-tiba berdiri menutupi cahaya, sehingga menghasilkan bayangan pada meja Tuan Mengchang. Salah seorang dari tamu tidak dapat melihat apa yang dimakan oleh Tuan Mengchang menjadi curiga bahwa Tuan Mengchang menikmati makanan yang lebih bagus dibandingkan dirinya. Dengan marah dia keluar. Tetapi Tuan Mengchang memberhentikannya untuk memperlihatkan bahwa makanannya adalah sama dengan yang lain. Tamu itu merasa malu akan dirinya dan bunuh diri.

Dalam Periode Negara-Negara yang Berperang, adalah hal yang biasa bagi pelajar dan pejabat dari satu negara untuk bekerja di kantor lain. Negara bagian Qin secara tradisional mempunyai peraturan untuk mengambil karyawan dengan kemampuan yang luar biasa. Ketika Tuan Mengchang dikirim ke Qin sebagai utusan, Raja Zhao dari Qin ingin menunjuknya sebagai perdana menteri.

"Benar bahwa Tuan Mengchang adalah orang yang berbakat," salah satu rekan dekat Raja Zhao menasehati, "tetapi beliau juga anggota keluarga kerajaan Qi. Dia terikat untuk mendahulukan kepentingan negaranya sendiri di atas segalanya."

"Lalu, haruskah saya mengirim dia kembali?" tanya raja.

"Tidak," kata rekannya. "Karena sudah datang kemari, Tuan Mengchang telah mengetahui cukup banyak mengenai negara kita. Jika paduka mengirim dia pulang, paduka dalam risiko besar. Nasehat saya adalah bunuhlah dia."

Raja pun menahan Tuan Mengchang. Dalam keputusasaan, Tuan Mengchang mengirim utusan ke selir kesayangan raja, Nyonya Yan, memohon bantuannya. Nyonya Yan setuju untuk membujuk raja dengan imbalan mantel dari bulu rubah perak yang dia tahu dimiliki oleh Tuan Mengchang.

Tuan Mengchang memang mempunyai mantel tersebut. Itu adalah sebuah barang mewah yang berharga ribuan ons emas yang tidak sebanding dalam pertukaran ini, tetapi dia telah memberikan mantel itu sebagai hadiah kepada rajia dari Qin. Dia khawatir akan apa yang telah dia lakukan. Maka dia membicarakan hal ini dengan para pengikutnya, kebanyakan dari mereka pernah menjadi tamunya. Tetapi, tidak seorang pun mempunyai ide sampai orang terakhir yang dulunya adalah pencuri berbicara, "saya akan mendapatkan kembali barang itu untuk anda."

Pada malam itu, orang tersebut menyamar sebagai anjing, masuk ke dalam kerajaan dan mengambil mantel tersebut. Ketika Nyonya Yan menerima mantel tersebut, dia berbicara kepada raja untuk membebaskan Tuan Mengchang.

Tuan Mengchang pergi secepat mungkin. Dia mengubah identitasnya sehingga dia dapat melalui perbatasan tanpa dicuragai. Tak lama kemudia raja menyesali keputusannya untuk melepaskan Tuan Mengchang. Dia menjemputnya, tetapi dia telah pergi. Raja memerintahkan pengejaran.

Pada tengah malam, Tuan Mengchang dan pengikutnya telah mencapai titik akhir perbatasan. Menurut peraturan, tidak seorang pun diizinkan lewat sebelum kokok ayam berbunyi. Tuan Mengchang khawatir bahwa raja darei Qin berubah pikiran dan mengirim prajurit untuk mengejarnya. Bagaimanapun, di antara pengikutnya ada seorang pria yang dapat meniru suara kokok ayam jantan. Segerara setelah dia berkokok, semua ayam jantan di sekitarnya ikut berkokok. Maka Tuan Mengchang berhasil lewat.

Setengah jam kemudian, prajurit yang dikirim oleh raja tiba di pos pemeriksaan dan menemukan bahwa mereka telah terlambat. Ketika pencuri dan peniru suara binatang pertama kalinya diundang oleh Tuan Mengchang, para tamu yang lain memandang rendah mereka. Sekarang semuanya menghormati kemampuan Tuan Mengchang untuk menilai orang.

Di kemudian hari, Tuan Mengchang menjadi perdana menteri Qi.

Suatu hari dia mengirim utusan bersama Weizi ke penginapannya untuk menagih uang sewa. Weizi pergi ke sana tiga kali tanpa membawa sesen pun uang. Tuan Mengchang menginterogasinya.

"Tuanku," kata Weizi. "Saya telah memberikan uang tersebut, atas nama anda, kepada orang yang sangat berharga karena dia sungguh membutuhkannya." Tuan Mengchang merasa terganggu dan memecat Weizi.

Beberapa tahun kemudian, raja dari Qi mendengar rumor yang memalukan dan mencurigai bahwa Tuan Mengchang ada di balik upaya kudeta yang tidak berhasil. Tuan Mengchang terpaksa melarikan diri. Ketika orang yang ditolong oleh Weizi mendengar hal ini, dia menulis surat kepada raja dan menyakinkan beliau bahwa Tuan Mengchang tidak mempunyai maksud untuk menggulingkan raja dan bahwa dia mempertaruhkan nyawanya bahwa Tuan Mengchang tidak bersalah. Kemudia dia bunuh diri di hadapan raja. Dengan sangat terkejut, raja memohon supaya Tuan Mengchang kembali karena terbukti tidak bersalah.

Feng Huan adalah orang miskin. Setelah mendengar tentang kebaikan Tuan Mengchang, dia memohon supaya diperkenalkan kepadanya.

"Apa keinginanmu? Tanya Tuan Mengchang kepadanya.

"Tidak ada yang istimewa."

"Apa yang dapat kamu lakukan?"

"Tidak ada yang khusus."

Tuan Mengchang menjadi bingung atas jawaban tersebut.

"Baiklah. Jadilah tamu saya."

Tuan Mengchang menempatkannya di penginapan untuk pendatang baru. Di sana para tamu hanya mendapatkan sayuran untuk lauknya. Sepuluh hari kemudian dia bettanya kepada pengurus rumah tentang keadaan Feng Huan.

"Dia sangat miskin. Dia tidak mempunyai apa pun kecuali pedang. Dia senang mengetuk-ngetukkan pedangnya dan bernyanyi untuk dirinya sendiri, 'Pedang, Pedang, ayo kita pulang. Aku tidak punya ikan untuk makananku.'"

Tuan itu kemudian memindahkan Feng ke tempat yang lebih bagus di mana ikan dihidangkan. Setelah beberapa hari kemudian, Tuan Mengchang bertanya kepada pengurus rumah mengenai Feng Huan.

"Tamu kita masih mengetuk-ngetukkan pedangnya. Kali ini dia bernyanyi: 'Pedang, Pedang, ayo kita pulang. Aku tidak mempunyai kereta untuk dinaiki.'"

Maka Tuan Mengchang memindahkan Feng ke penginapan untuk para tamu yang paling istimewa. Sebuah kereta disediakan untuk dia gunakan. Lima hari kemudian dia bertanya kepada pengurus rumah mengenai Feng Huan.

"Dia masih mengetuk-ngetukkan pedangnya tapi kali ini dia bernyanyi: 'Pedang, Pedang, ayo kita pulang. Aku harus menghidupi keluargaku.'"

Para tamu yang lain menjauhi Feng, berpikir bahwa dia tamak. Hanya Tuan Mengchang yang kelihatan tidak berpikir demikian.

"Apakah dia mempunyai keluarga?" tanyanya.

"Ibunya."

Tuan Mengchang segera mengirim makanan dan pakaian kepada ibunya dan menyakinkan bahwa ibunya telah dirawat dengan baik. Setelah itu Feng berhenti bernyanyi dan tinggal di sana selam setahun tanpa mengeluh lagi.

Sebagai perdana menteri Qi, Tuan Mengchang mempunyai tiga ribu tamu yang menginap. Meskipun penginapannya di Xue mempunyai seribu rumah yang menghasilkan uang, penghasilan itu tidak cukup untuk menutupi pengeluarannya. Dia harus menutupinya dengan bunga yang dia dapat dari meminjamkan uangnya kepada penduduk di Xue.

Pada tahun itu, peminjam tidak mampu membayar bunga karena hasil panen gagal. Tuan Mengchang mengumumkan apakah ada orang yagn mengerti akuntansi yang mau pergi ke penginapannya di Xue untuk menagih utang.

Feng Huan mencantumkan namanya di pengumuman itu.

"Siapa orang ini?" tanya tuan tersebut. Dia telah melupakan Feng.

"Orang yang dulu sering mengetuk-ngetukkan pedangnya dan mengeluh dengan bernyanyi."

"Ah, setelah semua yang terjadi, Feng akan melakukan sesuatu untukku," dengan tertawa ringan Tuan Mengchang menyerahkan buku utang untuk digunakannya.

"Adakah sesuatu yang anda inginkan untuk saya tebus, Yang Mulia?" tanya Feng Huan sebelum berangkat.

"Jika kamu pikir saya membutuhkan sesuatu di rumah saya."

Ketika tiba di Xue, Feng Huan pertama-tama hendak menagih seratus ons emas. Dia membeli anggur dan daging sapi dan menyelenggarakan pesta. Semua peminjam diundang tanpa memedulikan apakan mereka mampu membayar atau tidak. Feng meminta mereka utnuk membawa semua dokumen utang mereka untuk dicocokkan dengan dokumen yang dibawanya.

Di pesta, dia mendatangi setiap debitur untuk memeriksa surat utang dan memeriksa kondisi keuangannya. Jika peminjam mampu membayar utang, jadwal pembayaran dibicarakan saat itu juga. Jika peminjam tidak mampu membayar, dia hanya membakar bukti utang tersebut.

"Tuan Mengchang meminjamkan uang untuk membantu anda memulai atau mengembangkan usaha anda," kata Feng kepada peminjam uang yang berkumpul. "Alasan dia meminta bunga atas pinjaman itu adalah dia membutuhkannya untuk menutupi pengeluarannya karena dia harus menunjang banyak pengeluaran. Sekarang bagi mereka yang dapat membayar, kami telah menentukan jadwal pembayaran. Dan bagi mereka yang sedang dalam masalah, saya telah membakar surat utangnya dan utang telah terbayarkan. Uang yang anda pinjam adalah hadiah Tuan Mengchang kepada anda. Marilah kita membuat hari ini untuk bersenang-senang.

Semua yang hadir berdiri dan memberikan tepuk tangan kepada Feng Huan.

Tuang Mengchang menjadi gusar karena Feng telah membakar dokumen uang. Dia menghukumnya.

"Gila! Apa yang telah kamu lakukan?" bentaknya kepada Feng. "Saya mempunyai tiga ribu mulut untuk diberi makan. Saya membutuhkan pendapatan dari bunga pinjaman untuk menutupi kekurangan. Kenapa kamu membakar surat-surat utang itu? Mengapa kamu menghamburkan uang dengan mengadakan pesta dengan mereka yang telah berutang kepada saya?"

"Jika saya tidak membeli anggur dan daging, saya tidak dapat mengadakan pesta. Tanpa pesta, saya tidak dapat mengetahui siapa yang dapat membayar dan siapa yang tidak," jawab Feng. "Bagi mereka yang dapat, saya telah menentukan jadwal pembayaran utang.

Bagi mereka yang terlalu miskin untuk membayar apapun, tidak ada gunanya memaksa mereka, mereka malah melarikan diri. Dalam hal ini, anda tidak mendapatkan uang anda kembali, dan mereka akan berkata bawha anda sama seklai tidak peduli kepada mereka. Reputasi anda mungkin dalam bahaya. Membakar dokumen yang tidak berguna dan memaafkan uang yang tidak terbayar akan memenangkan lebih banyak popularitas untuk anda.

Anda memberitahu saya untuk membeli apa pun yang anda butuhkan di rumah. Anda mempunyai banyak barang berharga di rumah. Anda mempunyai anjing dan kuda yang bagus. Dan anda tidak kekurangan wanita cantik. Saya tahu bahwa yang anda butuhkan adalah loyalitas dari orang-orang anda. Xue adalah kota kecil. Bukannya memperhatikan orang-orang yang tinggal di penginapan anda, anda malah mengeksploitasi mereka seperti pedagang. Saya telah menghapus utang mereka atas nama anda dan membakar dokumen-dokumen itu juga atas nama anda. Orang-orang itu dengan sepenuh hati menghormati anda."

"Tuan Mengchang tetap tidak senang.

"Cukup," potongnya. "Kembali ke penginapan!"

Satu tahun kemudian, raja menurunkan Tuan Mengchang ketika mendengar bahwa reputasi Tuan Mengchang telah melebihi reputasinya dan Mengchang berusaha untuk mendapatkan lebih banyak kekuatan.

Tuan Mengchang telah kembali ke rumah asalnya di Xue. Dia masih tiga puluh mil dari Xue ketika penduduk di sana, tua dan muda, pria dan wanita, semuanya datang untuk menyambutnya. Hati Mengchang dipenuhi dengan kehangatan.

"Jadi inilah kesetiaan yang kamu belikan buatku," katanya sambil memandang Feng Huan dengan rasa terima kasih.

"Seekor kelinci cerdik mempunyai tiga lubang untuk bertahan hidup, Tuanku," kata Feng. "Sekarang anda sudah mempunyai satu. Biarkan saya pergi ke Negara Bagian Liang dan saya akan membuat raja dari Qi mengembalikan status anda dan memperluas wilayah anda."

Tuan Mengchang menyiapkan sebuah kereta dan dua ratus lima puluh ons emas untuk perjalanan Feng, meskipun dia tidak benar-benar mengerti apa yang ada dalam benak Feng Huan.

"Karena Tuan Mengchang-lah Qi menjadi kuat," kata Feng kepada Raja Hui dari Liang. " Sekarang beliau dicopot dari kedudukannya karena raja dari Qi mendengar rumor-rumor yang tidak benar. Siapapun yang mengangkat beliau pasti akan mendapatkan manfaatnya. Jika dia datang ke Liang, tidakkah anda berpikir bahwa pengetahuannya dan pengalamannya akan sangat berguna bagi Yang Mulia? Jika saya adalah anda, saya tidak akan melepaskan kesempatan ini."

Raja Hui mengutus seorang utusan dengan membawa seratus kereta dan 10.000 ons emas sebagai hadiahnya untuk mengundang Tuan Mengchang mengunjungi Liang.

Sementara itu, Feng Huan segera kembali untuk menasehati Tuan Mengchang untuk tidak menerima undangan dan hadiah tersebut. Utusan dari Liang telah menghadap Tuan Mengchang tiga kali. Tiga kali pula Tuan Mengchang menolak tawaran dari Liang.

Apa yang akan terjadi dengan Qi jika Tuan Mengchang ditarik untuk bekerja bagi negara lain?

Raja dari Qi menjadi terganggu ketika dia mendengar kabar ini. Menteri-menteri yang lain juga terperanjat. Raja segera menunjuk kembali Tuan Mengchang sebagai perdana menteri, menambahkan seribu rumah tangga untuk menjadi propertinya, dan menghadiahinya 10.000 ons emas, dua kereta berdekorasi dan sebuah pedang. Bahkan dia juga menulis surat permohonan maaf yang berbunyi :

"Saya melihat kesalahan saya sekarang. Kembalilah ke kantor anda, meskipun saya mungkin tidak berharga untuk anda layani. Kembalilah demi leluhur kita, jia bukan untuk saya, karena saya tahu bahwa anda mencintai mereka dengan sungguh-sungguh seperti halnya saya."

"Anda telah memiliki dua lubang sekarang," kata Feng kepada tuannya. "Mari kita membuat yang ketiga." Dia menyarankan Tuan Mengchang agar mengambil kesempatan itu untuk meminta raja agar memindahkan kuil kerajaan ke Xue. Ini akan membuat penginapannya menjadi tempat yang suci. Tidak peduli apa pun yang terjadi, raja dari Qi tidak akan dapat menyerang Xue. Lagi pula, jiak Xue dijajah oleh negara asing, raja dari Qi akan mati-matian mempertahankan Xue.

Ketika pembangunan kuil kerajaan di Xue selesai, Feng berkata kepada Tuan Mengchang, "Sekarang Tuanku yang Mulia telah memiliki tiga lubang. Anda bisa merasa aman dan tenteram."

Ketika Tuan Mengchang menjadi perdana menteri lagi, mereka yang telah meninggalkannya ketika dia dalam masalah kembali lagi satu per satu.

"Saya selalu memperlakukan orang-orang ini dengan baik," katanya. "Itu sebabnya saya mempunyai tiga ribu pembantu. Tetapi ketika saya diturunkan dari jabatan saya, mereka meninggalkan saya tanpa ragu-ragu. Di mana mereka akan menaruh wajah mereka dengan kembali kepada saya? Saya ingin sekali meludahi wajah-wajah mereka!"

Feng Huan baru saja turun dari kereta ketika dia mendengar perkataan Tuan Mengchang. Dia membungkuk kepada tuan itu, dan Tuan Mengchang membungkuk kembali.

"Apakah kamu meminta maaf atas nama mereka?" tanya Tuan Mengchang.

"Tidak, saya tidak akan memohon maaf untuk mereka. Sya memohon maaf atas apa yang baru saja anda katakan."

"Saya tidak mengerti maksudmu."

"Di dunia ini, semua makhluk akan mati," kata Feng Huan. "Yang kaya dan berkuasa ditakdirkan untuk mempunyai banyak teman dan yang miskin ditakdirkan untuk mempunyai sedikit teman. Ini tidak akan berubah. Apakah anda memperhatikan pembeli di pasar? Di pagi hari mereka mendorong dan menyikut untuk melancarkan perjalanan mereka ke pasar. Tetapi ketika hari menjelang malam, mereka berpaling dari tempat itu.

Mereka bahkan tidak menengok balik. Bukan bahwa mereka lebih menyukainya pagi hari dibanding petang hari, tetapi apa yang mereka inginkan tidak ada di sana pada petang hari. Ketika anda kehilangan kedudukan anda, tamu-tamu anda meinggalkan anda begitu saja dengan alasan yang sama – mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tidak ada gunanya bagi anda untuk menanggung kepahitan demi mereka. Saya harap anda akan memperlakukan mereka sama seperti yang anda lakukan di masa lalu. "

Tuan Mengchang membungkuk lagi, menerima nasehatnya dan menerima kembali lima ratus orang yang telah masuk dalam daftar hitamnya.

Tidak ada komentar:
Write komentar