|
Welcome To My Website Kebajikan (De 德)......KEBAJIKAN ( De 德 ) Mengucapkan Xin Nian Kuai Le (新年快乐) 2571 / 2020...Xīnnián kuàilè, zhù nǐ jiànkāng chángshòu, zhù nǐ hǎo yùn..Mohon Maaf Blog ini masih dalam perbaikan....Dalam era kebebasan informasi sekarang, hendaknya kita dapat lebih bijak memilah, mencerna dan memilih informasi yang akurat. Kami menempatkan kepentingan pembaca sebagai prioritas utama. Semangat kami adalah memberikan kontribusi bagi pembaca agar dapat meningkatkan Etika dan Moral dalam kehidupan serta meningkatkan Cinta kasih tanpa pamrih pada sesama baik dalam lingkup lingkungan sekitar maupun lingkup dunia dan menyajikan keberagaman pandangan kehidupan demi meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap kehidupan. Tanpa dukungan Anda kami bukan siapa-siapa, Terima Kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 10 Juni 2012

Kaisar Taizong Mendidik Anaknya 12 Prinsip Dasar

 

Ada sebuah pepatah lama, 'Ini adalah nilai yang lebih besar untuk memberi cucu-cucu sebuah buku pengetahuan daripada meninggalkan mereka seember emas. "

Setelah mengevaluasi dengan hati-hati kata-kata ini, saya mengerti bahwa mereka mempunyai arti yang mendalam. Nenek moyang kita sejak dulu meninggalkan kita reputasi yang bersih dan murni. Mereka tidak pernah berbicara tentang perolehan dan mengelola harta pribadi.


Hal yang paling penting bagi orangtua menjadi teladan adalah ditetapkan oleh apa yang mereka katakan dan lakukan. Hal ini sangat jauh lebih berharga daripada memberikan anak banyak harta benda. Karena anak-anak beradaptasi dengan mudah, mendidik mereka dengan baik adalah sangat penting. Anak-anak akan menemukan prinsip-prinsip yang mereka tidak mengerti, tetapi mereka dapat belajar melalui pengalaman aktual.

Oleh karena itu, penting untuk membimbing mereka dengan benar dan memimpin mereka pada jalur yang benar. Semua orang tua ingin meninggalkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Uang dan harta, tidak peduli berapa banyak, dapat musnah dalam sekejap.

Hanya kebajikan dan kebaikan yang benar-benar dapat memberi manfaat pada anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus berpandangan jauh dan mengajar anak-anak mereka menjadi saleh dan baik hati, untuk tetap menjaga kejernihan pikiran, agar dapat membedakan antara yang benar dan salah, dan untuk memilih jalan yang benar dalam hidupnya. 

Untuk semua itu seseorang pertama-tama harus berkultivasi meningkatkan karakter moral dan kebajikan. Kebijaksanaan kuno yang demikian dibentuk oleh pengalaman dan ternyata menjadi sangat berharga bagi generasi mendatang.

Kaisar Tang, Taizong juga menggunakan kisah sejarah untuk mendidik anak-anaknya. Dia sangat menaruh perhatian tentang bagaimana cara untuk mendidik dan mengajarkan anak-anaknya untuk memperlakukan diri dengan baik dan menjaga integritas moral.

Dia meminta Wei Zheng untuk mengumpulkan kisah-kisah yang baik dan buruk dari berbagai Raja-Raja Kuno dan memberikan buku-buku tersebut kepada putra-putranya. Dia meminta mereka untuk gunakan buku-buku tersebut untuk mengevaluasi diri mereka sendiri dan prinsip-prinsip mereka. Dia meminta putra-putranya untuk mengambil pelajaran dari kisah dalam sejarah dan menaruh perhatian pada pembawaan diri mereka dari segi moralitas agar bisa menjadi seorang yang budiman dan seorang pangeran yang baik.

Dia menulis surat kepada Li Zhi Sang Putra Mahkota, norma-norma yang harus dipatuhi bagi seorang Kaisar, yang disusun dalam 12 bab, yaitu

- Kelakuan Yang Baik Dari Sang Kaisar.
- Membangun Hubungan.
- Mengasah Bakat.
- Pengawasan pada Pejabat Pemerintah.
- Menerima Saran.
- Menghapus Kejahatan.
- Menghindari Perasaan Rasa Puas Diri.
- Memberi Contoh Sifat Kesederhanaan.
- Hukuman Bagi Orang Jahat.
- Perhatian Pada Pertanian.
- Mengawasi Kemiliteran dan
- Mengembangkan Kaum Intelektual.

Dia mengatakan bahwa : ”Kedua belas prinsip ini adalah dasar untuk menjadi seorang Kaisar. Baik ketika kekaisaran tersebut lagi sangat makmur atau lagi tidak tergantung pada hal-hal tersebut.” Dia dengan jelas menasehati Sang Putra Mahkota begini : “ Tolong jadikan Yao, Shun, Yu, Tang dari Shang, dan Raja Wen dari Zhou sebagai contoh panutan bagimu. Belajarlah dari para raja yang hebat tersebut....Jika seseorang tidak memiliki rasa hormat, dia tidak akan dapat memimpin kerajaannya untuk waktu yang lama; jika seseorang tidak memiliki rasa belas kasih, dia tidak dapat meyakinkan orang baik bekerja untuk dirinya. ...Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan bekerjalah dengan keras dan miliki standar moralitas yang tinggi.”  

Kaisar Tang, Taizong juga menuliskan perintah-perintah kepada Pangeran dari Wu, berupa Perintah-Perintah yang ditujukan kepada Anggota Keluarga Kerajaan. Dia mengajarkan anaknya begini : “ Hal yang paling berharga adalah jika seseorang memiliki standar moralitas yang tinggi.” Dia menegaskan pentingnya moralitas itu dan memberitahu anaknya bahwa, untuk bisa memiliki nasib yang baik, mereka perlu melakukan perbuatan yang baik dan memiliki moral yang baik juga. 

Dia mengajari mereka begini : “Sebagai seorang pangeran atau putri, pertama-tama kamu harus bisa mengendalikan diri sendiri. Kamu harus memotivasi dan mendisiplinkan diri kalian sendiri dan tegas pada diri sendiri.” Dia kemudian berbagi salah satu doktrin yang telah lama bersamanya kepada anaknya yang berbunyi, “Dari dunia luar, saya memutus hubungan diriku dengan hal yang namanya rekreasi; dengan jiwaku, Aku menolak untuk menuntut apa yang namanya hiburan. Aku harus menghabiskan semua energiku untuk urusan negara kita.” 

Dia juga memberitahu anaknya bahwa : “ Kapanpun kamu memakai sesuatu, tolong tunjukkan simpati kamu kepada para petani yang memelihara ulat sutera atau menanam kapas; kapanpun kamu memakan sesuatu, tolong pikirkan para petani yang membajak sawah. Seseorang harus selalu hidup dalam sebuah kehidupan yang sederhana dan ingat akan mereka yang telah bekerja keras untuk menghasilkan makanan dan pakaian.

Kaisar Tang, Taizong memilih guru-guru yang bermoralitas tinggi, berwibawa tinggi, dan berwawasan luas bagi putra-putranya, termasuk Fang Xuanling, Li Gang, Zhang Xuansu, Li Baiyao, dan Wei Zheng. Dia juga memerintahkan putra-putranya untuk menaruh hormat kepada guru-guru mereka itu. Dia memberitahu kepada anak-anaknya agar menghormati guru-guru mereka seperti ini : “Perlakukan guru-guru kalian bagaikan ayah kalian sendiri.” 

Dia juga memberitahu para guru agar tegas kepada anak-anaknya dan memberikan dukungan kepada guru-guru untuk menyatakan kesalahan putra-putranya apabila putra-putranya melakukan kesalahan. Semua guru mematuhi perintahnya, dan melakukan tugas dengan baik dalam mendidik anak-anaknya, yang kemungkinan besar tidak akan terealisasi apabila tanpa pengertian dan dukungan dari dirinya.

Kaisar Tang, Taizong menaruh perhatian khusus pada pendidikan moral, dengan selalu memakai fenomena duniawi untuk dijadikan sebagai contoh-contohnya. Pernah sekali dia melihat Sang Putra Mahkota beristirahat dibawah sebuah pohon. Dia lalu memberitahu kepada putranya itu : “Meskipun pohon ini tidaklah tegak lurus, tetapi ia dapat dimanfaatkan sebagai sebuah bahan konstruksi yang sangat baik jika ia dibuat lurus. Artinya sebagai seorang Kaisar, mungkin ia tidak bertalenta tapi dia tetap dapat menjadi seorang Kaisar yang bijak jika dia mau mencoba mendengarkan nasehat dari yang lain.”

Tidak ada komentar:
Write komentar