Pepatah kuno mengatakan, "Berbuat baik, seharusnya tak berhenti dan
dilakukan terus-menerus. Hal yang besar selalu dimulai dari hal kecil,
jutaan dikumpul dari satu, sebuah menara tinggi sembilan lantai dibangun
dari dasar, dan perjalanan seribu mil dimulai dengan langkah pertama.
Berbuat baik akan mendorong dan mengilhami orang lain untuk melakukan perbuatan baik dan akan membuat orang-orang yang berbuat salah merasa malu dan memperbaiki dirinya sendiri.
Dahulu kala, ada seorang biarawati yang tinggal di daerah Cangzhou untuk menyampaikan kebajikan dan memberi contoh kebajikan kepada masyarakat. Dia berpikir bahwa orang tidaklah cukup hanya mengunjungi tempat ibadah dan berdonasi. Sehingga ia pergi dari pintu ke pintu untuk memberitahu orang tentang kebajikan Tuhan. Dia juga akan mengunjungi siapa saja yang mengundangnya.
Berbuat baik akan mendorong dan mengilhami orang lain untuk melakukan perbuatan baik dan akan membuat orang-orang yang berbuat salah merasa malu dan memperbaiki dirinya sendiri.
Dahulu kala, ada seorang biarawati yang tinggal di daerah Cangzhou untuk menyampaikan kebajikan dan memberi contoh kebajikan kepada masyarakat. Dia berpikir bahwa orang tidaklah cukup hanya mengunjungi tempat ibadah dan berdonasi. Sehingga ia pergi dari pintu ke pintu untuk memberitahu orang tentang kebajikan Tuhan. Dia juga akan mengunjungi siapa saja yang mengundangnya.
Dia tidak membedakan apakah mereka pejabat tinggi, bangsawan, atau penduduk
miskin. Ia senantiasa menyarankan orang untuk berbuat kebajikan dalam
menyelesaikan masalah mereka. Dia juga tidak meminta imbalan, hanya
menyarankan orang untuk menjaga belas kasih dalam hati mereka dan
melakukan perbuatan baik.
Suatu hari Nyonya Fan mengundang biarawati ke
rumahnya. Setelah memberikan makan, ia menyumbangkan sepotong kain
kepada biarawati. Biarawati mengambil kain itu dan menaruhnya di atas meja dan
berkata, "Tuhan telah mencatat maksud baik Anda. Ini adalah sutera yang
sangat halus, karena Anda memberikannya kepada saya, saya akan
mengambilnya. Terima kasih banyak.
Sekarang sudah mendekati musim
dingin dan saya melihat bibi Anda hanya memakai pakaian tipis dan
kelihatannya kedinginan. Saya ingin memberikan kain ini kepadanya,
sehingga ia dapat membuat satu set pakaian hangat. Apakah Anda setuju? "
Nyonya rumah merasa malu dan tanpa berkata-kata ia terus menganggukkan
kepalanya menandakan persetujuan. Biarawati juga menganggukkan kepala
dan tersenyum, merangkapkan tangan di depan dada sebagai tanda
penghormatan dan pergi. Sejak saat itu, nyonya rumah menunjukkan bakti
dan penghormatan terhadap bibinya.
Ketika saya
membaca kisah ini, saya sangat tersentuh. Biarawati ini tidak menerima
donasi untuk dirinya sendiri, tapi ia perhatian pada orang lain. Dia
juga sangat berpengetahuan membimbing dan mendidik orang beriman. Dia
benar-benar memiliki hati Buddha dan kasih sayang terhadap semua. Perilaku Biarawati ini membuat saya berpikir. Siapa yang percaya dan
menyembah Buddha harus terlebih dulu menjadi orang baik dan melakukan
perbuatan baik.
Bersikap baiklah kepada orang lain dan tidak menyakiti
siapa pun. Jika seseorang membuat kesalahan, itu harus diakui dan
dikoreksi segera. Nyonya rumah menyumbangkan sepotong kain. Dia baik
tapi dia tidak menaruh perhatian cukup kepada bibinya dan membiarkan
dia kedinginan. Itu adalah kelemahannya. Dengan bimbingan biarawati,
dengan cepat ia mengoreksi dirinya sendiri. Ini patut dipuji!
Tidak
boleh ada yang memiliki pikiran buruk saat berdoa. Kejahatan
perseorangan berusaha untuk menipu Tuhan. Akan mampukah? Itu merupakan
penghinaan kepada Tuhan. Ada orang-orang yang menganiaya orang-orang
baik dan tetap melakukan perbuatan buruk. Sementara itu, mereka
menyembah dan membuat permintaan kepada Tuhan, berharap Tuhan akan
membantu dan melindungi mereka. Ini hanya omong kosong.
Tidak ada komentar:
Write komentar