|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Senin, 28 Mei 2012

Rumor Oasis ( Mata Air ) Di Padang Pasir

 


Fitnah dan gosip bisa menghancurkan seseorang. Fitnah sangat kejam dan orang yang menyebarkan rumor tersebut juga sangat kejam, penganiayaan yang diderita oleh fitnah rumor sangat besar.

Peristiwa rumor ibarat seperti sebuah batu giok, walaupun terbenam di lumpur telah dikotori oleh lumpur tetapi tidak bisa merubah esensi dari giok itu sendiri.
 Lumpur akhirnya akan mengering, terkelupas dan berubah menjadi debu, giok tetap akan kembali menjadi sepotong giok yang indah, sama sekali tidak rusak.

Sedangkan rumor tetap rumor, kegunaan rumor adalah menyakit orang lain, korban dari rumor tetap akan menderita, itu sudah pasti terjadi. Tetapi, siapakah korban rumor yang terakhir?

Ada sebuah kisah, jalan satu-satunya yang harus dilalui oleh pedagang dari Timur-Barat adalah melalui padang pasir. Tetapi oleh karena mereka tidak dapat menemukan oasis ( Mata air ), banyak orang yang mati ditengah perjalanan.
Pada suatu hari kafilah dari Timur di serang badai pasir di tengah padang pasir. Beberapa orang dalam keadaan kekacauan di tengah badai terpencar dari rombongannya dan tersesat ditengah gurun. Ketika mereka hampir meninggal, mereka bertemu dengan sebuah oasis. Air dari oasis yang murni dan manis menyelamatkan nyawa mereka, membantu mereka keluar dari gurun pasir.

Mereka sangat berterima kasih kepada Tuhan yang pengasih, mereka lalu mengabarkan kepada kafilah-kafilah serta wisatawan yang melewati daerah gurun dan semua yang mendengar berita ini sangat gembira.
Ketika berita ini menyebar sampai di sebuah kota kecil di pinggiran gurun pasir, hal ini membuat marah seorang hakim yang menjadi kaya raya karena ia berdagang kepada para kafilah yang lewat.

Hakim itu khawatir setelah orang mendengar kabar tentang oasis tersebut tidak akan membeli airnya lagi.  Dia melihat para kafilah dengan santai dan gembira berjalan ke gurun pasir tanpa dibebani air yang berat lagi, hakim tersebut sangat membenci oasis.

Pada suatu malam, hakim memikirkan sebuah jebakan yang mematikan. Dia lalu menyewa bandit di kotanya. Hakim itu menyuruh mereka menyebarkan gossip dengan mengatakan air yang berasal dari oasis dipadang pasir mengandung racun, setelah diminum akan membuat orang menjadi gila dan mati. Pada saat bersamaan dia juga memenjarakan dan menghukum penduduk yang mengatakan tentang oasis tersebut.
Banyak orang yang tertipu oleh rumor yang berbahaya ini, mereka percaya kepada omong kosongnya. Kafilah-kafilah yang melewati gurun pasir tidak berani mendekati oasis tersebut dan banyak orang yang mati kehausan. Banyak kafilah terpaksa membeli air dari hakim tersebut, membuat hakim tersebut menjadi kaya karena rumornya.

Walaupun demikian, fakta sebenarnya dari oasis tidak bisa di blokir sama sekali, tersebar di antara rakyat. Orang yang tidak percaya kepada rumor mendapat banyak keuntungan karena mendapat pasokan air dari oasis.

Hakim dan para bandit tidak berhenti menyebarkan rumor, maksudnya supaya orang-orang menjauhi oasis. Sedangkan penduduk yang baik hati menjauhi dan meninggalkan mereka. Para khafilah karena kewalahan menanggung beban biaya air yang terlalu besar, akhirnya mencari jalan memutar tidak melewati kota tersebut lagi.  

Kemudian omzet penjualan dari hakim semakin hari semakin merosot. Akhirnya pada suatu hari terjadi badai pasir tujuh hari tujuh malam, hakim dan para bandit serta seluruh kota tertelan oleh badai pasir menghilang dari muka bumi ini.

Oasis yang berada dipadang pasir sama sekali tidak cedera dan rusak, tetap mengeluarkan air yang jernih dan manis, dia telah menyelamatkan orang-orang yang menghargainya yang tidak termakan rumor tersebut.
Kisah oasis di padang pasir ini membuat kita mendapatkan sebuah jawaban yang sangat jelas, yaitu siapakah orang yang benar-benar disakiti oleh fitnah? jawabannya adalah orang yang menciptakan fitnah, yang membantu menyebarkan fitnah serta orang yang percaya kepada fitnah tersebut.

Ini adalah kesimpulan dari yang dapat dilihat oleh orang. Tetapi kenyataannya tidak demikian, fitnah memang kejam, dan orang yang menyebarkan rumor lebih kejam lagi. Tetapi, korban dari fitnah bukanlah orang yang benar-benar menderita.

Tidak ada komentar:
Write komentar