|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 26 Mei 2012

Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 25

 

   

Kitab “Zhuangzi” juga dikenali sebagai Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經 ), atau dipendekkan Nan Hua Jing ( 南華經 ) adalah kitab yang mengandungi pandangan dan ajaran beliau.

Kitab ini terbagi dalam tiga buku yaitu : Bahagian Asli, Bahagian Luaran serta Bahagian Umum; semuanya mempunyai 33 Bab. Bahagian Asli adalah hasil tulisan beliau sendiri, Bahagian Luaran adalah hasil pengikut yang mencatatkan kisah Zhuangzi dan Bahagian Umum adalah hasil pandangan pengikut beliau.

Bab 25 : GURU YANG MENJADI LELUHUR PERTAMA

Ayat 1 : Manusia Sejati

Zhuang Zi berkata :

Hanya bila ada manusia sejati, ada kebijaksanaan sejati. Pada jaman dahulu, inilah sifat-sifat manusia sejati. Bila gagal ia tak putus asa. Bila berhasil ia tak sombong. Ia tak melakukan apa-apa. Tidak, ia telah meninggalkannya.

Ia tak menyesali diri bila gagal mencapai sasaran / berpuas diri bila berhasil. Ia mengukur ketinggian tanpa menggigil. Masuk ke dalam air tanpa menjadi basah, masuk ke dalam api tanpa terbakar.

Hanya orang yang kebijaksanaannya menyatu dengan Tao mampu mengenal tingkat kehidupan demikian.

Manusia sejati takkan menggunakan keinginan / tindakannya dalam sikap yang dibuat-buat, sebab hal ini tak wajar dan bertentangan dengan Tao.

Ayat 2 : Kemulian Tao

Zhuang Zi berkata :

Hidup dan mati tak ubahnya dengan lewatnya siang dan malam. Keduanya di luar nalar manusia, sehingga manusia tak perlu kehilangan waktu tidurnya untuk memukurkan hal ini.

Manusia percaya bahwa langit memberinya kehidupan, sehingga mereka menghargai langit.

Bagimana manusia harus menghormati Tao dari langit ?

Banyak orang yang beranggapan bahwa penguasa tingkatnya lebih tinggi dari padanya dan mereka bersedia mati untuk penguasa itu. Bagaimana mereka harus memuja Tao yang lebih mulia dari para penguasa ?

Manusia sejati tak mengeluh kekurangan, tak menuntut kepercayaan dan tak mencari reputasi yang baik. Ia menganggap Tao sebagai majikan dan tunduk kepadanya.

Ayat 3 : Ikan Tanpa Air

Zhuang Zi berkata :

Ketika mata air yang mengaliri danau mengering, ikan-ikan terdampar di darat. Di atas tanah kering mereka saling melumuri tubuhnya dengan lendir dan saling memutahkan air liur. Tetapi bukankah lebih baik untuk semuannya, bila air danau penuh ? Ikan-ikan itu tak perlu melakukan tindakan drastis untuk menyelamatkan diri mereka.

Cinta dan perhatian manusia terbatas. Bila keadaan membutuhkan hal ini, dunia akan menyedihkan. Tapi cinta alam tak terbatas dan kita dapat mempelajari contoh tentang cinta seperti ikan yang hidup di danau, yang hidup rukun tanpa identitas yang terpisah. Cinta dan perhatian manusia tak bisa seperti alam. Tak ada orang yang mencintai orang tanpa dapat balasan. Alam berbeda dengan manusia meskipun ia tak terbalas ia tetap mencintai manusia dan makhluk hidup. Manusia mencintai manusia harus ada timbal balik kalau tidak tak akan abadi, sedangkan alam tak perlu timbal balik yang ada hanya proses.

Ada pepatah yang mengatakan : Bahwa matahari akan setiap hari terbit dan menyinari siapapun dialam ini, sedangkan manusia akan mencintai orang yang juga mencintai dirinya. Jadi bila kamu mencintai alam gunakan cara alam dan kalau mencintai manusia gunakan cara manusia. Di dunia ini tak ada manusia yang mau disia-siakan dan dibuat permainan, yang ada hanya orang yang tak suka / tak mencintai.

Ayat 4 : Menyembunyikan Jagat Raya Dalam Jagat Raya

Zhuang Zi berkata :

Alam mengalami perubahan terus-menerus. Mereka yang berpegang teguh pada kehidupan dan takut mati takkan mengerti prinsip alami. Orang yang demikian adalah seperti orang yang menyembunyikan kapal di bawah gundukan tanah / menaruh kereta perang di sebuah pulau kecil, karena menganggapnya aman.

Tengah malam datang seorang kuat yang mengambil gundukan tanah itu, sementara pemilik kapal terus bermimpi bahwa kapalnya masih ada di tempat persembunyiannya.

Serahkan masalah hidup dan mati pada alam. Menyembunyikan jagat raya dalam jagat raya merupakan prinsip leluhur alam yang utama.

Ayat 5 : Pola Yang Wajar


Yi Er Zi berkata kepada Xu You : Mengapa tuan menyukai hidup di hutan belantara ? Yao mengatakan agar saya mencurahkan perhatian untuk melaksanakan kebajikan dan kebenaran dan membedakan yang baik dan yang buruk.

Xu You berkata : Kalau begitu Yao telah memberikan ciri kebajikan dan kebenaran pada wajahmu dan memotong hidungmu dengan rasa benar dan salah. Tak bisahkah tuan belajar sendiri ? Bagaimana tuan mampu bergerak bebas pada jalan yang wajar ?

Yi Er Zi bertanya : Tolong terangkan kepada saya ! agar saya dapat menempuh jalan yang wajar.

Xu You berkata : Bila pandangan mata tuan tak sempurna, bagaimana tuan melihat wanita ?

Yi Er Zi berkata : Wu Chuang kehilangan kecantikannya. Chu Liang mengabaikan kekuatannya dan kaisar kuning membuang pengetahuannya. Semua ini merupakan bagian dari proses pembersihan dan pemurnian. Bagaimana tuan tahu bahwa sang pencipta tak akan mengganti hidung saya dan membuat saya utuh kembali ?

Xu You berkata : Oh alam, leluhur termulia ! Ia memberi kepada semua benda sifat campuran dan tak menganggapnya sebagai kebenaran. Kebaikan hatinya menurun kepada semua generasi dan tak menganggapnya sebagai kebijakan, ia memberikan wujud kepada semua bentuk dan tak menganggap dirinya sebagai ahli. Bila tuan ingin mengikuti cara alami, perhatikan apa yang kukatakan.

Perubahan di alam tak tergantung pada pertimbangan. Dalam kenyataannya, apa yang disebut hidup dan mati itu, secara alami, bukanlah awal / akhir sesuatu. Tapi hanyalah suatu proses alam yang abadi.

Ayat 6 : Semedi Yan Hui

Yan Hui berkata kepada Kong Hu Cu : Saya membuat kemajuan.

Kong Hu Cu bertanya : Kemajuan macam apa ?

Yan Hui Berkata : Saya tak lagi memikirkan pesta dan musik.

Kong Hu Cu Berkata : Bagus, tapi itu belum cukup ?

Beberapa hari kemudian Yan Hui menemui Kong Hu Cu dan berkata : Guru ! Saya membuat kemajuan lagi.

Kong Hu Cu bertanya : Kemajuan macam apa lagi ?

Yan Hui berkata : Saya berhenti memikirkan kebenaran dan kebijakan.

Kong Hu Cu berkata : Baik, tapi itu juga belum cukup.

Satu bulan kemudian Yan Hui menemui Kong Hu Cu dan berkata : Guru, saya telah maju lebih jauh lagi.

Kong Hu Cu bertanya : Bagaimana kemajuanmu ?

Yan Hui berkata : Saya duduk saja dan tak memikirkan diri sendiri.

Kong Hu Cu bertanya : Apa yang kau maksudkan ?

Yan Hui berkata : Saya tak terikat pada tubuhku dan tak lagi merasakan sesuatu melalui panca indraku. Saya tak memikirkan apa-apa yang ada hanyalah ketiadaan. benda-benda itu hanya datang dan pergi ?

Kong Hu Cu berkata : Luar biasa ! kalau begitu ijinkan saya belajar darimu.

Abaikan hal-hal yang didambakan manusia seperti upacara dan musik, kebenaran dan kebijakan dan jangan memikirkan diri. Bila tak memikirkan diri, maka seseorang akan menyatu dengan segala yang ada dalam hidup.

Ayat 7 : Pikiran Orang Yang Sempurna

Zhuang Zi berkata :

Berhentilah mencari ketenaran, Berhentilah membuat rencana, Berhentilah terlibat dalam kegiatan. Hentikan gagasan yang kamu ketahui. Waspadalah terhadap segala hal dan tetaplah dalam keterbatasan. Pergilah ke tempat yang tak ada jalan. Terimalah apa yang diberikan oleh surga, tapi berbuatlah seperti tak menerima apapun. Jangan menjadi apa-apa itu cukup.

Bila manusia sempurna melaksanakan pikirannya ia seperti cermin. Ia tak mengawasi dan meramalkan apa pun, ia hanya memantulkan benda dihadapannya dan tak menyimpan apa-apa. Jadi ia dapat berfungsi tanpa usaha dan menggunakan benda-benda tanpa tercemar oleh mereka.

Pikiran orang sempurna adalah seperti cermin yang memantulkan benda dihadapannya dan bila benda itu telah pergi, ia kembali ketiadaan. Kemurniannya akan terjaga sepanjang masa.

Ayat 8 : Kematian Watak Yang Asli

Kaisar laut selatan adalah Si kejam. kaisar laut utara adalah Si pemarah. kaisar kerajaan tengah adalah Si watak asli. Dari waktu ke waktu, Si kejam dan Si pemarah mengunjungi kerajaan tengah dan disambut baik oleh Si watak asli. Mereka ingin membalas kebaikannya.

Si kejam berkata kepada Si pemarah : Setiap orang mempunyai tujuh lubang, hanya dia sendiri yang tidak. Marilah kita mencoba membuat untuknya.

Si kejam dan Si pemarah membuat sebuah lubang untuknya tiap hari. Mereka terus melakukannya tiap hari. Pada hari ke tujuh Si watak asli mati.

Sifat asli dari tak mementingkan diri sudah sempurna dengan sendirinya. Bila orang mencoba menjadi sangat pandai dan mencoba menambahnya dengan sifat-sifat yang tak diperlukan, sifat itu akan tercemar dan rusak. Sifat asli manusia yang aslinya baik dan sudah disukai, tetapi terkadang orang menambahnya dengan sifat orang lain untuk mencari perhatian orang lain. Celakanya sifat itu tak disukai orang tersebut, itulah yang dikatakan orang yang belum dewasa dan mencari masalah sendiri.

Ayat 9 : Tangan Berjari Enam

Zhuang Zi berkata :

Ada orang yang dilahirkan dengan enam jari kaki. Ada pula yang lahir dengan enam jari tangan.

Orang yang berjari tangan enam / berjari kaki enam, bila ia dilahirkan demikian ini merupakan hal yang wajar.

Ada orang yang berkata : Aku pun mau berjari tangga / berjari kaki enam.

Zhuang Zi berkata : Sungguh kamu minta terlalu banyak.

Dilahirkan dengan enam jari merupakan hal yang wajar, Tidak terlalu banyak / terlalu sedikit. Tapi orang yang ingin berjari enam merupakan tanda ketamakan dan ini tak wajar.

Ayat 10 : Kahyalan Terbesar

Zhuang Zi berkata :

Khayalan kecil dapat menyebabkan orang kehilangan arah. Khayalan besar dapat menyebabkan kehilangan sifat aslinya. Sejak jaman tiga dinasti orang-orang telah kehilangan sifat aslinya karena benda-benda dunia ini.

Pencuri mengorbankan dirinya demi keuntungan. Orang terpelajar mengobankan dirinya demi nama baik. Orang terhormat mengorbankan diri demi keluarga. Orang bijak mengorbankan dirinya untuk dunia.

Berbagai jenis manusia yang pekerjaan dan reputasinya berbeda ini, memiliki khayalan serupa dalam melukai wataknya dan mengorbankan dirinya.

Ayat 11 : Dosa Bo Le

Zhuang Zi berkata :

Kuda dengan kukunya dapat menginjak embun dan salju dan dengan surainnya. Ia makan rumput dan minum air. Ia melompat dan meloncat tinggi. Ini adalah hal yang wajar bagi seekor kuda. Walaupun orang membuatnya sebuah ruangan besar dan serambi mewah untuk kuda itu, tak ada faedahnya sama sekali.

Tapi sejak muncul Bo Le kehidupan kuda jadi berubah. Ia mencap mereka, memotong surainnya, memotong kukunya, mengikat lehernya dan mengekang dan mengikat kakinya. Ketika diperlakukan seperti itu 2 / 3 dari tiap sepuluh ekor kuda akan mati.

Untuk menguji daya tagannya, kuda-kuda itu dibiarkannya kelaparan dan kehausan. Dipaksakannya mereka menderap dan mencongklang dalam formasi berjejer, menyiksa dengan tali kekang di depan dan ancaman cambuk dan galah dibelakang. Kuda -kuda yang disiksa seperti itu lalu dikurung dalam sebuah kandang terbuka, lebih dari setengahnya mati.

Bertindak tulus dan orang akan berubah dengan sendirinya. Jangan menganggu orang, maka mereka akan tertib, orang bijak yang menganjurkan kebajikan untuk mengubah orang akan membawa kemunafikan. Jadi biarkan saja dan jangan coba menasehatinya / mencari gara-gara / menyindir orang lain, apalagi kalau ia lagi susah kalau disuruh sabar / Orang yang fanatik / Orang yang munafik / Orang yang egois / Orang keras kepala. Biarkan saja nanti akan sadar sendiri bila ia menemukan kesulitan.

Ayat 12 : Ruginya Berbuat Kebajikan dan Kebenaran

Zhuang Zi berkata :

Dahulu orang hidup sederhana dan puas tinggal ditempat yang sederhana, mereka juga tak memikirkan apa-apa dan tak memiliki seni. Mereka bahagia bila telah dapat mengisi perut dan bergerak bebas.

Kemudian datang orang bijak dengan rencana besarnya untuk memperbaiki dunia. Mereka mengajarkan kebajikan dan kebenaran untuk mengubah pikiran manusia. Kemudian manusia berkerja dan mengagungkan cita rasa ilmu pengetahuan dan saling bertengkar untuk memperoleh keuntungan yang tiada habis-habisnya.

Ketika Tao sedang menurun, kebajikan dan kebenaran muncul. Dahulu manusia hidup sederhana, jujur dan tak munafik. Jadi untuk apa kebajikan dan kebenaran. Jadi setelah ajaran jalan kebenaran muncul para pengikutnya percaya dan menjadi fanatik, aturan mana yang benar dan yang salah di jadikan pedoman, sebagian menjadi munafik dan lainnya menjadi fanatik.

Dari sebagian yang fanatik, sebagiannya menjadi bijak dan yang lain menjadi egois. Dari sebagian yang munafik, tiga perempatnya menjadi egois. Begitu ego berbicara ia tak akan mau lagi melihat aturan yang ditulis dalam ajaran yang dianutnya dan yang ada hanya dirinya yang paling benar. Orang seperti ini tak akan menerima toleransi dan tak bisa dinasehati bila dirinya salah.

Ayat 13 : Diakali Perampok


Menurut kebiasaan untuk menghindari pencuri barang berharga, kita harus menyimpannya dalam tempat yang tertutup dan terkunci dengan kuat. Pasti pencuri tak akan dapat membuka kuncinya dan aku tak perlu khawatir kehilangan hartaku. Tetapi suatu malam datang pencuri yang cerdik. Pencuri itu mengangkat seluruh hartanya tanpa membuka kuncinya.

Kebiasaan umum sering kali seperti senjata makan tuan. Misalnya kita melakukan usaha mencegah pencuri, padahal malah mempermudah pencuri masuk. Orang bodoh mengunakan teori umum tanpa modifikasi, ia mengunakan prinsip baku dan menganggap perilaku yang ditulis dan perilaku umum serta pengalaman peribadi sebagai pokok aturan dan ia mengunakan sebagai teori tetap dalam melihat manusia / tanpa melihat sifat dan karakter orang lain, ia melihat semua orang sama dan akhirnya ia menyalahkan orang baik dan mempercayai orang jahat serta menerimannya.

Ayat 14 : Huang Ti Yang Kehilangan Tao

Huang Ti yang sedang bercengkerama di sebelah utara sungai merah mendaki pengunungan Kun Lun. Dalam perjalanan pulang diketahuinya bahwa mutiara hitamnya ( lambang Tao ) Hilang.

Beliau meminta kepada Guru ilmu pengetahuan alam agar mencarinya, tapi tak di temukannya.

Beliau meminta Li Zhu yang mempunyai penglihatan tajam untuk mencarinya, tapi tak di temukannya.

Beliau meminta orang yang mempunyai pendengaran tajam, tapi tak ditemukannya.

Akhirnya beliau mengirim si tanpa bentuk untuk mencarinya dan si tanpa bentuk berhasil menemukannya.

Huang Ti berkata : Alangkah anehnya mengapa si tanpa bentuk yang menemukannya.

Tao tak dapat diperoleh dengan menggunakan pikiran, pendengaran dan pandangan. Hanya dengan ketidak sengajaan dan kepercayaan terhadap bentuk sajalah, seseorang dapat menemukan Tao. Karena Tao terdapat di balik penglihatan, pendengaran, penciuman, cita rasa, perkataan dan bentuk.

Ayat 15 : Jalan Yang Wajar

Tao bergerak terus-menerus dan tak meninggalkan tumpukan pengaruh ditempat-tempat khusus, sehingga semua benda di sempurnakan.

Bila kaisar melakukan tugasnya dengan cara seperti itu maka semua rakyatnya akan membalasnya dengan kesetiaan. Bila dengan cara ini kebijakan berjalan terus, dimanapun mereka akan dihormati.

Tao takkan berhenti berbuat dan karena itulah semua benda di dunia ini mempunyai wujud, sesuai ajaran Tao orang bijak mengamati semua hal dengan tenang.

Ayat 16 : Memerintah Tanpa Usaha

Shun bertanya kepada Yao : Untuk apa, tuan meletakan hati tuan ?

Yao berkata : Jangan menghina orang tak berdaya, jangan mengabaikan orang miskin, berduka citalah untuk yang meninggal, berilah anak-anaknya harapan dan bersimpatilah kepada jandanya.

Shun berkata : Mengagumkan, tapi ini bukan merupakan kebaikan sejati.

Yao bertanya : Lalu apa yang harus saya lakukan ?

Shun berkata : Matahari dan bulan bersinar dengan wajar dan empat musim mengikuti perputarannya. Hari dan malam mempunyai pola yang tetap, awan datang dan hujan turun.

Yao berkata : Saya seperti mempersulit diri sendiri tanpa guna, apa yang kamu inginkan harus selaras dengan cara alam, padahal saya ingin selaras dengan jalan kemanusiaan.

Manusia tak dapat sengaja mencari penyesuaian dengan hukum alam. Bertindaklah yang wajar tanpa dibuat-buat, jadi melakukan apa yang harus dilakukan dan tak melakukan yang tak perlu dilakukan. Berbuatlah pada waktunya dan jangan di terbalik, itu semua tak akan membuat masalah di masa mendatang.

Ayat 17 : Jalan Dunia
 

Memiliki gagasan yang mantap dan penghargaan terhadap tingkah laku, seseorang mencoba menjadi manusia sederhana dan hemat, merendahkan diri sendiri dan sopan, selalu menerapkan kebajikan, kebenaran dan kepercayaan adalah sifat-sifat orang terpelajar yang mengembangkan diri dan berupaya mengubah dunia.

Selalu berkata-kata tentang kebajikan, kebenaran, kesetiaan dan kepercayaan adalah sifat -sifat penipu. Memutuskan dengan orang lain dan memburu jalan yang tak layak adalah sifat pembenci dan iri hati.

Berkata dengan angkuh dan meremehkan yang lain merasa dirinya penting adalah sifat orang sombong.

Mengatakan kepada orang lain tentang jasa dan nama besar mereka dan menyuruh orang mengerti dan meminta dihargai adalah sifat orang angkuh.

Menuntut penghargaan dari raja dan menteri, memperbaiki hubungan antara yang tinggi dan yang rendah , semua ini adalah pekerjaan yang disukai ahli politik.

Mencari rawa dan danau, tinggal di tempat terpencil, memancing ikan dan hidup dengan tenteram, semua ini menunjukan tujuan hidup orang yang tak mau melakukan apa-apa. Ini adalah ciri orang yang menghindari masyarakat dan senang hidup menyendiri.

Menarik nafas panjang mempelajari rahasia kesenian, tinggal di pepohonan dan mempelajari gerak-gerik burung, berarti oarng ini ingin berusia panjang.

Zhuang Zi Berkata : Bagaimanapun semua kegiatan itu membahayakan kehidupan. Manusia Tao mempunyai sifat yang mulia tanpa pikiran yang bercabang-cabang memperbaiki diri tanpa kebajinkan dan kebenaran, memerintah tanpa meminta jasa / nama besar. Menikmati tanpa beristirahat ditepi sungai / laut dan berusia panjang tanpa harus melatih teknik pernafasan.

Penghuni dunia mengharapkan hal seperti kekuatan, kebajikan dan kebenaran, jasa, tempat terpencil dan teknik mengembangkan diri, baik untuk memperbaiki diri. Bagi manusia Tao bagaimana pun mereka itu lebih mengganggu daripada membantu. Ia hidup apa adanya dan mencari ketenangan dan melakukan apa yang diwajibkan dan diharuskan.

Ayat 18 : Memberi Semangat


Bila orang berkerja keras dan tak istirahat, tubuhnya akan kecapaian dan pikiran yang dipakai tanpa henti akan kelelahan. Seperti air bila tak kotor warnanya bening dan bila tak terganggu akan diam.

Tapi bila dihalangi dan tak dibiarkan mengalir air tak akan mempertahankan kejernihannya.

Demikian juga halnya dengan jalan alami. Karena itu jadilah jernih dan murni, diam dan tak bergerak. Jangan terikat dan jangan melakukan sesuatu tanpa motif, bertindaklah wajar dan sepontan. Inilah cara menjaga semangat. Semangat itu seperti pedang yang tak ternilai harganya, yang harus di simpan dengan hati-hati dan tak dipergunakan sembarangan.

Banyak orang menganggap keuntungan merupakan hal yang paling penting orang terpelajar mencari ketenaran, orang yang mampu menghargai ambisinya sementara itu orang bijak menghargai kemurnian semangat.

Ayat 19 : Petapa Yang Tak Tinggal di Pegunungan

Zhuang Zi berkata :

Pada jaman dahulu orang yang disebut guru petapa tak perlu memencilkan diri di pegunungan dan hutan. Bila keadaan memungkinkan mereka bertindak secara besar-besaran, mereka akan mengembalikan keutuhan negara tanpa diketahui bagaimana mereka melakukannya.

Bila keadaan tak memungkinkan untuk bertindak, mereka akan memendamnya di dalam hati, berdiam diri dengan sempurna dan menunggu. Begitulah cara mempertahankan Tao tanpa sepengetahuan orang lain.

Orang kuno yang mempertahankan Tao tak perlu kemampuan untuk membumbui kebijaksanaan mereka / mengunakan akal untuk berurusan dengan orang lain / menunjukan ketrampilan untuk menguntungkan dirinya.

Mereka tak akan mencemari sifatnya dan tetap pada jalan Tao, ia akan dapat menilai dan merasakan apa yang akan dilakukan. Dengan melihat bukti dan kenyataan serta perubahan sifat seseorang dan tak akan mengambil keuntungan meskipun ia tahu dimana titik lemah orang lain.

Ada pepatah yang terkenal : Ada putaran Tai Chi, yang mengabungkan Yin dan Yang bersatu, menepis dan mengikuti, menghindar dan memindahkan, tetap tenang bdalam segala keadaan, tak berusaha menyerang dan melupakan titik lemah lawan, membuat lawan merasa berhadapan dengan dirinya sendiri.

Bersambung ke : Kitab Nan Hua Zheng Jing ( 南華真經) Bab 26

Tidak ada komentar:
Write komentar