|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 25 Mei 2012

Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 19 - 20

 

   

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 19 : PERBUATAN SIA-SIA
 

Ayat 1 : Perjalanan Kong Hu Cu Di Hutan Lebat

 
Kong Hu Cu berada di hutan lebat. Murid-muridnya membaca di sampingnya, sementara ia duduk di batu besar sambil bernyanyi dan bermain musik.

Ada Seorang nelayan lewat dan bertanya kepada murid Kong Hu Cu : Siapa yang bernyanyi di sana ?

Sang murid Kong Hu Cu berkata : Ia seorang laki-laki dari negara Lu.

Nelayan itu bertanya : Dari keluarga apa dia ?

Sang murid Kong Hu Cu berkata : Ia berasal dari keluarga Kong.

Nelayan itu bertanya : Apa pekerjaannya ?

Sang murid Kong Hu Cu berkata : Ia seorang yang menegakkan kebaikan dan kebenaran, membawa damai dunia dengan praktik kesetiaan pada raja dan pengaruh baik pada rakyatnya.

Nelayan itu bertanya : Jadi ia orang yang dianugerahi tanah ?

Sang murid Kong Hu Cu Berkata : Bukan. Nelayan itu bertanya atau menteri negara ?

Sang murid berkata : Bukan.

Nelayan itu berkata : Menyedihkan melihatnya hidup susah seperti itu ! Jika ia terus melakukannya aku takut ia akan lebih jauh dari Tao Agung.

Setelah mengatakan hal itu si nelayan itu pergi. Mendengar hal itu Kong Hu Cu berkata : Nelayan itu orang bijaksana dan mengejar sang nelayan itu.

Kong Hu Cu memanggil nelayan itu dan nelayan itu berhenti dan bertanya : Apa yang dapat kulakukan ?

Kong Hu Cu berkata : Kamu belum menyelesaikan kata-katamu. Aku lalai mohon beri aku penjelasan lagi.

Nelayan itu berkata : Ada delapan kelemahan dan empat kekurangan yang harus kamu waspadai.

- Melakukan sesuatu yang tak seharusnya disebut Ikut campur.

- Melantur hingga saranmu ditolak disebut Memancing.

- Mengetahui pikiran orang dan menyenangkan mereka dengan kata-kata manis disebut Menjilat.

- Menyetujui tanpa mempertimbangkan disebut Merayu.

- Mengritik keburukan orang dibelakangnya disebut Menfitnah.

- Memutuskan persahabatan antara dua orang disebut Pembuat onar.

- Memuji yang jahat dan menyingkirkan orang yang tak disukai disebut Memperdayai.

- Dan tak mengatakan yang baik dari yang jahat ketika senang disebut Licin.

Di satu sisi delapan kelemahan ini menyebabkan kesulitan orang lain dan disisi lain mereka dapat merusak diri sendiri. Orang bijak mengerti akan hal itu.

Kong Hu cu bertanya : Lalu empat kekurangannya ?

Nelayan itu berkata :

- Kegemaran mengambil pekerjaan besar untuk mendapatkan pujian dan ketenaran disebut Ambisius.

- Menganggap diri sendiri benar dan penting disebut Congkak.

- Mempertahankan kesalahan dan menolak nasehat orang lain disebut Keras kepala.

- Dan akhirnya mendukung orang berpendapat sama dengan kita dan mengutuk mereka yang pendapatnya berbeda disebut Fanatik.

Nelayan itu berkata : Sulit bagi kita membicarakan kebaikan Tao dengan orang yang memiliki empat kekurangan ini.

Wajah Kong Hu cu berubah warna mendengarnya.

Untuk menanamkan Tao, orang harus mengalami delapan kelemahan dan empat kekurangan. Ini adalah sangat wajar bagi manusia di dunia ini. Maka dari itu kita harus waspada dan berhati-hati dalam bergaul.

Ayat 2 : Orang Yang Membenci Jejak Kakinya

Zhuang Zi berkata :

Ada seorang yang membenci jejak kakinya, ia mulai berjalan lebih cepat agar bebas dari jejak kakinya. Tapi lebih cepat ia berjalan. Lebih banyak jejak kakinya dan akhirnya ia mati kecapaian.

Ia termasuk orang bodoh. Ini sama halnya ia membenci apa yang ada pada dirinya / masa lalunya. Ia akan berpikir dan tak memecahkan masalah didepannya.

Ayat 3 : Orang Yang Membenci Bayangannya

 
Ada seseorang yang membenci bayangannya. Ketika melihat bayangannya tetap berada di tumitnya ia mulai berjalan lebih cepat. Tapi bila ia bergegas, bayangannya juga ikut bergegas. Ia mulai berlari hingga akhirnya ia mati.

Perilaku orang yang tak mengerti Tao mirip dengan pembenci bayangan. Sederhana saja mengatasi bayangan. Beristirahatlah dalam naungan dan bayangan itu akan hilang. Manusia di dunia semua berlari tanpa beristirahat, mengapa begitu ?

Ayat 4 : Perahu Yang Tak Terlambat

 
Zhuang Zi berkata :

Perkerja ahli terus berkerja. Pemikir yang cerdas terus berpikir.

Yang tak punya kemampuan tak mencari apapun dan berkeliling-keliling bila perutnya kenyang. Seperti perahu yang lepas talinya dan bergoyang perlahan di atas air.

Kecerdasan dan keahlian sering membawa beban tanpa akhir yang tak disadari manusia di dunia dan membuat orang lupa dan sombong.

Ayat 5 : Teknik Pembunuh Naga.

Zhu Peng Man gemar bermain pedang, ia belajar teknik membunuh naga dari Zhi Li Yi.

Tiga tahun dan seribu tael eamas kemudian, ia menyelesaikan pelajarannya dan pulang ke rumah.

Ia mencari naga untuk menguji ketrampilannya berpedang. Ia bertanya kesana kemari dan berkeliling dunia, tapi gagal menemukan naga.

Zhu Peng Man adalah pemimpi, orang yang tak praktis. Siapa yang tahu apakah keahlian berpedangnya cukup baik untuk membunuh naga / anjing ?

Ini semua contoh dimana apa yang kita pelajari yang seharusnya berguna bagi kehidupan kita. Semua ilmu berintikan digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Bab 20 : TAK MENGORBANKAN DIRI SENDIRI
 

Ayat 1 : Membanting Mutiara Naga

 
Seseorang telah berhasil menyakinkan Raja Song dengan idenya Dan ia diberi 10 kereta kuda.

Orang itu memamerkannya pada Zhuang Zi dan berkata : Lihat apa yang kuperoleh.

Zhuang Zi berkata :

Satu keluarga miskin tinggal di tepi sungai kuning. Suatu hari anaknya menyelam di laut dalam menemukan mutiara naga. Mutiara itu diberikan kepada ayahnya, tapi ayahnya berkata : Aku tak mau mutiara ini dan ia membantingnya. Si anak itu bertanya : Ayah , mengapa mutiara itu dibanting ? Sang ayah berkata : Mutiara ini hanya ditemukan di laut dalam di mana naga hitam tinggal. Kamu bisa mengambilnya karena naga hitam tertidur. Jika ia bangun bisakah kau selamat ?

Sama juga istana Song seperti laut dalam, kekasaran Raja Song sama seperti naga hitam. Kamu mendapat kereta karena raja tertidur. Jika ia bangun kamu akan terpotong-potong.

Manusia di dunia sering melupakan bahaya untuk mencari benda langka. Ini sejenis obsesi. Tak patut kehilangan nyawa hanya demi sebuah obsesi. Kita sering melupakan hal lain dan berbuat sesuka hati tanpa memikirkan hari esok yang kelam.

Ayat 2 : Aku Tak Mau Mengorbankan Diriku

 
Ada seorang utusan kerajaan mengundang Zhuang Zi dan berkata : Raja mengundangmu ke istana.

Zhuang Zi berkata : Lihatlah sapi korban itu, ia makan rumput yang bagus dan kedelai tiap hari serta diselimuti kain bersulam. Apabila tiba waktunya dibawa ke kuil leluhur untuk persembahan, ia tak punya kesempatan kembali ke alam bebas.

Jadi kita tak perlu mengorbankan diri kita bagi orang yang tak mau di nasehati, di sayang, di hormati dan di ajak bicara, semua itu akan membuat kita terbeban dan malah membuat kita sakit hati, lebih baik biarkan saja semaunnya sendiri ia akan sadar bila mengalami hal yang tak menyenangkan.

Ayat 3 : Zhuang Zi Sekarat

 
Di ranjang Zhuang Zi, murid-muridnya berkumpul untuk merencanakan upacara penguburan yang meriah untuknya.

Zhuang Zi berkata : Untuk apa ? Bila aku mati, aku ingin surga dan bumi sebagai peti matiku, matahari dan bulan sebagai giok upacara, bintang sebagai mutiaraku dan semua berada di bawah matahari sebagai hadiahku. Adakah yang lebih baik ?

Seorang muridnya berkata : Tapi guru, Anda akan dimakan oleh gagak dan elang.

Zhuang Zi berkata : Di bumi aku akan di makan elang, di dalam tanah aku akan dimakan jangkerik dan semut. Mengapa mengambil makanan dari gagak dan elang untuk jangkerik dan semut ?

Kematian adalah gejala alam. Kehilangan dan perubahan tubuh manusia lebih baik diserahkan kepada alam. Jadi apa yang akan kita perbuat sekarang berbuatlah bila tidak akan menyesal.

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 21 - 22

Tidak ada komentar:
Write komentar