Ada sebuah pepatah lama, 'Ini adalah nilai yang lebih besar
untuk memberi cucu-cucu sebuah buku pengetahuan daripada meninggalkan
mereka seember emas. "
Setelah mengevaluasi dengan hati-hati kata-kata ini, saya mengerti bahwa mereka mempunyai arti yang mendalam. Nenek moyang kita sejak dulu meninggalkan kita reputasi yang bersih dan murni. Mereka tidak pernah berbicara tentang perolehan dan mengelola harta pribadi.
Hal yang paling penting bagi orangtua menjadi teladan adalah ditetapkan oleh apa yang mereka katakan dan lakukan. Hal ini sangat jauh lebih berharga daripada memberikan anak banyak harta benda. Karena anak-anak beradaptasi dengan mudah, mendidik mereka dengan baik adalah sangat penting. Anak-anak akan menemukan prinsip-prinsip yang mereka tidak mengerti, tetapi mereka dapat belajar melalui pengalaman aktual.
Oleh karena itu, penting untuk membimbing mereka dengan benar dan memimpin mereka pada jalur yang benar. Semua orang tua ingin meninggalkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Uang dan harta, tidak peduli berapa banyak, dapat musnah dalam sekejap.
Hanya kebajikan dan kebaikan yang benar-benar dapat memberi manfaat pada anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus berpandangan jauh dan mengajar anak-anak mereka menjadi saleh dan baik hati, untuk tetap menjaga kejernihan pikiran, agar dapat membedakan antara yang benar dan salah, dan untuk memilih jalan yang benar dalam hidupnya.
Untuk semua itu seseorang pertama-tama harus berkultivasi meningkatkan karakter moral dan kebajikan. Kebijaksanaan kuno yang demikian dibentuk oleh pengalaman dan ternyata menjadi sangat berharga bagi generasi mendatang.
Kaisar Tang, Taizong juga menggunakan kisah sejarah untuk mendidik anak-anaknya. Dia sangat menaruh perhatian tentang bagaimana cara untuk mendidik dan mengajarkan anak-anaknya untuk memperlakukan diri dengan baik dan menjaga integritas moral.
Dia meminta Wei Zheng untuk mengumpulkan kisah-kisah yang baik dan buruk dari berbagai Raja-Raja Kuno dan memberikan buku-buku tersebut kepada putra-putranya. Dia meminta mereka untuk gunakan buku-buku tersebut untuk mengevaluasi diri mereka sendiri dan prinsip-prinsip mereka. Dia meminta putra-putranya untuk mengambil pelajaran dari kisah dalam sejarah dan menaruh perhatian pada pembawaan diri mereka dari segi moralitas agar bisa menjadi seorang yang budiman dan seorang pangeran yang baik.
Dia menulis surat kepada Li Zhi Sang Putra Mahkota, norma-norma yang harus dipatuhi bagi seorang Kaisar, yang disusun dalam 12 bab, yaitu :
- Kelakuan Yang Baik Dari Sang Kaisar.
- Membangun Hubungan.
- Mengasah Bakat.
- Pengawasan pada Pejabat Pemerintah.
- Menerima Saran.
- Menghapus Kejahatan.
- Menghindari Perasaan Rasa Puas Diri.
- Memberi Contoh Sifat Kesederhanaan.
- Hukuman Bagi Orang Jahat.
- Perhatian Pada Pertanian.
- Mengawasi Kemiliteran dan
- Mengembangkan Kaum Intelektual.
Setelah mengevaluasi dengan hati-hati kata-kata ini, saya mengerti bahwa mereka mempunyai arti yang mendalam. Nenek moyang kita sejak dulu meninggalkan kita reputasi yang bersih dan murni. Mereka tidak pernah berbicara tentang perolehan dan mengelola harta pribadi.
Hal yang paling penting bagi orangtua menjadi teladan adalah ditetapkan oleh apa yang mereka katakan dan lakukan. Hal ini sangat jauh lebih berharga daripada memberikan anak banyak harta benda. Karena anak-anak beradaptasi dengan mudah, mendidik mereka dengan baik adalah sangat penting. Anak-anak akan menemukan prinsip-prinsip yang mereka tidak mengerti, tetapi mereka dapat belajar melalui pengalaman aktual.
Oleh karena itu, penting untuk membimbing mereka dengan benar dan memimpin mereka pada jalur yang benar. Semua orang tua ingin meninggalkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Uang dan harta, tidak peduli berapa banyak, dapat musnah dalam sekejap.
Hanya kebajikan dan kebaikan yang benar-benar dapat memberi manfaat pada anak-anak. Oleh karena itu, orang tua harus berpandangan jauh dan mengajar anak-anak mereka menjadi saleh dan baik hati, untuk tetap menjaga kejernihan pikiran, agar dapat membedakan antara yang benar dan salah, dan untuk memilih jalan yang benar dalam hidupnya.
Untuk semua itu seseorang pertama-tama harus berkultivasi meningkatkan karakter moral dan kebajikan. Kebijaksanaan kuno yang demikian dibentuk oleh pengalaman dan ternyata menjadi sangat berharga bagi generasi mendatang.
Kaisar Tang, Taizong juga menggunakan kisah sejarah untuk mendidik anak-anaknya. Dia sangat menaruh perhatian tentang bagaimana cara untuk mendidik dan mengajarkan anak-anaknya untuk memperlakukan diri dengan baik dan menjaga integritas moral.
Dia meminta Wei Zheng untuk mengumpulkan kisah-kisah yang baik dan buruk dari berbagai Raja-Raja Kuno dan memberikan buku-buku tersebut kepada putra-putranya. Dia meminta mereka untuk gunakan buku-buku tersebut untuk mengevaluasi diri mereka sendiri dan prinsip-prinsip mereka. Dia meminta putra-putranya untuk mengambil pelajaran dari kisah dalam sejarah dan menaruh perhatian pada pembawaan diri mereka dari segi moralitas agar bisa menjadi seorang yang budiman dan seorang pangeran yang baik.
Dia menulis surat kepada Li Zhi Sang Putra Mahkota, norma-norma yang harus dipatuhi bagi seorang Kaisar, yang disusun dalam 12 bab, yaitu :
- Kelakuan Yang Baik Dari Sang Kaisar.
- Membangun Hubungan.
- Mengasah Bakat.
- Pengawasan pada Pejabat Pemerintah.
- Menerima Saran.
- Menghapus Kejahatan.
- Menghindari Perasaan Rasa Puas Diri.
- Memberi Contoh Sifat Kesederhanaan.
- Hukuman Bagi Orang Jahat.
- Perhatian Pada Pertanian.
- Mengawasi Kemiliteran dan
- Mengembangkan Kaum Intelektual.
Dia mengatakan bahwa : ”Kedua belas prinsip ini adalah dasar untuk
menjadi seorang Kaisar. Baik ketika kekaisaran tersebut lagi sangat
makmur atau lagi tidak tergantung pada hal-hal tersebut.” Dia dengan
jelas menasehati Sang Putra Mahkota begini : “ Tolong jadikan Yao, Shun,
Yu, Tang dari Shang, dan Raja Wen dari Zhou sebagai contoh panutan
bagimu. Belajarlah dari para raja yang hebat tersebut....Jika seseorang
tidak memiliki rasa hormat, dia tidak akan dapat memimpin kerajaannya
untuk waktu yang lama; jika seseorang tidak memiliki rasa belas kasih,
dia tidak dapat meyakinkan orang baik bekerja untuk dirinya.
...Berusahalah dengan sungguh-sungguh dan bekerjalah dengan keras dan
miliki standar moralitas yang tinggi.”
Kaisar Tang, Taizong juga menuliskan perintah-perintah kepada Pangeran
dari Wu, berupa Perintah-Perintah yang ditujukan kepada Anggota Keluarga
Kerajaan. Dia mengajarkan anaknya begini : “ Hal yang paling berharga
adalah jika seseorang memiliki standar moralitas yang tinggi.” Dia
menegaskan pentingnya moralitas itu dan memberitahu anaknya bahwa, untuk
bisa memiliki nasib yang baik, mereka perlu melakukan perbuatan yang
baik dan memiliki moral yang baik juga.
Dia mengajari mereka begini :
“Sebagai seorang pangeran atau putri, pertama-tama kamu harus bisa
mengendalikan diri sendiri. Kamu harus memotivasi dan mendisiplinkan
diri kalian sendiri dan tegas pada diri sendiri.” Dia kemudian berbagi
salah satu doktrin yang telah lama bersamanya kepada anaknya yang
berbunyi, “Dari dunia luar, saya memutus hubungan diriku dengan hal
yang namanya rekreasi; dengan jiwaku, Aku menolak untuk menuntut apa
yang namanya hiburan. Aku harus menghabiskan semua energiku untuk urusan
negara kita.”
Dia juga memberitahu anaknya bahwa : “ Kapanpun kamu
memakai sesuatu, tolong tunjukkan simpati kamu kepada para petani yang
memelihara ulat sutera atau menanam kapas; kapanpun kamu memakan
sesuatu, tolong pikirkan para petani yang membajak sawah. Seseorang
harus selalu hidup dalam sebuah kehidupan yang sederhana dan ingat akan
mereka yang telah bekerja keras untuk menghasilkan makanan dan pakaian.
Kaisar Tang, Taizong memilih guru-guru yang bermoralitas tinggi,
berwibawa tinggi, dan berwawasan luas bagi putra-putranya, termasuk Fang
Xuanling, Li Gang, Zhang Xuansu, Li Baiyao, dan Wei Zheng. Dia juga
memerintahkan putra-putranya untuk menaruh hormat kepada guru-guru mereka
itu. Dia memberitahu kepada anak-anaknya agar menghormati guru-guru
mereka seperti ini : “Perlakukan guru-guru kalian bagaikan ayah kalian
sendiri.”
Dia juga memberitahu para guru agar tegas kepada anak-anaknya
dan memberikan dukungan kepada guru-guru untuk menyatakan kesalahan
putra-putranya apabila putra-putranya melakukan kesalahan. Semua guru
mematuhi perintahnya, dan melakukan tugas dengan baik dalam mendidik
anak-anaknya, yang kemungkinan besar tidak akan terealisasi apabila
tanpa pengertian dan dukungan dari dirinya.
Kaisar Tang, Taizong menaruh perhatian khusus pada pendidikan moral,
dengan selalu memakai fenomena duniawi untuk dijadikan sebagai
contoh-contohnya. Pernah sekali dia melihat Sang Putra Mahkota
beristirahat dibawah sebuah pohon. Dia lalu memberitahu kepada putranya
itu : “Meskipun pohon ini tidaklah tegak lurus, tetapi ia dapat
dimanfaatkan sebagai sebuah bahan konstruksi yang sangat baik jika ia
dibuat lurus. Artinya sebagai seorang Kaisar, mungkin ia tidak
bertalenta tapi dia tetap dapat menjadi seorang Kaisar yang bijak jika dia
mau mencoba mendengarkan nasehat dari yang lain.”
Tidak ada komentar:
Write komentar